webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

97.) Masuk?

Kageyama melakukan jump serv ke 13.

Mengambil ancang ancang, bola di lempar, berlari sedikit lalu melompat tinggi.

Boom!

Bola keras di pukul olehnya.

Bless!

Libero musuh mencoba mengcover tapi gagal lagi.

"Yosha" teriak kami

.

"Astaga pemain mereka terlalu hebat" pikir pelatih klub voli SMA Maru

"Kita menyerah saja sensi daripada di permalukan" saran pemain cadangan

"Jangan bodoh, dengan menyerah itu perbuatan yang lebih rendah daripada kalah di pertandingan"

"Ya aku hanya menyarankan"

.

Kageyama melakukan serv lagi.

Boom

Bola cepat namun sayangnya terlalu rendah, akhirnya menyentuh net.

Musuh seperti punya harapan.

"Yoshaa" teriak mereka

"Ayo, satu poin ini bisa jadi pemicu poin poin berikutnya!" teriak kapten mereka

"Baik kapten" balas membernya

.

Kageyama tampak bangga, sebab inilah servis terlama yang bisa ia cetak.

"Nice serv Kageyama" teriak ku

.

Setter mereka melakukan servis atas normal.

Boom

Bola di cover dengan baik oleh Nishinoya.

"Kageyama cover" teriak Nishinoya

Kageyama melakukan toss cepat pada Hinata.

Bless! Boom!

Bola masuk dengan cepat tanpa blocker.

"Yoshaa, masuk!" teriak Hianta

Penonton kembali riuh sebab spike cepat itu.

"Menurut mu siapa yang paling hebat di antara mereka?" tanya kakaknya Tanaka pada Yachi, yang tiba tiba ada di sampingnya

"Sudah pasti Haruka, nomor 27, walaupun dia belum bermain, dia itu calon ace dan spesialis servis kami" ucap Yachi tanpa memperdulikan yang bertanya

"Yang botak itu tidak bagus?"

"Tanaka senpai juga bagus, tapi dia kalah jauh dengan Haruka, eh anda siapa?" tanya Yachi sambil menghadap yang menanyainya

"Perkenalkan, aku Saeko Tanaka"

"Tanaka? Kamu sodaranya Tanaka senpai?"

"Benar, lebih tepatnya aku kakaknya"

"Ah, perkenalkan aku Yachi Hitoka, aku calon manager di klub voli Karasuno"

"Salam kenal juga"

.

Aku masuk, menggantikan Kazuhito senpai untuk melakukan servis.

Sebelumnya di bangku cadangan.

"Haruka kamu masuk, gunakan servis keras mu, jangan buat celah pada musuh" suruh Ukai sensei

"Sampai akhir set?" tanya ku

"Tidak juga, jika sudah di 24 gagalkan servis mu, aku akan mengkode tim kita agar membiarkan musuh membuat poin jika benar terjadi"

"Baik sensei"

.

Aku mundur ke belakang, ku lihat muka pemain musuh sudah pucat.

"Yah terserahlah" pikir ku

Bola ku lempar tinggi ke atas.

Aku berlari lalu melompat, tangan ku ayun.

Boom!

Bless!

Pemain musuh belum sempat berreaksi, bola sudah memantul di lapangan mereka.

"Whooooooo!" teriak pendukung ku

Kurasa mereka keget sekaligus takjub juga, sebab inilah penampilan perdanaku.

.

"Apa itu serv?" tanya Kapten mereka

"Astaga, mereka bukan setingkat SMA lagi kapten" ucap pemain lain

Muka pemain musuh tambah pucat, pelatih mereka juga.

"Nice serv Haruka" sorak rekan setim ku

"Thank you"

.

Aku servis kembali.

Boom!

Servis keras, walaupun bisa di terima libero namun bola masih liar dan keluar arena.

"Ish ish, tanganya apa tidak patah itu" ucap Saeko

"Tenang, bola voli tidak membuat patah tulang, paling parah hanya sendi meleset Saeko san"

"Oh ku kira bisa mematahkan tangan"

Di lapangan libero mereka setelah menerima servis ku langsung meminta di ganti, dia keluar dengan di tandu.

Pertandingan di hentikan sebentar.

"Dia pasti mengalami kejang otot itu" ucap Nishinoya

"Bagimana kamu tau Nishinoya senpai?" tanya Hinata

"Ya saat pertama menerima servis keras Haruka aku merasakan kejang otot, ya saking kerasnya pukulan Haruka, namun jika kamu tau menceganya tambah parah seharusnya setelah menerima bola tangan mu harus kamu buka, jangan tetap menyatukan"

"Daichi san juga?" tanya Hinata

"Hampir sama, jika aku hanya merah, namun lama kelamaan otot pergelangan tangan ku juga sakit jika menerima servis keras Haruka"

"Wow" ucap rekan tim yang mendengar

.

Setelah pelatih musuh berkonsultasi dengan wasit, wasit memutuskan mengakhiri pertandingan, kami otomatis lolos ke babak 16 besar.

Bukannya senang, kami malah kecewa dengan keputusan pelatih musuh, baru juga pertandingan berjalan 6 menit, tapi sudah di end saja.

Di tribun setelah pertandingan.

"Sayang sekali lah, baru juga main sebentar" ucap Hinata

"Benar lah, aku bahkan belum spike spike" ucap Tanaka

"Aku juga belum" ucap Asahi

"Kalian tenang dan hemat tenaga, sebab pertandingan tadi kurasa kita akan mendapatkan match ke 7/8 mungkin" ucap Ukai sensei

"Eh, berarti jam 1 siang sensei?" tanya ku

"Benar, jam 1 mungkin, maka dari itu mari amati, kalian sudah tonton video pertandingan dari SMA date ko bukan?" tanya Sensei

"Sudah sensei" ucap kami, aku belum tapi ikut ikut saja sudah

.

"Wow, tim putri kita menang lagi" ucap Ku saat melihat info online

"Eh eh, sudah sampai di 1/4 final?" tanya Daichi

"Benar" balas ku

"Berapa skornya dan siapa lawannya Haruka kun?" tanya Suga

"Lawanya SMA Matsuyama, mereka unggulan ke 2 jika ku lihat dari infonya"

"Astaga berapa skornya!" teriak Daichi dengan atusias

"Sebentar, pertandingan 3 set, set pertama menang 29 - 27, set ke 2 kalah 19-25, set ke 3 menang 31 - 29" balas ku

"Hebatnya" pikir member voli lain

Note : klub voli putri SMA Karasuno bukan unggulan sama sekali, tahun lalu mereka gagal di pertandingan pertama jadi tidak termasuk unggulan, unggulan di nilai dari total kenangan, antara seleksi musim panas dan seleksi inter high.

Di sana juga tertera, SMA Niiyama berhasil menang dari SMA Date ko, 2 set, 25 - 16, 25 - 18

Pertandingan adik ku melawan SMA Jun sedang berlangsung, lalu di jam 10 Aoba Johsei yang bertanding.

Jam 9.

2 lapangan masih di gunakan untuk pertandingan ke 31 dan 32, satu lapangan sudah di gunakan untuk babak 16 besar.

Aoba johsei yang main pertama melawan SMA Koji.

SMA Koji merupakan SMA yang sebenarnya bukan unggulan, mereka berhasil lolos pertandingan pertama kurasa juga hoki, sebab lawan mereka adalah SMA jun yang notabenya agak unggul di voli, (ambil contoh dari klub putrinya)

Permainan di mulai, servis keras dari Oikawa langsung saja membuat poin untuk timnya.

Servis ke dua berhasil masuk lagi, namun di servis ke tiga bola bisa di tahan oleh libero mereka.

"Tch" ucap Oikawa tidak senang lalu berlari ke depan menempatkan diri sebagai setter lagi

Setter SMA Koji melakukan toss ace.

Boom!

Spike keras namun sayangnya bola membentur blocker, bola memantul kembali di lapangan area mereka.

Dari kejadian itu langsung saja ku ubah penilaian ku pada mereka, yang mulanya berkata bahwa mereka lolos adalah Hoki ku ubah dengan kata pantas.

23 menit berlalu

Koji bisa memberikan perlawanan namun sayangnya, pertandingan tetap di menangkan Aoba johsei dengan skor 25 - 21

Di set ke dua berjalan sekitar 25 menit, Aoba johsei kembali memenangkan pertandingan, dengan skor 25 - 19 memberi mereka tiket menuju babak 8 besar.

Oikawa datang di depan tribun ku.

"Haruka, ku tunggu kamu di babak semi final" ucapnya dengan nada sombong

"Diamlah Oikawa, ayo kembali" ucap wakil kapten mereka dengan menyeret Oikawa untk kembali ke dalam ruang klub yang sudah di sediakan

"Dengarkan itu Karasuno, jadi jangan sampai kalah sebelum semi final!" teriak Oikawa

"Jangan dengarkan Haruka kun" ucap Suga

"Ya tidak bisa, aku kan bukan orang tuli"

"Maksud ku jangan sampai mengganggu mental mu"

"Oh, tenang saja, mental ku kuat kok" (Buktinya lihat tingkah Istrinya pada Haruka)

Jam 11 pertandingan tidak ada yang seru, jadi sensei mengatakan kami untuk makan dulu saja, ternyata kami akan main di jam 2 nanti, jadwal baru sudah selesai di buat setelah 2 pertandingan terkahir berakhir.

Note : Hari ini, pertandingan 32 besar putra akan langsung di selesaikan, perkiraan selesai yaitu jam 6 sore.

Sementara untuk babak 16 besar, bola voli putri jam 12 sudah akan selesai, ke esokan harinya pertandingan 8 besar akan di selenggarakan, yang di bagi jadi 4 pertandingan.

Hari Kamis, 3 Juli, pertandingan 1 dan 2

Hari Jumat, 4 Juli pertandingan 3 dan 4, di hari ini klub putri akan bertanding di pertandingan ke 4 melawan Shiratorizawa.

Note : Mulai semi Final, pertandingan akan di lakukan di gedung olahraga utama.

Hari Sabtu, 5 Juli, 2 pertandingan semi final akan

Hari Minggu 6 Juli, Final.

Sementara itu, untuk bola voli laki laki.

Tanggal 3, babak 16 besar di laksanakan, namun dengan 2 lapangan saja, sampai berakhir tentunya.

Tanggal 4, babak 8 besar

Tanggal 5, babak 4 besar, atau semi final, laki laki main di siang hari, pagi hari untuk putri.

Tanggal 6, Final putra juga.

Tanggal 7 penyerahan mendali dan piala bagi putra dan putri, sekaligus pengumuman tim yang akan masuk nasional, mewakili prefektur Miyagi.

.

Kami semua makan bersama di penginapan, sebab ini sudah sepaket dengan biaya penginapan, jadi lebih hemat.

"Astaga kenapa hanya ikan sekarang" ucap ku

"Sabar, aku pernah melalui itu juga kok" ucap Tanaka

"Makan saja, ini sesuai kebutuhan kalian" ucap Ukai sensei

"Aku kurang sensei" ucap ku

"Tidak ada tambah, jika mau tambah itu ada sayur"

"Aku up" balas ku

.

Di Restoran Wagnaria.

"Hori san, mau pesan seperti biasa?" tanya Izumi

"Benar, tapi yang biasa itu apa ya, bukannya aku pesan makanan selalu berubah ubah ya Izumi kun"

"Aku?" tanya Izumi

"Eh bukan bukan, maksud ku Miyamura"

Miyamura tertawa karena salah ucap dari pacarnya ini.

"Pesan steak ayam Izumi san" ucap Miyamura

"Baik, lalu apa lagi"

"Ada menu baru?" tanya Hori

"Ada, namanya Tom Yum mulai dari lv 1 - 10 pedasnya, ku sarankan jika pesan ingat batas ketahanan perut"

"Tom yum?" tanya Hori bingung

"Makanan khas Thailand, menu baru sejak selasa kemarin, harganya 1800 yen per porsi, namun ku jamin kamu puas"

"Huh, minggu kemarin saja kamu bilang seperti itu, namun menunya karage"

"Ya itu memang puas bukan?"

"Ya benar puas sih, Miyamura saja minta di bawakan pulang, tapo sayang menunya sudah tidak ada ya"

"Masih ada, tapi bukan Karage spesial lagi, tapi karage biasa, rasanya juga enak"

"Dasar kamu ini, semua makanan di katakan enak, baiklah aku pesan Tom yum nya level 9"

"Eh Kyoko chan, apa kamu yakin? Izumi sudah kata sesuaikan dengan ketahanan perut loh" ucap Miyamura

"Aku kuat, jika tidak kuat ku serahkan padamu Miyamura kun"

"Tidak tidak, pesan yang lv 5 saja, jika kuat besok baru tingkatkan"

"Hmmzz"

"Ayolah daripada kamu sakit perut, kamu masih harus kerja jam 12.30 nanti"

"Ish baik, baik, Izumi san 1 tom yum lv 5, minumannya susu"

"Baiklah, 1 tom yum, 1 steak ayam, 1 susu, lalu Miyamura san minumnya apa?"

"Jus jeruk saja"

"Baiklah, apa ada yang lain lagi?" tanya Izumi

"Ice cream mochinya 4" ucap Miyamura

"Baik, mohon di tunggu ya"

"Tentu"

.

Di dalam dapur.

"Dino san, tom yum lv 5 satu, Konou ice cream mochi 4, aku akan mengurus yang setak ayam" ucap Adachi salaku pemimpin tim

"Baik Adachi san" balas mereka

.

Tak sampai 5 menit makanan sudah siap di hidangan.

Izumi membawa kan pesanan Hori dan Miyamura ke meja mereka duduk tadi.

"Wahh merahnya" ucap Hori

"Selamat menikmati ya" ucap Izumi

"Baik, terima kasih atas makanannya" ucap mereka berdua

.

Di kelas 10,5

Kelas terasa sepi tanpa adanya Haruka, tapi ya tidak terlalu sepi, sebab pasti ada saja tingkah 4 gembung, (Dulu 3 tapi ketambahan Yoshi jadi lah 4 gemblung)

"Woy, kembalikan buku ku" teriak Yoshitake

"Baik akan ku serahkan tapi aku punya pertanyaan dulu, jika benar buku ku kembalikan, apa kamu menerima?" tanya Tadakuni

"Lakukan, kamu jual aku beli" balas Yoshitake

"Aku punya apel 5, kamu ambil 6 berapa jumlah apel milik mu?"

Yoshitake kaget dengan pertanyaan itu.

"Sial itu jebakan? Atau sungguhan" pikir Yoshitake

Teman lain yang mendengar juga di buat berpikir sebab pertanyaan itu.

"Hey, ya mana bisa, jika kita gunakan penjumlahanan bukannya jadi negatif satu?" ucap Yoshi

"Sayang sekali jawaban mu salah wahai anak muda, jadi berapa Yoshitake kun?"

"5 buah"

"Tet tot, jawaban salah"

"Tunggu tunggu jadi jawabnya 0?"

"Tet tot kamu salah lagi"

"Lalu?"

"Tidak ada jawabannya, sebab aku tidak punya apel di sini hoho"

"Garing anjing!"

"Plak" Yoshitake menampar pipi Tadakuni

.

Jam 1 siang, kami kembali ke gedung olahraga untuk melihat Shiratorizawa bermain, sekaligus menunggu giliran kami jam 2 nanti.

Lawan mereka adalah Oghiminami, lawan yang kuat juga itu.

Priit suara peluit dari wasit pertanda memulai pertandingan.

Setter tim Oghiminami memulai serv.

Boom!

Jump serv keras darinya, namun sayangnya bola mampu diterima baik oleh Hayato Yamagata sang libero.

"Kenjiro cover" teriak Hayato

Kenjiro memberikan toss tinggi pada Ushijima.

Ushijima melompat

.

Booom!

Dentuman suara bola terdengar keras, walaupun sudah terblock bola masih saja bisa menembus.

Bless! (Bola menyentuh lantai)

Poin pertama untuk Shiratorizawa.

Para pendukung langsung berteriak histeris.

"Astaga opening yang sangat mencolok" ucap Ukai sensei

"Benar benar keras seperti Haruka" ucap Tanaka

Note : match pertama Shiratorizawa, Ushijima di cadangkan penuh 2 set, baru match ke dua dia di masukan.

"Aw aw apa kamu merasa tersaingi Haruka kun" ucap Saeko

"Eh siapa kamu?" tanya ku

"Aku Saeko Tanaka, aku kakaknya Ryunosuke Tanaka"

"Ehhh" para member voli yang belum tau Tanaka punya kakak lantas kaget, sebab kakaknya lumayan berani dan cantik (berani dalam hal berpakaian maksud author hehe)

"Kalian kenapa kegat, terpesona oleh kakak ku yang cantik ya, ish ish aku ganteng jadi jangan terlalu terkejutlah bahwa keturunan di atas ku juga ganteng dan cantik cantik"

"Huek"

"Botak sejak kapan ganteng?" tanya Raiki

"Kurasa seperti palkon" balas Ennoshita

"Iy iya seperti anjing coklat yang sedang berdiri" ucap Kinnoshita

"Bangsat, apa kalian maksud aku seperti penis!"

"Huss jangan teriak keras keras Ryu chan" ucap Saeko

"Nah lo kena marah kan" ucap Raiki

"Itu karena mu bangke!"

"Aku salah teman teman?"

"Tidak, kamu benar" balas kami semua minus Tanaka sendiri

"Kakak! Kamu setuju juga?" teriak Tanaka

"Hahahah maaf maaf, kamu memang seperti itu Ryu chan, pala botak mu yang licin itu sunggu nggeh"

Tanaka depresi sendiri sambil memeluk lutut menjauh dari kami.

"Aku bersumpah akan jadi gondrong" ucap Tanaka menyemangati dirinya

.

Kembali ke pertandingan.

Skor sekarang adalah 7-0 keunggulan bagi Shiratorizawa.

Beberapa menit kemudian, skor berubah jadi 9-2

13 - 6

17 - 12

19 - 15

25 - 17

Pertandingan selama 25 menit, dapat dimenangkan oleh Shiratorizawa dengan mudah.

Set ke dua.

Setelah istirahat selama 10 menit, kedua tim kembali bertanding.

Kali ini lawan lebih fokus menyerang, setiap kesempatan selalu di usahakan jadi serangan mematikan, mulai dari quick spike, hard spike, ataupun fake spike.

.

Prittt, peluit wasit di bunyikan, setelah 26 menit pertandingan, kemenangan untuk Shiratorizawa, dengan skor 25 - 21.

Kami selaku penonton memberikan tepuk tangan pada Oghiminami sebab mereka telag memberikan perlawanan yang epik bagi Shiratorizawa.

"Terima kasih!" ucap pemain Oghiminami pada penonton walaupun kalah

.

"Kalian ingin seperti itu, mengucapkan terima kasih tapi air mata kesedihan yang keluar?" tanya Ukai sensei pada kami

"Tidak sensei" teriak kmai

"Jika begitu, kalian menangkan pertandingan ini dan melajulah ke babak 16 besar!"

"Baik sensei!"

.

Jam 1.50 kami memasuki lapangan untuk pemanasan sebentar, sekaligus menunggu SMA Date Ko juga bersiap.

Sebelumnya, sebelum masuk ke lapangan kami berpapasan dengan pemain Shiratorizawa.

"Kalian hebat, terimakasih telah menghibur penggemar ku" ucap ku

"Whoooooo!" sorak rekam se tim ku yang kaget dengan kata kata ku

Salah satu pemain ingin maju menyerang ku, namun di tahan oleh Ushijima

"Jangan banyak omong, kita selesaikan di final taruhan kita" ucap Ushijima dengan nada berat seakan memberikan ancaman berat bagi kami

Mereka lanjut keluar arena, sementara kami masuk ke arena

.

"Woy Haruka katakan apa yang kamu pertaruhkan!" teriak Suga

"Hanya gelar ace mungkin" ucap ku

"Astaga, Ushijima itu ace yang sudah di akui setingkat nasional" ucap Asahi

"Eh kamu bisa tai Asahi san?" tanya Yamaguchi

"Hehe aku belajar dong tentunya"

"Dia hanya setingkat nasional bagi murid SMA, dia hebat lebih tinggi dari aku..."

"Jangan lupakan dia lebih keren dan lebih ganteng darimu" sela Tanaka

"Mau ku pukul anda?" tanya ku

"Hehe lanjutkan omongan mu saja"

"Dia hanya setingkat nasional bagi murid SMA, dia hebat lebih tinggi dari aku, jangan.."

"Kamu melupakan ganteng dan kerennya Haruka kun" ucap Nishinoya

"Hmmmz" ucap ku sambil memberikan lirikan mematikan

"Lanjutkan jangan hiraukan aku" kata Nishinoya

"Pokoknya dia itu hanya setingkat nasional bagi murid SMA, aku yakin jika ia bermain dengan orang dewasa dia hanya setingkat liga 2 mungkin, atau hanya setingkat provinsi mungkin, kalian ingat Yuya san bukan? Dia ace pukulannya juga keras tapi dia hanya setingkat provinsi" ucap ku

"Yuya itu beda cerita Haruka, dia tidak ingin berkembang, jadi dia hanya ingin di liga provinsi, kurasa jika ia main di divisi dua, ia bisa menimbangi paling tidak jadi middle block atau Wings spiker" ucap Ukai sensei

"Eh benarkah?" tanya ku

"Ya aku hanya merasa saja" balas Ukai sensei

.

Jam 1.52 Date ko memasuki lapangan, dengan seragam putih kebanggannya, mereka berjalan dengan gaya sok cool.

"Dulu kalian kalah ya dengan mereka" tanya ku yang tak sengaja seperti membuka luka koreng mereka

"Ugh, kamu kejam Haruka kun, kenapa mengungkitnya lagi" ucap Suga

"Ya aku hanya tanya bukan"

"Ya memang kami kalah dari mereka, bukan dalam hal serangan tapi kalah dalam hal blocker, kamu harus mewaspadai Aone berambut putih itu, dia blocker bertipe read block" ucap Dachi

"Baik Daichi san" balas ku

.

Kali ini aku menggantikan Kazuhito, sebagai middle block, jadi pemain yang akan bermain nanti adalah, Aku, Asahi, Kageyama, Tanka, Diachi, terkahir Hinata.

Sensei membuat strategi memaksimalkan full attack, tanpa memikirkan siapa blocker utama kami (maksudnya Haruka gak di pikirkan)

Jam 2, setelah pemanasan 10 menit, peluit wasit, pertanda pertandingan kami akhirnya di mulai.

Servis dari Kageyama.

Boom!

"Astaga terlalu rendah" pikir Kageyama setelah memukul bola

Jump serv keras namun sayangnya langsung membentur net.

"Jangan grogi Kageyama" ucap ku

"Aku hanya salah mengira tadi"

Poin pertama untuk Date ko.

Pertandingan dilanjutkan, serv atas normal oleh Kanji sang setter mereka.

Bola melambung.

Tanaka menerima bola, lalu di oper pada Kageyama.

"Oper!" teriak Asahi, padahal dia ada di area bertahan

"Astaga apa langsung 3m" pikir ku

Kegeyama memberi toss tinggi pada Asahi.

Asahi san melompat.

Aone dan si ace mereka bersiap siap memblokirnya.

Booom!

Bless!

Bola membentur tangan Aone, namun sayangnya bola memantul ke luar lapangan.

"Yoshaaa!" teriak Asahi

"Nice Spike Asahi san" ucap kami

1 - 1

.

"Maaf" ucap Aone

"Don't mind" balas rekan setimnya

Note : disini Aone sudah berpikir bahwa spike dari Asahi ternyata sudah meningkat pesat daripada tahun lalu, tapatnya saat interhigh.

.

Servis oleh ku yang memulai rotasi pertama tim kami.

Ku lihat lihat tim musuh sudah sangat fokus, apalagi si liberonya.

Note : Date Ko memasang strategi all def one attack, artinya 4 pemain spesialis deff, hanya satu sang ace sebagai penyerang, sebab mereka sudah menebak antara dua kemungkinan, pertama Haruka tetap di jadikan spesialis servis, ataupun jadi pemain inti, ya keduanya juga sama sama menakutkan menurut Date Ko, jadi mereka ingin main aman dulu"

Aku mundur ke belakang.

Ku lempar agak rendah.

Boom!

Keras dan cepet namun membetuk kurva prabola.

"Astaga" ucap Libro yang kaget karena ia mengira akan jadi jump serv pukulan menukik

Ia gagal merespon cepat, bola tersentuh oleh tangannya namun bola gagal di arahkan, bola tetap mengarah ke belakang.

Poin ke dua untuk kami.

"Yosh" ucap ku

"Nice serv Haruka"

.

"Astaga, servis tipuan juga" ucap Oikawa yang serius melihat

"Ini berbahaya" ucap wakil kapten mereka Iwazumi

"Aku kurang dalam hal pertahanan atas" ucap libro, Shinji

"Kalian tenang lah, sensei kira servis itu sebenarnya keluar lapangan, kalian lihat bukan posisi libero bahkan ada di 1,2 m dari garis belakang, bola seperti itu sensei pastikan jatuh di luar garis" ucap Pelatih mereka

"Jadi aku harus membiarkannya sensei?" tanya Shinji

"Biarkan jika kamu di kondisi yang serupa"

Oikawa memikirkan pendapat yang berbeda dari pelatihnya, ia berpikiran, jika jump servis kerasnya saja akurasi bisa 60%, kurasa kesempatan untuk servis lebih pelan itu lebih dari 60%.

"Sensei aku kurang sependapat, tapi aku tidak akan mengatakan secara langsung di sini" ucap Oikawa

"Baik, kamu katakan di penginapan nanti" balas pelatihnya

.

Pihak Shiratorizawa masih normal sekarang, sebab mereka rasa penyerangan Karasuno masih bisa ditangani.

.

Pertandingan berlanjut.

Servis ke dua oleh ku.

Pemain bertahan lebuh fokus lagi.

Ku lempar tinggi.

Libro musuh langsung menebak bahwa pukulan ku akan keras, jadi ia bersiap dengan penerimaan bawah.

.

Boom!

Bless!

Bola cepat dan keras, bisa di terima oleh Libero musuh, tapi langsung memantul liar, dan tidak dapat di selamatkan.

"Wooooooooo!" teriak para penonton saat melihat aksi servis ku

.

Permainan berlanjut lagi, hingga poin 11 - 1, akhirnya servis ku dapat di patahkan ketika aku melakukan float serv, itupun juga hoki dari Aone, musuh tidak menyiniyakan kesempatan, bola di toss oleh setter, walaupun tidak sempurna hebatnya sang ace bisa memanfaatkannya dan mengubahnya jadi poin untuk mereka.

"Yoshaaa!" teriak mereka seakan lepas dari penderitaan

.

Ada sesuatu sebelum selesai chpter ini yang membuat author jadi agak kena mental, menurut kalian yang blom tau bagaimana pendapatmu?

Nih