6 Sihir yang telah lama hilang

Aku memasuki ruangan itu dan saat pintunya menutup, ruangan itu berubah dalam sekejap.

"Wah?!" (Iruha)

Bagaimana aku mengatakannya ya.. Soalnya, ruangan ini.. Sepenuhnya dipenuhi dengan warna pink dan banyak sekali boneka. "Kamar siapa ini?" kataku.

"Ughh---" (Trace)

Yah, ughh katanya.. Aku melihat ke guru Trace, dan menemukan wajahnya sama terkejutnya denganku. Yah paling tidak itu adalah wajah yang menunjukkan bahwa dia terkejut, menurutku. Soalnya, wajahnya tidak terlihat sedikitpun, maksudku wajahnya hitam semua seperti dibalik bayangan. menyipitkan matanya dan ekspresi wajah poker, aku bisa melihat bahwa dia sedang menunjukkan wajah seperti itu.

"Ahh.. *uhuk* i-ikuti saja aku ya..?" (Trace)

"Ba-baiklah" (Iruha)

Yah, kenapa kau berbicara seperti sedang bertanya?

Dia menepuk tangannya *pekk* dan *wooosh* ruangan itu berubah lagi, sekarang ruangan ini terlihat seperti altar pahlawan yang ada di game RPG. Cuma bedanya, ditengah ruangan ini tidak ada lingkaran sihir melainkan simbol elemen dan simbol lainnya yang berjajar melayang membentuk lingkaran.

"Pergilah kesana, dan berdiri di tengah-tengah pilar simbol itu. Lalu konsentrasikan pikiranmu pada aliran mana-mu" (Trace)

Aku berjalan kesana dengan hati-hati, karena khawatir akan terjadi sesuatu padaku.

Aku berdiri di tengah pilar simbol, dan mengkonsentrasikan pikiranku ke aliran manaku seperti yang guru Trace perintahkan. Aku mencoba berkonsentrasi, membutuhkan sekitar 20 detik sampai aku berhasil merasakan aliran manaku. Manaku, seperti yang dikatakan orang-orang, itu sangat lemah, aku mungkin tidak bisa menggunakan sihir level tinggi.

*wooosh-wooosh* Pilar-pilar simbol itu mulai bergerak mengitariku, sedikit demi sedikit waktu, kecepatannya meningkat, mataku tak sanggup mengikutinya. Dan lalu *siish* pilar-pilar itu mengeluarkan cahaya dan pergerakannya melambat sampai akhirnya berhenti.

(Akhirnya berhenti kah? Lalu bagaimana hasilnya?)

"Guru, pilarnya sudah berhenti jadi apa skill yang kumiliki?" (Iruha)

"Eh.. Aku tidak bisa melihatnya, hanya orang yang melakukan tes yang bisa melihat hasilnya. Lihat saja sekitar dan cari pilar simbol yang bercahaya yang paling terang, itu menandakan bahwa kau memiliki potensi dengan sihir itu. Disana terdapat 9 simbol.. Simbol api dan elemen lainnya seperti air, tanah, listrik, angin.. Jika salah satu atau beberapa simbol elemen bercahaya, itu artinya adalah kekuatanmu, contohnya jika simbol api yang paling terang berarti sihir mu adalah api. Cahaya terang melambangkan efektifitas tinggi terhadap penggunaan sihir tersebut, jika redup berarti kau masih bisa menggunakan sihir tersebut walaupun cuma hanya sihir level rendah, dan jika tidak bercahaya kau tidak bisa menggunakan sihir tersebut--" (Trace)

"Oh.." (Iruha)

Dia menjelaskannya terlalu panjang, jadi mungkin singkatnya, jika simbol api yang mempunyai cahaya yang paling terang itu artinya aku adalah pyromaniac (pengguna sihir api), dua cahaya terang penyihir ganda, dan jika kelima elemen semuanya bercahaya terang, dia adalah seorang jenius langka dan bisa disebut sebagai titisan dewa atau anak dewa begitu?

"Bagaimana dengan 5 simbol lainnya..? Mata dengan posisi vertikal, daun yang berbentuk menyerupai tanda 'plus' (+), pedang, palu dan obeng, dan sesuatu seperti lingkaran sihir. Apa penjelasan mengenai 5 simbol itu?" (Iruha)

"Uhum, sepertinya mengenai kelima simbol itu.. Eh, lima?!" (Trace)

Kenapa dia begitu terkejut? Oh.. Kalau tidak salah tadi dia menjelaskan bahwa hanya ada 9 simbol.

"Iya, lima.. Mata, pedang, palu dan obeng, lingkaran sihir, dan daun berbentuk plus (+)" (Iruha)

"Tunggu! Mata?! Maksudmu simbol mata dengan posisi vertikal, begitu?!" (Trace)

"I-iya!" (Iruha)

"Aku pernah membacanya di perpustakaan tingkat kelima, aku menemukan bahwa sebenarnya simbol sihir dunia ada 10, dan yang terakhir itu berbentuk mata. Simbol mata yang berarti kekuatan pengaruh mental makhluk hidup, kau hanya perlu menatap mereka dan mengalirkan beberapa mana pada matamu dan orang yang kau tatap bisa menerima gangguan mental bahkan kematian jika mereka tidak sanggup menahan sinyal darimu. Tapi, simbol dan eksistensi sihir itu telah punah seratus tahun lalu pada masa perang besar antara pengguna sihir dengan perancang alat sihir, sekarang sihir itu bisa dianggap sebagai sihir kuno. Dan ngomong-ngomong soal sihir ini, rumor mengatakan bahwa orang yang mendirikan sekolah khusus untuk pengguna sihir-pedang di timur mempunyai sihir mental" (Trace)

"Sekolah pengguna sihir-pedang?" (Iruha)

"Itu adalah sekolah yang rata-rata muridnya adalah orang yang tidak mempunyai sihir serangan melainkan buff. Sehingga mereka menggunakan sihirnya untuk memperkuat pedang mereka untuk bertempur, bukan hanya itu saja. Orang yang tidak punya mana atau sihir namun mempunyai kemampuan berpedang juga bersekolah disana, bahkan ada beberapa orang yang mempunyai sihir serangan namun masih masuk kesana" (Trace)

Oh.. Aku mengerti! Itu adalah sekolah yang cocok dengan keadaanku!

"Ahh tunggu, kenapa malah membicarakan tentang sekolah lain!?yang lebih penting.. Jangan bilang kalau.. Simbol yang mempunyai cahaya paling terang adalah.. Simbol mata?!" (Trace)

"Ya, itu benar!" (Iruha)

Aku mengacungkan jempol pada guru Trace, dan tanganku yang lain memegang kertas, disana tertulis angka "100!!" dengan tinta berwarna merah.

"APA?!!!" (Trace)

Wah, aku tak menyangka reaksi guru Trace akan seperti itu.

"Apa itu benar?! Kau tidak bercanda, bukan?" (Trace)

Dengan entengnya, aku berkata "Tidak". Yah, mungkin dalam situasi ini guru Trace akan memberitahukan kepala sekolah tentang kekuatanku, kemudian sekolah akan mendidikku dengan khusus dan merahasiakan kekuatanku dari sekolah lain. Itu sering terjadi di dalam novel yang aku baca, jadi ayo ikuti alurnya saja, bersikap polos dan sok tidak tahu-menahu.

"Jika itu benar maka.. Iruha, tolong jangan beritahukan tentang kekuatanmu pada orang lain, termasuk guru-guru dan kepala sekolah sekalipun!" (Trace)

Lah, eh.. Kok? Sepertinya, ini tidak seperti di cerita-cerita novel yang kubaca.

"Ke-kenapa demikian?" (Iruha)

"Pokoknya jangan beritahu siapapun, dan jika ada seseorang yang menanyai tentang kekuatanmu. Bilang saja pada mereka kalau kau hanya memiliki sihir buff" (Trace)

"Tapi, aku tidak mempunyai sihir buff apapun, kalau saja mereka tidak percaya dan memintaku untuk membuktikan sihir buffku, gimana?" (Iruha)

"Kemarilah ulurkan tanganmu" (Trace)

Aku mengulurkan tanganku dengan telapak tangan di atas (posisi meminta), lalu guru Trace menempatkan tangannya di atas tanganku (posisi memberi). Aku merasa seperti ada kekuatan sihir dan sejumlah mana yang besar masuk kedalam diriku.

"Aku membagi 1/4 manaku dan beberapa skrip sihir buff padamu, harusnya sekarang kau sudah bisa merasakan mana yang mengalir di dalam tubuhmu bertambah dan mendapat ingatan tentang penjelasan dan cara penggunaan sihir buffnya" (Trace)

"Ah iya, aku bisa merasakannya. Terima kasih, guru Trace. Seperti yang kamu katakan, aku tidak akan memberitahu siapapun tentang kekuatan murniku" (Iruha)

"Tidak, aku yang seharusnya berterimakasih padamu. Sekarang ayo kita keluar dari ruangan ini" (Trace)

Aku dan guru Trace keluar dari ruangan itu dan menemukan Milly sedang tiduran di sofa sambil memainkan handphone-nya. Dia menyadari kehadiran kami dan langsung berdiri.

"Ah, guru! Apa sudah selesai?" (Milly)

"Semuanya sudah beres! Jadi apa yang ingin kamu lakukan disini? Hanya menemani Iruha?" (Trace)

"Ha-haaaa?!! Me-me-menemaninya?! U-u-untuk apa aku menemaninya kesini?!" (Milly)

Hmm? Wajah Milly memerah dan ucapannya jadi gagap. Ada apa dengannya ya? Apa dia tiba-tiba sakit?

"Hahahaha! Guru cuma bercanda saja, jangan dianggap serius, hahaha!" (Trace)

"Moohh, bercandamu itu tidak lucu, guru!" (Milly)

Dan kemudian, mereka berbincang sekitar 10 menit, sepertinya Milly hanya ingin tahu cara untuk mengontrol kekuatannya. Sementara itu, aku hanya mencoba-coba sihir buffku pada benda yang kubawa, seperti pensil. Aku membuff isi pensil itu dengan buff [Sharpen], itu membuat pensil itu menjadi tajam. Aku mencoba menggoreskan ujung pensil itu pada kulitku, dan hasilnya aku berdarah. *crooot-burrr* da-darahnya! Darahnya keluar terlalu banyak!! Terlalu tajam, terlalu tajam bahaya, bahaya!

Fiuhh, untung saja guru Trace menyelematkanku, kalau tidak aku bisa mati kehilangan banyak darah tadi.

"Jadi, spesialis-mu adalah sihir buff ya?" (Milly)

"Yah, sepertinya begitu.." (Iruha)

"Ah itu bagus, tapi mungkin.. Kau akan dipindahkan ke kelas crafter, atau kelas senjata.." (Milly)

Itu.. Tentu saja, karena aku bilang kalau sihirku hanya buff, dan itu akan berguna kalau aku menjadi crafter atau pengguna senjata.

"Tenang saja, nak Iruha. Bilang saja kamu ingin masuk kelas mana antara crafter atau senjata? Aku akan menjamin agar kau bisa masuk ke kelas yang kau pilih, jadi.. Kau ingin masuk ke kelas mana?" (Trace)

"Eh.. Umm.." (Iruha)

Hmm, kalau aku masuk crafter, aku bisa membuat beberapa alat atau senjata sihir sesuai yang aku inginkan, tapi sepertinya semua peralatan yang dibuat tidak bisa digunakan tanpa izin dari sekolah, dan juga para crafter menyokong senjata untuk kelas senjata. Itu melelahkan tahu, aku membuat senjata tapi senjata itu malah diberikan kepada orang lain.

Dan untuk kelas senjata, kelas agresif, mereka bisa bertarung jarak dekat maupun jauh menggunakan senjata yang sudah diperkuat oleh para crafter dan ditambah buff lagi saat mau digunakan untuk bertarung. Sepertinya di antara kedua kelas itu, aku lebih milih kelas senjata. Eh, tunggu sepertinya ada yang kurang.. Kalau tidak salah ada kelas simbol sihir juga kan, mereka juga sebenarnya ahli tentang sihir buff.

"Anu, bagaimana dengan kelas simbol sihir?" (Iruha)

"Uhh, sebenarnya kelas itu hanya dipilih langsung oleh kepala sekolah dan diajari langsung olehnya. Kepala sekolah orangnya keras, kalau kau masuk ke kelas itu kau bakal merasa seperti sedang ada di neraka. Bahkan, dari 30 tahun lalu sampai sekarang, tidak ada satupun murid lulusan kelas itu" (Trace)

"Hmm, tapi yang kudengar dari ketua osis, kalau kelas itu masih aktif, mereka memberi buff kepada senjata yang digunakan oleh murid-murid terbaik di sekolah..?" (Iruha)

"Memang masih aktif, namun.. Itu aneh kan, selama 30 tahun kelas itu tidak punya lulusan sama sekali sampai sekarang? Dan yang lebih anehnya lagi, murid kelas itu tidak bertambah sama sekali, total murid yang mencapai hanya 5 orang saja. Dan kelas itu hanya menerima murid lagi setelah tahun kelulusan muridnya" (Trace)

"Eh.. Kau bilang, tidak ada yang lulus." (Iruha)

"Ya maksudku seperti kelas itu hanya menerima murid setiap 4 tahun sekali. Dan saat seharusnya muridnya menerima kelulusan, tidak terdengar kabar apapun tentang mantan murid disana. Seperti mereka menghilang begitu saja satu hari sebelum kelulusan" (Trace)

"Oh begitu.." (Iruha)

Itu aneh.. Seperti mereka lenyap *poof* begitu saja. Dan lagi, setelah tahun ajaran baru sesudah kelulusan, murid lamanya menghilang dan kelas itu menerima, mungkin lebih tepatnya merekrut 5 murid baru lagi.

"Hmm, kalau begitu.. Aku akan masuk kelas senjata" (Iruha)

"Kelas senjata, apa kau yakin?" (Trace)

"Ya, tentu saja!" (Iruha)

"Baiklah, aku akan segera melaporkan ini pada kepala sekolah untuk memindahkanmu ke kelas senjata besok" (Trace)

"Terima kasih.. Kalau begitu aku pamit dulu" (Iruha)

Aku berjalan ke pintu dan berjalan ke kelasku, menyadari itu Milly tergesa-gesa berterima kasih pada guru Trace, dan mengejarku.

avataravatar