2 1

Pagi datang menyinari bumi, setelah malam panjang terlewati. Sungguh hari yang menyenangkan untuk dijalani bagi semua orang. Razia Mayla, siapa yang tak kenal dengan gadis cantik bersurai hitam pekat, tingginya hanya 155 namun sungguh memiliki paras yang menawan para lelaki. Razia yang akrab disapa Zia merupakan gadis berusia 19 tahun yang kini tengah menempuh kuliah fi salah satu perguruan keagamaan negeri di Jawa Timur.

Hari senin merupakan hari yang sangat dihindari oleh banyak orang, bukan karena apa tapi karena senin merupakan hari yang panjang setelah liburan datang menjemput. Jangan lupakan senin sungguh membosankan. Begitupun juga dengan Zia.

"Senin oh senin kenapa senin lagi, kuliah lagi kuliah lagi... udah gak punya pacar jomblo udah 6 tahun, dikira ngrebut pacar orang melulu, sungguh menyebalkan..." ungakp Zia ditengan kegiatan menulis materi yang disampaikan oleh dosen kepada dalah satu temanya bernama Linlin.

"Udahlah Zi terima nasib aja, kan dia udah ngantungin kamu 2 tahun masa kamu masih galau aja, katanya gak mau jadi wanita rendahan. Nih ya, aku kasih saran kamu mendingan kamu tu cari kenalan baru aja atau kamu mau aku kenalin sama temen ku" sambil menulis materi Linlin memberikan saran pada Zia meskipun dengan suara pelan agar dosen tidak medengar.

"Bener mending kamu cari yang lain aja, rugi dong muka cantik cuma dikira pelakor aja. Upsss sorry Zi gak mermaksud" tambah Rima kepada Zia.

"Eh kaliam berdua tu ya enak tinggal ngomong doang... lah sini aku yang jalanin sakit hati tau. Udah deket 2 tahun eh ditinggal jadian sama yang lainya. Dosa apa aku ini, udah cantik, imut, baik, gak suka julid juga. Huhhhh" kata Zia dengan nada penuh keputisasaan.

" Yang pojok belakang kenapa dari tadi berisik aja hah.... gak tau ada dosen didepan... mau gantiin saya disini hah... mentang-mentang perempuan bisa ngobrol sesuka hati. Kalian tau gak kalau perempuan sudah gosip yang namanya lautan samudra juga diterjang. Fiem dengarkan saya didepan" perkataan dosen yang sangat membahana kembali terdengar ditelinga para mahasiswa.

Entah siapa yang memulai tapi satu persatu mahasiswa mulai diam mendengarkan perkataan dosen. Tak terasa sudah 2 jam berlalu dan akhirnya tibalah daat istirahat.

Zia yang mendengarkan perkataan temanya sungguh membuat ia kepikiran sampai sekarang. Memang cowok menyebalkan yang meninggalkanya demi wanita lain merupakan teman SMA. Tapi kan meskipun cuma tan dekat pantas kan Zia merasa cemburu??? Ayolah cewek mana yang gak sakit hati udah dibaperin selama 2 tahun eh taunya dianya malah jadian sama cewek lain. Sungguh malang nasib Zia.

Tak terasa mereka, Zia dan teman-temanya telah sampai ke langganan mereka untuk mengisi perut. Kenalkan teman-teman Zia yang banyak memiliki keaneragaman hayati. Linlin, cewek gendut satu ini yang paling cerewet diantara mereka, tapi juga yang paling dewesa, dianggap segai emak dalam grup Zia dan teman-temanya. Linlin ini udah punya pacar, pacaranya udah dari SMA. Selanjutnya ada Rima, si kurus kebalikan dari Linlin. Tapi jangan salah Rima ini cerewetnya 11 12 sama si Linlin. Rima ini paling doyan makan, paling hedon diantara yang lainya, paling banyak gebetan tapi tetep aja juga jomlo....

Next ada Ipit, dia itu yang paling lola diantara temen-temenya, Ipit udah punya pacar ya guysss meskipun pacarnya juga satu jurusan sih tapi beda kelas, paling suka jalan-jalan si Ipit ini. Yang ke empat ada Fia. Fia itu yang paling pendek dari semuanya, tapi si Fia ini yang paling bija diantara yang lain, yang paling soleh juga dan yang paling rasionalistis dari keenamnya. Yang terakhir ada Nita. Si cuek yang gak ketulungan tapi yang paling baik banget sih Nita ini.

Diantaran semuanya si Zia nih yang paling anah, kadang normal kadang juga konslet. Otaknya gak cuma nyabang satu pihak tapi behhhh banyak pihak banget.

"Buk seperti biasa ya 6 bungkus" kata si Rima dengan nada yang keras.

Maklum itu tempat langganan mereka, jadi gak perlu ragu lagi gimana hebohnya mereka ketika memesan makanan.

"Siyap mbak-mbaknya" saut ibu warung dengan gaya yang sama seperti Rima.

"Zi... tadi aku lihat si Okta nglirik kamu terus. Sepertinya dia masih gak terima deh kamu gituin, secara kan masih sayang gitu"

"Idih si Ipit jangan-jangan kamu suka ya sama Okta samapi segitunya" biasa Rima selalu ngegas kalau soal cowok, secara kan dia jomblo.

"Eh Rim bener loh kata Ipit emang Okta natap Zia terus kan yang gak dengaja liat jadi dipantengi itu Okta ada apa" jawab Linlin meskipun gak diajak bicara.

"Udah biarin aja itukan hak dia mau ngapain juga" balas Zia gak berminta dengan topik obrolan.

"Gini ya... secara gak langsung si Okta masih ngarep tuh kan se-"

"Bener kata Fia dia masih ngarep Zi" dasar mulutnya si Rima emang auto ngegas kalai soal gibaj.

"Elah Rima sabar napa kalau ada orang ngomong" lanjut Fia dengan nada bete.

"Tau tu Rima ngegas mulu bawaanya"

" Nit.. kamu sih gak liat tadi gimana kan kalau lihat bisa tau giamana tatapanya si Ok-"

"Mbak udah ya totalnya 70 ribu" potong bu warung dengan menyerahkan pesanan pada Linlin

" Makasih ya buk, ini uangnya pas. Ayuk cepet pulang lapar nih aku" Linlin udah diluan naik momtor meninggalkan temennya dibelakang

"Cus mamam aku udah laper"

"Wokeh oteweh bro..."

"Smangat amat kalau soal makan" respon Nita membalas Zia dan Rima yang udah naik kemontor mansing-masing.

***

Sesampainya dikos tempat istirahat meraka, Zia dan lainya langsung memulai untuk menyantap makanyanya masing-masing. Kegiatan seperti inilah yang mereka tunggu, makan sambil bercanda setelah menjalani kuliah yang panjang.

Telepon zia... telepon zia.... (nada dering Zia yang mengguanakan suaranya sendiri)

"Okta nelfon guys" kata Zia dengan meandang teman-temanya.....

Next

avataravatar