1 #1 PROLOG

Aku tidak tahu sebanyak apa orang membenci ku, aku pun tidak peduli dengan orang-orang terdekat ku yang tidak menganggap ku, karena pada dasarnya mereka semua sama, sama-sama akan menghilang.

Jika aku diciptakan untuk merasakan cinta itu semua salah, cinta dari orang-orang terdekat ku pun aku tidak pantas untuk mendapatkannya, dan tidak akan pernah merasakannya, kecuali dari wanita yang melahirkanku, dan kedua sahabatku.

Inilah kisah ku, kisah seorang wanita remaja yang jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri.

Mentari pagi telah menyinari kamar seorang wanita berumur 16 tahun..

" Sayang buruan bangun lihat Jam berapa sekarang ini sudah siang nanti kamu terlambat ke sekolah ". ucap seorang Karina mama Yuan.

" Iyaa maaa 15 menit lagi ". Teriakan Yuan di dalam kamar.

Sang mama pun meraasa sebal mendengar perkataan anaknya, tak segan-segan mama nya pun mendobrak pintu kamar Yuan.

"Buruan bangun nanti kamu terlambat udah ditungguin Bryan tuh di bawah " ucap sang mama sembari menarik selimut yuan.

" Arghhh yauda yuan mandi dulu mama tunggu aja di bawah sekalian bilangin ke sih curut suruh tunggu 20 menit bidadari datang oke " kata Yuan.

Sang mama pun terkekeh mendengar perkataan anaknya itu, lalu mama kebawah dan menyampaikan perkataan sang anak ke sahabatnya itu.

" Bray Yuan tadi bilang ke mama tungguin 20 menit nanti bidadari datang ".

Tuh orang lama-lama makin hari makin pede ajaa heran gue batin Bryan.

" iyaa tante Bray tungguin Yuan ko"_bryan.

20 menit kemudian Bray sudah menunggu lama tetapi si Yuan belum turun juga sebenernya Yuan mandi atau tidur lama banget, akhirnya manusia yang di tunggu tunggu datang juga.

" Hey Bray sorry ya lama soalnya tadi gue nyariin kaus kaki gue ngga ketemu temu dari tadi huh " ucap Yuan sambil mendengus kesal.

" Gue kira Lo tidur lagi, lama banget mending gue nungguin sapi dari pada nungguin Lo udah lama ngga pasti lagi " ucap Bray dengan senyum licik.

" Lama lama males gue sahabatan sama Lo nyebelin dasar curut loo " ucap Yuan tambah kesal lalu pergi meninggalkan bray.

" Eh sapi betina Lo udah ditungguin dari tadi lama sampe seorang bray yang ganteng ini jadi jamur layu main nyelonong ninggalin gue aja loo " ucap Bray sembari lari menuju sahabat nya.

Di jalan..

Yuan pov's

Dari tadi gue heran sama si Bray ko dia tumben diem aja di jalan ngga seperti biasanya yang selalu ngoceh tanpa henti malah gue yang di bikin bingung, entah lah terserah dia mungkin lagi ada masalah sama pacarnya, coba deh gue tanyain,eh tapi bukan urusan gue bodo amat deh.

Bryan pov's

Sebenernya gue kenapa sih? Ko hari ini beda ya, tapi ko gue ngerasa ada yang aneh?? Entah lah bukan apa-apa nggak usah dipikirin. Yuan ko diem aja apa gara-gara gue salah ngomong?

" Ehemmmmm, ko ada yg diem aja ya dari tadi ngga buka tuh mulut " cibir bray kepada yuan.

" Apa sih lo ganggu gue aja,gue lagi merenungi sesuatu nih " balas yuan tak mau kalah.

" Yauda lanjutin merenung nya sampe lo kesurupan, gue mau kekelas duluan " ucap Bray.

" Lama lama mulut Lo gue sumpelin pake sepatu bang boni baru tau rasa Lo " jawab yuan.

Bang boni adalah penjaga pos keamanan di depan komplek perumahan Yuan, ia terkenal dengan sepatunya yang baunya sangat menyengat. Jika Yuan mengingat sepatu bang Boni rasanya ingin muntah.

" Yauda yauda gue cape ngomong sama Lo Ngga ada akhirnya, nanti pulang sekolah gue tungguin di kafe depan "_bryan.

" Akhirnya... oke nanti gue kesana "_yuan

" Untung Lo sahabat gue kalo bukan aja udah gue lempar loo, Yauda gue duluan "_bryan.

*******

Susana kelas Yuan cukup ramai karena guru mapel sedang izin, ada yang membaca buku, belajar berjoget ria, ngegosip, main game dan masih banyak lagi, berbeda dengan Yuan, ia hanya duduk tegak seperti patung.

Disaat Yuan sedang melamun tiba-tiba ada seorang yang menggedor-gedor jendela pas di tempat duduk Yuan, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah jendela itu.

" Eh Lo Yuanrae Jane kan?? " Ucap seorang siswa itu.

" Iya kenapa? Lo sendiri siapa? " Jawab Yuan.

" Sini Lo keluar dulu, ngga ada guru ini " ujar siswa itu.

Yuan pun hanya mengangguk dan segera keluar kelas, mereka berdua pun duduk di bangku taman.

" Kenalin nama gue ribello kortiss, Lo nggak tau gue kan? Gue anak IPA 2, dan Emang gue juga yang jarang keluar kelas " ucap ribell.

" Ooh gitu, pantesan gue ngga pernah liat, btw Lo ngapain ke kelas gue? " Jawab Yuan seadanya.

" Nggak ngapa ngapain sih cuma iseng mau lewat aja, eh nggak sengaja keliatan kepala Lo, jadi gue samperin deh " balas ribell

" Ooh, yaudah Kalo gitu gue masuk dulu ya takut ada yang liat " ucap Yuan tersenyum.

" Lah baru aja duduk, kan nggak ada guru " jawab Ribell.

" Emm, yaudah deh, kenapa Lo nggak masuk kelas " ujar Yuan sambil duduk lagi.

" Nggak papa, gue lagi males di dalem, o Iya minta no WhatsApp Lo dong, biar enak kalo mau ngabarin " balas Ribell.

" Semua cowok tuh sama aja yaa, modus minta no WhatsApp " ujar Yuan asal ucap.

" Yaudah deh kalo gitu gue duluan " jawab Ribell.

" baperan amat jadi manusia " ucap Yuan jengah.

Ribell pun langsung memberikan handphone nya ke Yuan, setelah itu Ribell pamit untuk ke kelas.

*******

Sebentar lagi bel sekolah berbunyi, kini Yuan sedang duduk di bangku kelasnya, ia ingin sekali buru-buru pulang, ia tidak sabar rebahan di kamar kesayangannya. Tetapi niat itu ia urungkan, karena Yuan  ada janji bersama Bryan bertemu di kafe. Entah lah mungkin Bryan hanya mengajaknya makan saja.

Rifa melihat Yuan diam saja ingin sekali rasanya mencubit Yuan, Rifa mendekati Yuan " Yuan!! Lo kok diam aja sih gue kan butuh pendapat Lo " ujar rifa dengan wajah masam.

Yuan melihat Rifa dengan wajah kesalnya ingin sekali tertawa " Lo minta pendapat gue? Pendapat apa? " Tanya Yuan sambil menunjuk dirinya.

Rifa memutar bola matanya malas, sahabatnya ini seringkali membuat dirinya kesal " iya, menurut Lo gue bagus pake ransel pink ini atau ransel orange kemaren? " Tanya Rifa antusias.

Yuan jengah mendengar penuturan dari Rifa, pasalnya Rifa seringkali gonta-ganti ranselnya, padahalkan bagus semua " gue Nggak tau, selera Lo aja sih " jawab Yuan seadanya.

" His,,, lo mah Nggak asik " balas Rifa kesal, Yuan hanya tercengir melihatnya.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, kini saatnya Yuan pergi ke kafe Depan untuk menemui Brayn.

Setibanya di kafe mata Yuan mengamati penjuru ruangan tetapi ia tidak mendapati Bryan duduk disana.

" Dimana Bryan? " Gumam Yuan bingung " gue tunggu disini aja kali ya " ucap Yuan sambil duduk menghadap jalalanan

# Assalamualaikum readers

Gimana dengan cerita ini kalian pokonya harus pantengin terus di lapak aku yaaa biar tau kelanjutan kisah persahabatan mereka..

Disini aku baru awal bikin cerita, nanti kalian jgn lupa tinggalkan votes di bawah coment kalau ada yg ingin di sampaikan oke ... Happy reading

avataravatar
Next chapter