webnovel

19.) Terdiam

Ku kendarai motor ku menuju ke kantor pos terdekat. Tentunya ku cari yang 24 jam pelayanannya.

Kubuka pintu masuk, kulihat tidak ada orang yang mengantri, jadi langsung saja aku ke meja pelayan untuk mendaftarkan paket ku.

"Malam pak ada yang bisa kami bantu?"

"Ini pak saya ingin mengirim paket"

"Bisa pak boleh saya catat dulu informasi yang ada?"

"Bisa"

"Atas nama pengirim siapa"

"Haruka Shinomiya"

"Nama penerima?"

"Yuki Kashiwagi"

"Alamat penerima"

".... Tokyo"

"Baik akan saya timbamg dulu paketnya"

"Oke" serah ku paket padanya

"Seberat 200 gram, untuk perjalanan ke Tokyo kami punya express dengan estimasi waktu 1 hari tapi dikirim besok, reguler 3 hari..."

"Yang langsung hari ini pak" sela ku.

"Jika anda ingin langsung hari ini saya menyarankan ada Si cepat Expres dalam 12 jam"

"Yang lebih cepat"

"Kami punya juga tapi harganya tinggi apa anda mau?"

"Tidak apa"

"Baik pengiriman premium dengan estimasi waktu 1-3 jam dan di antarkan oleh kurir khusus kami"

"Baik saya terima itu"

"Total biaya adalah 4000 yen pak"

"Ok" kuserahkan uang pecahan 10rb yen

"Ini kembalian 6000 yen pak" ucapnya lalu memberikan ku no resi paket.

Namun karena hanya 1 kurir khusus kurasa hanya akan dikirimkan oleh 1 orang tanpa berhenti di gudang dulu.

Aku sengaja tidak memberitahukan bahwa paket itu berisi kartu dengan harga 5 miliar, ku katakan keterangan hanya kartu permainan.

Ku buka hp ku dan ku kirimkan pesan ke Shou.

"Shou aku telah menjual gambar mu dan aku dapat untung agak besar dan aku jadinya tidak enak karena menghargai kartu mu dengan uang kecil"

Shou langsung membalas pesan karena kebetulan dia sedang on dan sedang berada di rs menemani Futaba.

Lalu dibalsnya pesan Haruka.

"Eh bagus dong jika sudah laku, aku kan sudah menjualnya padamu jadi uang itu sepenuhnya milik mu Haruka kun"

"Tetap saja aku tidak enak padamu, begini saja ya aku akan mentransfer mu sekitar 10 juta yen ya, anggap saja uang itu adalah hadiah dariku"

"Eh..." Shou yang melihat nilai uang 10 juta yen langsung terdiam

Di Rumah Sakit

"Shou kamu kenapa" tanya Futaba

Ditengoknya Futaba.

"Aku jadi kaya Yuki chan"

"Apa maksud mu?" Tanya Futaba

"Begini aku kan jual barang ku pada Haruka kun teman mu waktu kecil itu sebesar 80rb yen dan 40rb untuk mu, katanya barang ku laku dengan harga lebih tinggi dan dia tidak enak pada ku jadi dia ingin mengirim lagi uang sisa'

"Berapa Shou kun?"

"10 juta yen"

"Barang apa yang kamu jual?" Futaba kaget

"Hanya kartu permainan"

Ponselnya berdering lagi.

"Oy kamu mau tidak jika tidak ya sudah akan ku sumbangkan saja ke panti" dari Haruka

"Aku mau Haruka kun dan jika kamu mau menyumbangkan ke panti maka aku juga ingin menyumbang 1 juta dari yang kamu berikan" jawab Shou

Aku yang di depan Kantor pos

"Lah nih orang baik ya ternyata" pikir ku

"Oke Shou, akan ku berikan pada mereka akan ku kirim langsung ya"

"Oke Haruka kun"

Ku kirimkan 10 juta Yen padanya.

Ku ketik pesan lagi pada nya

"Sudah ku transfer ke rek mu, jangan banyak tanya dan terima saja, jika kamu mengembalikan berarti kita tidak perlu jadi teman lagi, masalah sumbangan ke panti tetap akan ku sumbangkan atas nama mu sebesar 1 juta yen" ketik ku

"Ahh Haruka kun ini yang paling ku tidak suka darimu"

"Hello aku juga tidak suka sifat mu yang menolak pemberian itu jadi terima saja ok"

"Umm ok Haruka kun terima kasih"

Ku buka forum donasi untuk panti asuhan

Ku buka web dan ku temukan ada 5 panti yang sedang krisis, lalu ku kontak adminnya

"Permisi selamat malam, Saya Haruka dan saya ingin berdonasi untuk 5 panti yang sedang krisis itu"

Tak kusangka balasan dari admin donasi itu cepat

"Malam tuan Haruka, kami siap menerima donasi anda apa dalam bentuk barang atau uang?"

"Uang"

"Seberapa banyak"

"1 juta yen per panti asuhan, namun atas nama 5 orang berbeda apa bisa?"

"Atas nama siapa saja?"

"Shou, Futaba, Haruka, Saki, Nihara

"Untuk donasi itu secara acak atau pilihan ada sendiri?"

"Acak saja tidak apa"

"Boleh ku minta no rek nya"

"....." Walapun di web sudah ada namun tetap ku minta dengan harapan bahwa admin tetap positif respon pada ku

"Sudah ku kirimkan dan Ini bukti transfer nya" ucap ku lalu mengirim ss riwayat transaksi sebanyak 5 juta yen

"Terimakasih atas Donasi anda tuan, serta bolehkah saya tanya alamat tuan Haruka?"

"Untuk apa?"

"Kami disini akan memberikan dokumen dan sertifikat karena memberikan donasi yang besar"

"Oh jika begitu Saya Saki dan Nihara di ... Dan dapatkan mengirim ke alamat yang berbeda?"

"Bisa Tuan Haruka"

"Ok Untuk Shou dan Futaba ada di ....."

"Ok Tuan Haruka dokumen dan sertifikat akan kami kirim paling lambat 2 hari"

"Oke jawab ku"

Aku kembali lagi ke apartemen namunada pemandangan aneh di parkiran, yaitu terparkir sebuah mobil ferari 466 yang sepertinya ku kenal, tapi karena sudah agak petang aku tidak melihat no platnya.

Aku parkirkan motor ku dan ku kunci stang dan aku naik ke lantai 3 untuk bertemu dengan saki lagi dan tentunya mandi bareng😘.

Kubuka pintu apartemen.

"Saki chan mari mandi bersama sekarang!!' teriak ku tanpa sadar ada tamu yang sangat penting dan sangat tragis untuk hidup ku.

"Dasar Haruka kun bodoh apa dia tidak lihat situasi di sini" pikir Saki yang sedang di tatap oleh mertuanya

Kiyoko dan Yuiga yang mendengar kata kata Haruka menjadi agak kesal karena anaknya sekarang malah tidak tau sopan santun.

"Haruka kun duduk ke sini sekarang!" Bentak ibunya

"Ara Ibu dan Ayah datang?" Ucap ku lalu terdiam

"Astaga kenapa kedua orang tua itu datang, aoa salahku lagi padanya, bukankah nama ku telah di coret dari daftar kk nya? Bukankah mereka sudah mengusir ku dan tidak ingin bertemu aku lagi? ...." Semua pertanyaan terkumpul di pikiran ku

"Haruka kun mari nak duduk di sini" kata ayahnya dengan halus

"...Um" balas ku pelan laly berjalan mendekat

"Kapan kalian datang?" Tanya ku

"Itu tidak penting, Sekarang ku tanya padamu kenapa kamu tiba tiba menikah dan kenapa saat kamu menikah tidak pernah mengabari ibu dan ayah, apa seberat itukah mengabari kami bahwa kamu telah menikah?" Tanya Ibu ku sangat galak

"Amit amit dah punya ibu galak seperti ini" pikir ku

"Umm gimana ya jawabnya"

"Jawab dengan lantang dan tegas Haruka!!" Bentak ibunya

"Jawab saja nak, walaupun kamu hamil di luar nikah kami tetap akan menerima jawaban darimu" ucap sang ayah

"Begini ibu ayah, Aku akan bercerita dulu tentang Saki Yoshida ini"

"Tidak perlu kami sudah tau dari tadi" jawab Ibu ku sinis

"Ok ok ok, Alasan ku menikah dengan Saki Yoshida adalah karena aku menyukainya..."

"Atas dasar suka tidak bisa langsung membuat mu menikahi seorang wanita Haruka!" Sela ibuku

"Diam dulu ibu aku belum selesai bicara"

"Yang cepat makanya"

"Nih orang ga sabaran banget" pikir ku, Saki , dan ayahku sendiri

"Aku menyukainya karena suatu sebab, dan setelahnya aku tinggal bersama dengannya dan suatu malam aku melakukan kesalahan yang membuat ku harus bertanggung jawab padanya, Kalian mengajarkan ku untuk bertanggung jawab jika melakukan suatu kesalahan dengan cepat bukan? Jadilah besoknya aku langsung menikah dan untuk mengabari dirimu maaf banget sebelumnya aku tidak kepikiran sama sekali" jawab ku yang entah akan melukai Perasaannya atau tidak

"Astaga beneran hamil di luar nikah?" Pikir Yuiga

"Apa? Tidak kepikiran sama sekali?apa kamu sudah menyingkirkan kami dari daftar keluarga mu?" Tanya ibu ku

"Secara teknis kalian lah yang menyingkirkan ku, aku tidak pernah menyingkirkan kalian dari daftar kedua orang tua ku, namun aku ingat pelajaran bahwa aku juga seorang Shinomiya yang akan tetap teguh jika keputusan sudah di buat, sesuai pula dengan tahun lalu dimana ibu mengusir ku dari rumah parahnya lagi ibu menunjukan kk yang dimana nama ku sudah tidak ada, jadi aku beranggapan kamu dan ayah tidak ingin menginginkan ku lagi" ucap ku tertunduk dan menahan air mata karena mengingat memori tubuh ini ketika di usir

"Anak bodoh siapa yang mengusir mu, kami hanya memberikan hukuman padamu untuk belajar menghormati orang lagi dan merasakan bagaimana hidup mandiri tanpa orang tua" kata ibuku dengan lembut

"Lalu kenapa mengusir ku?kk itu?"

"Kami memberi mu hukuman pengasingan diri tanpa adanya campur tangan kami dalam kehidupan mu lagi dan kk itu palsu" kata ibu

"Ayah tidak ikut ikut loh ya Haruka kun, keputusan itu di berikan oleh kakek mu dan disetujui ibumu, aku tidak setuju sebenarnya namun karena Suara ayah di keluarga kalah jadi Sayah hanya bisa mengikuti aturan ibumu, namun percayalah aku selalu menanyakan kabar mu"

Ibuku berdiri dan langsung memeluk ku air mata ku pecah tak terbendung Ayah ku juga ikut memeluk ku dan mengajak Saki bergabung.

"Maafkan aku Haruka kun, menjadi ibu yang buruk, seharusnya aku tidak membiarkan kamu pergi waktu itu"

"Maafkan ayah juga"

"Dan Saki chan tetap jaga kesehatan untuk mu dan bayi mu ya"

"Umm" ucap Saki tanpa sadar

Kami kembali duduk lagi.

"Saki chan apa kamu benar benar menyukai anak kami Haruka?" Tanya ibuku

"Saya menyukainya dan berjanji akan menemani dirinya bahkan ketika kesulitanpun" jawab Saki

"Dan Haruka apa yang telah kami ajarkan padamu hingga berani menghamili Saki chan ini" tanya Sang ayah galak gantian

"Eh? Hamil?" Tanya Saki tanpa sandar

"Loh bukannya tadi Haruka mengatakan kesalahan yang menyebabkan dia menikahi mu"

Aku hendak berkata namun aku langsung di injak kaki ku, mungkin Saki takut dan malu karena alasannya adalah dia membuat ku berjanji menikahinya, tentu juga jika alasannya keluar dari mulut ku akan ku buat berlebihan.

"Dia tidak menghamili ku duluan Om.." jawab Saki namun disela

"Panggil saja kami Ibu dan Ayah"

"Umm baik Ayah, alasanya adalah waktu itu Haruka dengan sengaja tidur di ranjang yang sama dengan ku, waktu itu tanpa hubungan pacar, dia mencium ku dan paginya ku tahu dia di samping ku dan memluk ku dengan erat tanpa tau apa yang terjadi lagi tadi malam, aku menangis waktu itu karena aku seorang wanita dan bagaimana bisa tidur seranjang dengan laki laki dan bahkan bukan suami atau pacar ku, Haruka lantas menjanjikan bahwa dia akan bertanggung jawab tanpa tau apa juga yang terjadi tadi malam"

"Oh dan sampai sekarang kamu belum hamil?" Tanya Ayah

"Kurasa belum ada tanda tanda nya"

"Memang benar Haruka yang patut di salahkan, dia yang tidak sopan dengan tidur seranjang dengan mu, Haruka kun tindakan mu sudah tepat untuk bertanggung jawab" ucap sang ayah

"Baik sudah cukup bicaranya, Haruka mari kembali pulang dan segera ceraikan Saki" ucap ibu

"Huh kenapa harus ku ceraikan"

Saki yang mendengar perkataan ibuku langsung mematung seketika.

"Kamu dan Saki belum tentu berhubungan badan dan Saki tidak hamil bukan, jadi ceraikan dia dan kembali lagi ke rumah, Kakek tidak akan pernah menerima Saki di keluarga Shinomiya karena latar belakangnya"

"Haruka bagaimana ini?" Tanya pelan Saki padaku

Ku pegang tangan nya dengan lembut seakan mengatakan untuk tetap tenang.

"Begini ibu, Aku tetap Shinomiya yang akan menjunjung martabat seorang wanita dan memegang teguh janji ku, Jika aku berkata aku akan tetap bersama Saki maka kamu tidak bisa ikut campur urusan ku, jika itu menyebabkan aku di coret dalam daftar keluarga maka biarlah, andai kamu tau ibu Saki sekarang sudah jadi tanggung jawab ku, ku limpahkan hidup ku untuknya dan ku gunakan waktu ku untuk membahagiakannya"

"Kamu masih bocah tau apa tentang tanggung jawab!"

"Ibu dengarkan aku, sebenarnya aku tidak ingin membengkang padamu ataupun pada perintah mu namun sekarang inilah hidup ku dan Saki adalah piroritas ku bukan lagi keluarga Shinomiya dulu, prioritas ku sekarang adalah keluarga Shinomiya ku sekarang antara aku dan Saki" kata ku

"Aku juga mencintai Haruka Ibu, Walaupun aku belum menunjukan kehebatan ku sebagai pendamping nya namun aku berjanji di masa depan aku akan menunjukannya dan ku buat Keluarga Shinomiya tidak malu karena menerima ku sebagai menantu mereka" kata Saki

"Kalian lulus" kata Ayah ku

"Heh?" Kata ku dan Saki

"Sebenarnya Ibumu sedang menguji Kalian apa memang benar kalian mencintai satu sama lain, itu juga terjadi pada ayah dan ibu dulu, sama juga yang memberikan pertanyaan adalah pihak wanita(ibu Kiyoko yang jadi neneknya Haruka) bukan laki laki"

"Anak kita telah dewasa sayang" kata ibuku pada ayah

"Benar sayang, Haruka kun sudah bisa belajar dari kesalahannya" kata ayah ku

"Eh eh" kata ku lagi

"Sudahlah Haruka kun tidak perlu pusing keluarga kita tidak seperti keluarga utama Shinomiya yang terlalu memberatkan para menantunya, kami punya cara unik sendiri, karena sudah jelas sekarang maka kami berdua akan kembali" kata ibuku

"Dah bikin senam jantung asal balik aja" pikir ku

"Rumah kami selalu terbuka untuk mu Haruka kun, pilihlah waktu yang tepat untuk bermaaafan dengan Kakek dan Nenek serta dik mu Hiyori" kata Ayah ku yang muali berdiri

"Oy kalian tidak boleh pulang! Sudah bikin senam jantung dan langsung ingin pulang, pintuku akan terkunci agar kalian tidak bisa kembali" kataku pada mereka

"Eh apa maksud mu Haruka kun?" Tanya Saki

"Oho jadi apa yang ini kamu lakukan boca ku yang manis" tanya Ibuku

"Mari makan bersama dulu, jangan harap kalian bisa keluar hidup hidup jika tidak makan makanan yang dibuat Saki chan dulu"

"Oh tentu kami sangat bersedia Haruka kun" jawab Ayah ku

"Uwaa ini enak sekali Saki chan kamu sangat pandai memasak" kata ayah ku

"Terima kasih atas pujian mu ayah"

Kulihat ibuku agak tersinggung

"Oy pak tua kamu, katakan saja mau mu bahwa kamu ingin berkata makanan Saki lebih enak ketimbang makanan yang ku buat bukan?"

"Ibu tenang lah ayah hanya memuji makanan Saki" lerai ku

"Tidak Haruka kun, sebagai wanita aku sudah paham akan kode darinya!"

"Oho lalu apa maumu huh! Harusnya kamu harus lebih bisa belajar lagi setelah merasakan masakan Saki ini"

"Maaf saja laki laki tua aku terlalu sibuk dengan kertas kertas itu"

Beginilah aslinya keluarga Shinomiya khusus keluarga Haruka, yang bukanya menjunjung sopan santun ketika bersama, mereka hanya sopan ketika bertemu orang asing namun akan beda cerita dengan keluarga mereka sendiri.

Ring ringg

Suara ponsel Ibu berdering lalu di angkatlah telepon itu.

"Halo ibu dimana kamu dan ayah sekarang" tanya Hiyori

"Kami sedang keluar ke tempat Haruka kun" langsung jawab Ibu tanpa basa basi

"Lah kok aku tidak di ajak padahal aku sangat merindukan kakak" suara Hiyori terdengar pada ku

"Oh aku juga belum mengatakan padamu ya Haruka kun, Kami sekeluarga juga sepakat jika bertemu dengan mu akan berpura pura membencimu" kata Ayah ku

"Keluarga ku ternyata mempermainkan diriku kurasa" jawab ku

"Sabar Haruka kun" jawab Saki

Kembali ke telepon

"Kamu tadi belum pulang dari klub voli mu jadi kami pergi sendiri, kamu pasti belum tau rahasia kakak mu ini"

"Rahasia apa ibu"

"Selamat kakak mu telah menikah kemarin"

"Huh jangan bercanda ibuuuu"

"Tidak bercanda, jika ingin tau kelanjutanya akan ku berikan langsung hp ku pada Haruka kun"

"Berikan langsung!"

Kuterima hp dari ibuku

"Halo Hiyori" kata ku

"Uwaaaa kakak bodoh kenapa kamu menikah dulu katanya kamu sayang padaku!!"

"Eh kita sayang hanya sebatas adik kakak Hiyori jadi jangan berlebihan"

"Pokoknya aku tidak setuju kamu harus bawa istrimu padaku akan ku tes dia apa beneran cocok jadi pendamping mu"

"Umm tentu jika kita bertemu lagi akan ku kenalkan padamu, akan ku tutup ya bye" ku tutup telepon nya

Ring ring

Ponsel berbunyi lagi kumatikan lagi

"Ibu silahkan pulang urusan mu sudah selesai bukan?"

"Baik baik kami akan segera pulang, ingat Haruka kamu bisa selalu datang di rumah, kuharap cepat kudengar kabar darimu, kurasa kakek dan nenek mu sudah sangat merindukan dirimu" kata Ibuku

"Tentu"

"Dan satu lagi umur kalian kan masih muda jadi jangan terlalu terbawa nafsu dan membuat kalian lupa pengaman akhirnya malah Saki hamil, ingat Haruka selalu bawa pengaman dulu! Kamu baru boleh memiliki anak ketika sudah lulus sekolah paling tidak lulus sma!"

"Baik ibu"

Saki yang mendengar kata pengaman lantas membuatnya tersipu malu.

"Mari kita berfoto dulu Haruka Saki" kata Ayah

"Baiklah kita befoto di ruang tamu saja" kata ku

Setelah berfoto beberapa gaya akhirnya usai sudah kunjungan Ayah dan ibu ku.

Pukul 7.30

"Untunglah tadi saat pergi aku tidak bau badan" kata Saki

"Hehe kamu pasti syok ya"

"Senam jantung ku tidak mau berhenti Haruka ku, apalagi saat ibumu mengatakan kamu harus menceraikan ku serasa jantung ku akan melompat keluar" kata Saki

"Ya memang begitulah Keluarga ku, kadang bisa mengintimidasi kadang juga sangat humoris"

"Benar juga kata mu Haruka kun apa lagi saat mereka menceritakan kamu ketika kecil, cerita mereka tidak bisa membuat ku berhenti tertawa"

"Lupakan hal itu, ingat saat itu aku hanya terjatuh di lumpur dan tak sengaja menginjak kotoran kuda oke"

"Itulah hal lucunya Haruka kunnnn" ucap Saki sambil mencubit pipi ku gemas

"Berhenti Saki chan itu sakit" kata ku

"Ucucucuu" Goda Saki

"Saki ayo mandi bersama, sudah gerah aku ini" kata ku

"Eh masih mau mandi sekarang?"

"Tentu mau, tadi kan tertunda akibat ibu dan ayah datang" kata ku

"Umm baiklah ayo mandi bersama" balas Saki.

"Turunkan aku dulu Haruka kun"

"Tidak usah aku kuat, biar ku gendong istri ku sampai ke kamar mandi"

"Itu memalukan turunkan aku sekarang"

"Tidak"

Saki hanya bisa pasrah di gendong sampai di luar kamar mandi, kamu melepaskan baju di luar agar tidak basah.

Kulepaskan baju ku dan celana ku, terlihatlah Junior ku yang tegak berdiri namun ku coba tutupi dengan handuk.

"Ayo Saki lepas pakaian mu, mandi harus telanjang kamu tau?"

"Umm" jawab Saki lalu melepaskan satu persatu pakaiannya

"Bra dan Cd sekalian" kata ku

"Aku malu lah Haruka kun"

.

.

.

.

.

Next chapter