1 PENGHIANATAN

Ia berlari dengan kencang, tak ia hiraukan kaki telanjangnya yang sudah mulai lecet akibat berbenturan dengan jalan yang tak rata.

Sesekali ia tolehkan kepalanya kebelakang,  berharap bahwa sudah tidak ada lagi yang mengejarnya.

Dinginnya malam ini pun, tak dapat menghilangkan butir-butir keringat dari dahinya, dress putihnya yang sobek disana sini tak ia hiraukan,  dia terus berlari walaupun kakinya sudah seperti mau patah.

'Aku harus selamat' batinnya terus menjerit dan mengulangi kata yang sama.

Tiba- tiba saja di ujung jalan ia melihat sesosok laki-laki yang tengah berdiri menghadapnya.

Ia berpikir mungkin saja laki-laki itu adalah salah satu dari ksatria keluarganya, seakan mendapatkan sebuah harapan ia pun mempercepat larinya.

Mata biru samudranya membulat tak percaya pada apa yang dilihatnya sekarang, ternyata laki-laki itu bukanlah salah satu ksatria dari keluarganya.

Laki-laki berambut hitam dangan mata merah darah yang tengah memandangnya tajam itu adalah orang yang paling ingin dia hindari, orang yang telah membuatnya berlari sejauh ini, orang yang saat ini begitu ia takuti.

'Tap' ia berhenti berlari dan mulai memundurkan langkahnya secara perlahan.

"Apa kau pikir kau bisa lari dariku" ucapnya. Bahkan dinginya malam ini tak mampu menandingi dinginnya suara lelaki itu.

"Ke.. Napa, kenapa kau lakukan ini padaku? Pada keluargaku? Apa salah kami?" sahut gadis itu.

Lelaki itu mengabaikan pertanyaannya dan terus melangkahkan kakinya menghampiri sang gadis, lalu ia mulai mengeluarkan pedang yang sejak tadi tersemat di pinggangnya.

Melihat itu membuat sang gadis membelalak ketakutan dan memundurkan langkahnya.

'Buk' tanpa melihat kebelakang ia tersandung dan seketika itu juga ia jatuh terduduk di tanah.

"Serangga seperti kalian memang harus disingkirkan" ucap lelaki itu sambil menatapnya datar, kemudian ia ayunkan pedangnya ke atas siap untuk menebas leher gadis yang tengah menatapnya ketakutan.

'Apakah aku akan mati seperti ini? Tidak aku tidak boleh mati seperti ini, Dewa tolonglah aku!! Aku ingin menyelamatkan keluargaku!! Aku tidak ingin mati ditangan Bajingan itu!! ' isaknya pedih. Bahkan kepedihannya itu tak mampu ia ucapkan lewat mulutnya, rasa takut,  sedih, dan keputusasaannya lah yang membuat ia terbungkam.

Hingga akhirnya ia pejamkan matanya, dan berharap akan ada keajaiban untuk dirinya walaupun hanya secuil saja.

'Crusssshhhhh'

Satu ayunan pedang dari lelaki itu mengakhiri segalanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

'Hahh' ia terbangun, nafasnya memburu seolah-olah ia telah berlari dalam jangka waktu yang lama.

'Aku masih hidup?' ucapnya ragu sambil menyentuh lehernya.

avataravatar
Next chapter