1 Meteor di malam hari

"Yosh! Waktunya berangkat sekolah!" Kataku, memegang gagang pintu rumahku

Aku membuka pintu dan keluar dari rumah untuk segera berangkat sekolah

Aku mengucapkan salam kepada orang tuaku, "Ibu, aku berangkat sekolah dulu ya!" dan kemudian menutup pintu kembali

Ibuku berkata sambil melihat keluar jendela, "Hati-Hati, semoga sekolahmu lancar.."

Mengabaikannya, aku bergegas berlari menuju sekolah

Di tengah perjalanan, ada seseorang yang meneriaki namaku dari belakang

"Iruha.."

Teriakan pertama, teriakan itu tidak terdengar olehku karena jarak antara diriku dan orang yang meneriaki namaku cukup jauh

"Iruha..!!"

"Iruha..!!!!"

Teriakan kedua dan ketiga, aku sudah bisa mendengar teriakan namaku namun masih samar-samar

"IRUHA!!"

Teriakan keempat, Aku menyadari namaku dipanggil oleh seseorang dari belakang

Aku menghentikan langkah kakiku dan melihat ke belakang

Aku menemukan seseorang sedang berlari ke arahku

Gaya rambut dan pakaiannya seperti anak nakal.. Seragamnya dikeluarkan, dasinya belum dipasang, tidak memakai almamater, rambutnya ada seperti bekas pikok

(Note: Pikok itu apa yah namanya itu, kayak ngecat rambut gitu lah pokoknya)

"Oh, Azfa..!" (Iruha), sambil melambaikan tangan

"Daritadi dipanggil-dipanggil gak nyaut.. Duh, budeg apa?!" (Azfa), ngos-ngosan

(Note: ngos-ngosan.. Kayak kecapean gitu kalau udah lari kan suka sesak tuh, nah saya nyebutnya ngos-ngosan :v)

"Ahaha.. Sorry lah, jadi ada apa?" (Iruha), melanjutkan berjalan menuju sekolah

"Gak ada apa-apa sih.." (Azfa)

"....." (Iruha)

"....." (Azfa)

Aku menundukkan kepalaku dan berkata, "Kau pernah minum baygon gak, fa?"

"Belum lah, ngapain juga aku minum baygon.. Dan juga kenapa kamu bertanya seperti itu?" (Azfa)

"Gak ada alasan sih.." (Iruha), bersiap untuk berlari

"....." (Azfa)

Aku mengambil nafas panjang sebelum mulai berlari

Aku membuang nafasku dan berteriak, "GARING BANGET SIH NJIRR!!" kataku sambil berlari

"Wo-Woi!!" (Azfa)

Azfa mengejarku dengan sangat cepat tapi aku tak kalah cepat dengannya.

Kami berlari dengan cepat menuju sekolah untuk keluar dari suasana yang garing nan mencekam itu

Sesampainya di sekolah kami berdua ngos-ngosan karena berlari tanpa henti

"Hah.. Capek..!" (Azfa)

"Nah, Azfa.. Bukannya kamu punya motor? Kenapa kamu tidak membawanya hari ini?" (Iruha)

Aku merapikan bajuku sambil terengah-engah kecapekan

"Ah.. Itu karena.. Motorku baru aja rusak kemarin pas lagi ikutan nge-drag di deket GB*A.. Hehe" (Azfa)

Dia malah bertingkah bodoh seperti menggaruk kepalanya saat mengatakan hal itu.. Hadeh..

"Hehe apanya..? Motor rusak malah ketawa. Eh, masa motornya rusak tapi mukamu baik-baik saja?!" (Iruha)

"A-apa maksudnya itu..? Apa kamu mengejekku Iruha, udah kerad ya kamu?" (Azfa)

Aku bertanya seraya meledek dan bergurau dengannya, namun kulihat dia mengepalkan tangannya, aku bergegas meminta maaf padanya

*kretek kretek* (sfx: Suara jentikan jari atau apalah namanya)

"Ti-tidak bukan itu maksudku.." (Iruha)

Tiba-tiba seorang guru datang dari dalam gerbang dan meneriaki kami

"Hey Kalian!"

Kami mendadak menggigil setelah guru itu memanggil kami dengan nada marah seperti itu, tekanan yang sangat kuat dari seorang guru killer, kataku.

"Apa yang kalian berdua lakukan di depan gerbang?! Cepat masuk sebentar lagi upacara!"

"Si-siap pak!"))

Kami mematuhi perkataannya karena takut dihukum, dan buru-buru masuk ke kelas.. Akhirnya sampai di kelas, aku menyimpan tasku, begitu juga dengan Azfa. Dan langsung bergegas pergi ke lapangan untuk melaksanakan upacara

Upacara dilakukan dari jam 7 sampai jam 8 WIB

Waktu sudah menunjukkan angka 8, upacara sudah selesai dilakukan

Aku kembali ke kelas seorang diri setelah dibubarkan

"Hah.. Kenapa harus ada upacara? Kukira setelah masuk ke SMK tidak akan ada upacara.. Sialnya.." (Iruha)

Aku duduk di bangku-ku dan mengeluarkan buku untuk mengerjakan pr

"Mana belum mengerjakan pr, pr-nya Matematika lagi.. Sialnya hari ini!!" (Iruha)

Azfa menyampiriku setelah melihatku seperti putus asa, mungkin ini pertama kalinya dia melihatku seperti ini?

"Yo Iruha.. Tumben kamu seperti itu?" (Azfa)

Dia duduk di meja di sebelahku dan menyimpan kakinya ke mejaku seenaknya

"Seperti itu.. Apa maksudmu?" (Iruha)

"Yah.. Biasanya kan kamu energetic soal urusan sekolah, tapi hari ini kamu terlihat lesu sekali" (Azfa)

Dia kemudian entah kenapa melihat langit-langit kelas dan tersenyum saat melihatnya, mungkin karena itu digambari pemandangan luar angkasa

"Nah.. Lihat lah Iruha, langit-langit kelas kita.. Ini sangat indah bukan?" (Azfa)

Aku berhenti menulis kemudian melihat ke arah langit-langit kelas dan bertanya balik, "Yah tentu saja, kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Dan siapa yang punya ide seperti ini?" (Azfa)

Aku mengabaikannya dan lebih baik melanjutkan mengerjakan pr-ku saja

"Hei, apa kau deng-" (Azfa)

"Kalau kamu mencoba menghiburku, carilah cara lain.. Aku malah merinding saat kamu mencoba menghiburku dengan cara seperti ini tahu?!" (Iruha)

"Kau!!" (Azfa)

Aku berhenti menulis lagi, dan menutup buku tugasku

"Sudah beres!!" (Iruha)

"CEPAT SEKALI?!!" (Azfa)

Teman-teman kelasku langsung melihat ke arahnya untuk beberapa saat lalu mereka melanjutkan kegiatan mereka lagi

Aku menyombongkan diriku sendiri pada Azfa dan melontarkan kata-kata yang heroik untuk diriku ini, "Heh.. Kau pikir aku ini siapa?"

Azfa tak sempat untuk membalas kalimatku karena guru (botak) sudah datang

Dia kembali ke tempat duduknya lalu menyiapkan peralatan tulisnya

Guru botak itu langsung saja memulai pelajarannya

Waktu sekolah akhirnya berakhir setelah bel berbunyi pada jam 3 sore

Aku dan Azfa pulang bareng karena kebetulan rumah kami searah

"Yo Iruha.." (Azfa)

"Apa?" (Iruha)

"Main warnet kuy?" (Azfa)

Aku mengecek jam dari hp-ku

"Boleh.. Kalau dibayarin mah" (Iruha)

"Haha bagus.. Oke aku bayarin! Ayo cepat keburu penuh" (Azfa)

Kami berdua lari menuju warnet langganan kami..

Kami bermain warnet sampai jam 8 malam

Main Dota, lose streak.. Kami keluar dari warnet dengan wajah penuh emosi kemarahan

"Main 4 jam.. 6 match.. 1 kali menang, 5 kali kalah... Sepertinya aku memang sial hari ini" (Iruha)

"Sabar bro.. Bukan kamu aja yang sial, aku juga sial karena sudah bermain bersama kesialan mu itu" (Azfa)

Kami berdua menundukkan kepala kami ke bawah karena kecewa, dan menghela nafas.. *hah*

"Ha.. Ha.. Ha.. Sudahlah mending kita pulang, udah malem juga nih" (Iruha)

*Duarr duarr* (sfx: kembang api)

"Wawwhh.. Kembang api!" (Azfa)

Dia berlari ke arah kembang api itu terlihat, dan memanggilku

"Oi Iruha cepat kesini.. Ini mungkin bisa menghilangkan stress dan kesialan mu untuk hari esok" (Azfa)

"Baiklah.." (Iruha)

Aku berjalan kesana dan berdiri disamping Azfa kemudian melihat ke langit dan menemukan kembang api menghiasi langit malam

Aku merasa kagum dengan kembang api itu, tapi perasaan kagumku serentak menjadi teror setelah aku melihat sesuatu seperti meteor jatuh yang tersembunyi karena kembang api.

"Hei.. Apa itu.. Meteor..?" (Iruha)

Perasaanku tidak enak mengenai hal ini, tubuhku hampir tidak dapat digerakkan sama sekali.

"Eh.. Meteor? Dimana?" (Azfa)

Aku menunjuk ke langit dan berkata, "Itu disana". Aku berusaha keras untuk menunjuk ke langit, lho.

Azfa melihat ke arah yang ditujukkan olehku dan dia melihat meteor jatuh.

Rasa takut dan gemetar menyeliputi kami berdua, dan beberapa detik setelah meteor itu terlihat oleh kami, sekarang giliran orang-orang yang ada disekitar kami, lebih tepatnya lapangan terbuka di depan kami, semua orang melihat ke atas. Entah kenapa, aku bisa merasakan rasa takut mereka.

Meteor itu sangat besar, tidak mungkin orang tidak bisa melihat itu.

Bulan pun bahkan tertutup karena besarnya meteor tersebut.

Semua orang berlari ketakutan, tidak peduli lingkungan sekitar, mereka hanya mementingkan keselematan diri mereka sendiri.

Saling dorong, saling pukul, demi menyelamatkan nyawa mereka meskipun mereka tahu tidak akan selamat dari meteor itu.

Aku hanya menyaksikan meteor itu terjatuh dan tenggelam dalam pikiranku.

"Iruha..! Sadarlah" (Azfa)

Aku tersadar karena Azfa menamparku, namun masih tetap tidak bisa bergerak sedikit pun lalu aku berkata..

"Tidak ada gunanya.."

"Tapi!-" (Azfa)

Semua orang pasrah, keadaan menjadi sunyi, mereka semua yang tadinya ribut menyelamatkan diri mereka.. Sekarang mereka hanya bisa terdiam menunggu jatuhnya meteor itu.

"Sialan.." (Azfa)

Dan akhirnya, beberapa menit kemudian meteor itu jatuh mengenai tanah dan menyebabkan ledakan yang sangat besar.

*Duuaaarr* (sfx: ledakan)

Ledakan itu sudah dekat jaraknya denganku sampai akhirnya aku dan orang yang berada di sekitarku terkena ledakan itu.

Seluruh dunia berubah hanya dalam 1 malam dan 1 tragedi.

Penglihatanku menjadi putih semua.

"Apakah.. Ini.. Akhir dunia?" (Iruha)

Aku mengatakanku itu sambil menggigil ketakutan, bahkan suara hampir tidak terdengar oleh diriku sendiri setelahnya.

Beberapa detik kemudian penglihatanku menjadi hitam semua.

-------------------

Aku bisa merasakan tubuhku lagi dan aku pun juga mencoba untuk membuka mataku.

Mataku perlahan terbuka sedikit demi sedikit, hal yang pertama kali aku lihat adalah langit-langit kamarku sendiri.

Aku kemudian bangkit dari posisi tidurku ke posisi tubuh bagian atas (badan) berdiri dan tubuh bagian bawah (kaki) tetap di posisi semula saat aku tertidur.

"Apakah tadi itu mimpi?" (Iruha)

Aku bernafas lega karena aku masih hidup, mungkin kemarin itu hanya mimpi?

Aku berdiri dari tempat tidurku dan meregangkan tubuhku

"Yoss! Saatnya berangkat sekolah!" (Iruha)

avataravatar
Next chapter