webnovel

Epilogue

RASANYA AKU INGIN MATI SAJA!

Mengapa? rasanya sangat muak hidup seolah kau menjadi satu-satunya orang paling bersalah di dunia ini. Apa yang kau lakukan? tidak ada. Kau hanya merasa kesepian, tak di butuhkan, tak berguna dan membawa sial. Lantas untuk apa kau hidup?

Yah, begitulah aku dalam pikirku.

Semua terasa canggung. Kehidupan normal yang kudamba nyatanya rumit. Aku bukan mereka yang bersama orang-orang terkasih seperti keluarga. Aku bukan mereka yang populer dan banyak teman di sekolah. Aku bukan mereka! Aku bukan siapa-siapa, jadi lebih baik aku mati bukan!?

Ya Tuhan!

Eoh, benarkah? aku masih mengingat Tuhan di saat seperti ini? Seharusnya aku mengurungkan niatku dan berdoa kepada tuhan. Aku tahu aku bodoh, aku punya Tuhan lantas mengapa aku berniat bunuh diri?

Pandanganku buram. Air mata ini tak sanggup lagi terbendung di pelupuk mata. Aku kalah. Aku hanya bisa menangis meratapi semua ini. Sebenarnya apa masalahku?

"Hisk, menyedihkan. Aku tidak berguna! "

Lagi.

Tekadku pulih. Tak lebih baik, justru aku benar-benar terpukul oleh kenyataan. Gedung ini begitu tinggi dan aku berada di ujung. Jika aku salah melangkah sedikit aku bisa terjatuh dan mati. Yah! aku akan melakukan itu!

Angin malam ini terasa dingin, sekujur tubuhku gemetar. Aku tak bisa berfikir jernih. Sungguh aku ketakutan! Tapi jika aku terus hidup aku akan jauh lebih menderita!.

"Aku hanya sampah... "

Mataku terpejam. Tangan dinginku tak lagi berpegang erat pada pagar pembatas. Jika ini akhirnya, aku akan menanggung dosaku nanti.

Jika ini akhirnya, aku kalah dalam permainan Tuhan.

Jika ini akhirnya...

Bahkan aku belum sempat memulai apapun.

Tch!

Aku benci hidupku!

Angin berhembus kencang. Getaran hebat dan emosi negatif berkecamuk dalam diriku. Aku melangkah dalam angin dan seketika tubuhku tenggelam. Ini adalah akhir! ini bukan sebuah kisah yang kalian inginkan! ini-

"BODOH!! "

A-apa?

"BODOH! APA YANG KAMU LAKUKAN! "

Hah!?

Aku membuka mataku. Ini terlihat mengerikan! Aku bahkan semakin takut. Aku menoleh ke atas dimana pergelangan tanganku terasa sakit karena seseorang mencengkram nya. Mataku terbelalak. Aku ingin mati bodoh! tidak perlu bersusah payang menolongku!

"LEPASKAN! " Teriakku kencang dengan suara serak. Aku terlalu banyak menangis.

Kumohon jangan mempersulit, lepaskan aku dan aku akan jatuh untuk mati.

"LEPASKAN!! "

"TIDAK! AKU TIDAK TAHU APA MASALAHMU TAPI KAU BENAR-BENAR BODOH! "

Omong kosong. Orang asing bisa berbicara seperti itu. Tentu saja, ia tak tahu apa yang selama ini aku hadapi.

Ah, dia menarikku sekuat tenaga. Dia benar-benar menolongku tanpa berpikir ia juga akan jatuh. Eoh, laki-laki ini memang gila lebih dariku.

Bruk!

Ia berhasil menarik ku dan aku tersungkur di sampingnya. Ia masih mencengkram tanganku dan menghadang seolah mencegahku melakukan hal buruk.

Napas kami terdengar kelelahan. Keringat dinginku terus bercucuran bahkan kakiku rasanya lumpuh. Aku terduduk lesu dan kembali menangis. Ia melepas cengramannya.

Aku menangis.

Lagi.

Aku menangis sekeras yang aku bisa. Aku benar-benar ingin meluapkannya!

Tak ada yang terjadi. Tak terdengar apapun kecuali isak tangisku. Laki-laki itu seperti masih di depanku tanpa bersuara.

Aku masih terus menangis.

Tidak ada yang bisa menenangkanku.

Aku akan terus menangis.

Sampai pada akhirnya kepalaku terasa berat oleh sesuatu. Sebuah tangan mengelus pucuk kepalaku. Isak ku kian lirih. Apa yang ia lakukan?

Ia mengusap kepalaku perlahan. Apa yang terjadi? ini terasa menenangkan. Aku menengadah menatap laki-laki di depanku. Tak ada ekspresi apapun. Dia hanya menatap ku dan-

"Jangan menangis, Bodoh"