1 Telat ke sekolah

Di sebuah rumah mewah terdapat seorang remaja yang masih berada di alam mimpi. Siapa lagi kalo bukan Rayhan saga febriano kesayangan semua orang.

Ia adalah anak kesayangan dari keluarganya dan selalu di manjakan serta dituruti segala keinginannya. Selama ini ia tak pernah merasakan kekurangan kasih sayang dari paman maupun bibinya serta ia tak merasa kesepian karena kehadiran kedua sepupunya.

Bisa dikatakan Rayhan lebih disayang dari Raffano Arlan haldio dan raffino erlan haldio sepupu kembarnya. Tentu saja hal itu membuat Rayhan sangat senang dan bahagia, di sayangi semua orang itu adalah hal yang paling membahagiakan.

Tapi ketahuilah terkadang, ia juga merindukan orang tuanya. Meskipun ada paman dan bibinya yang menggantikan peran mereka, tapi tetap saja Rayhan merasa ada yang kurang di dalam hidupnya.

Anak mana yang tak merindukan orang tua nya bahkan ia sudah 6 tahun lamanya tak bertemu dengan mereka. Jangankan 6 tahun 1 tahun aja kita sudah sangat merindukan orang tua kita jika berjauhan, bertemu sekali pun dalam 6 tahun ini, ray tak pernah lagi. Bisa dikatakan, ia mungkin sudah lupa bagaimana wajah kedua orang tuanya.

Ceklek...

Pintu kayu warna cokelat itu, kemudian terbuka menampilkan Rayhan yang masih berada didalam mimpi indahnya.

Wanita yang baru saja masuk itu, tersenyum saat mendapati keponakannya masih tertidur nyenyak. Padahal sudah hampir jam 7, ingin memarahi rapi dirinya tak rega.

"Ray bangun Ray," kata Megan Ananda haldio bibi rayhan.

"Ray udah hampir telat loh," katanya lagi dan menggoyangkan bahu Rayhan yg tak kunjung membuka matanya.

"Ray kalo gak bangun, Rafa sama Rafi pergi duluan," kata Megan bermaksud mengancam.

Perlahan, Rayhan membuka matanya dan hal pertama yang ia tangkap dari indera penglihatannya adalah sosok wanita cantik yang telah hampir memasuki kepala empat, wanita yang merawatnya selama ini.

Rayhan tersenyum pada Tante cantiknya itu.

"Good morning aunty" kata Rayhan serak karena baru bangun.

"Good morning too," balasnya dengan tersenyum juga.

"Nyenyak tidurnya Ray?" tanya megan.

"Nyenyak banget tan"jawab rayhan tersenyum cerah meskipun nyawa nya belum sepenuhnya berkumpul.

"Pantes aja dari tadi gak bangun bangun, mimpi apaan,"tanya Tante megan kepo.

"Tadi Ray mimpi ket..."

Belum sempat Rayhan menyelesaikan ucapannya tiba tiba ia membolakan matanya dengan perasaan panik.

"UDAH JAM TUJUHHH," pekik Rayhan panik.

"Kok tante gak bangunin Ray sih," kata Rayhan dengan mata yg berkaca kaca ingin nangis ceritanya.

"Tante udah dari tadi loh bolak balik bangunin kamu, tapi kamu tidurnya nyenyak banget sampe gak ngerasa saat Tante bangunin," kata Megan.

"Rayhan udah terlambat dong tan~" rengeknya dengan mata yg berkaca kaca.

"Gak kok, baru jam 7. Mending kamu cepetan mandi terus turun."

"Kak Rafa dan kak Rafi udah pergi?" Tanya Rayhan saat Tante megan akan pergi.

"Tadi masih sarapan, Tapi gak tahu"

"Yah kalo mereka ninggalin Ray, yang ada nanti Rayhan yg dihukum sendiri, Rayhan gak mau tan,"rengek rayhan yang masih berada di atas kasur.

"Gak akan ada yang mau ngehukum ponakan Tante,"kata megan bermaksud menenangkan.

"Rayhan mandi yah abis itu turun," kata Megan.

Setelah mendapat anggukan dari Rayhan, ia segera pergi ke dapur ingin memastikan kedua putranya belum pergi.

"Ray mana mah?" Tanya Rafa saat melihat mamanya baru turun dari lantai 2.

"Mandi," jawabnya lalu berjalan menghampiri mereka yang sedang sarapan.

"Kok baru mandi sih, yang ada kita terlambat loh mah, Rafi gak mau yah dihukum gara gara terlambat kesekolah nya," kata Rafi.

"Takut amat lo dihukum," kata Rafa masih menikmati sarapannya dengan santai padahal udah jam 07.15.

"Iyalah, emangnya gue elu yg dihukum lari, dijemur pagi pagi masih tetap diam gak mau protes"kata rafi tak mau kalah.

"Karena gue ngikutin aturan sekolah, gak kayak Lo yang bakalan protes gak berhenti ngomong sampe hukumannya gak jadi,"balas rafa.

"Biarin gue kan mencari solusinya agar tidak dihukum."

"Diam!" Kata fradika Stevano haldio.

Udah capek dia menghadapi mereka yang hanya mempeributkan hal kecil.

"Maaf pah," kata mereka barengan .

Tak lama, terdengar langkah terburu buru dari seseorang lebih tepatnya sih lagi berlari.

"Pagi om, Tan, kak Rafa kak Rafi" katanya dengan langsung menghampiri mereka.

"Lama amat Lo, mimpi apaan sih sampe jam 7 masih molor,"kata Rafi

"Mimpi... Pokonya Rayhan mimpi indah deh."jawan rayhan.

"Mimpi apa? kasih tau gue lah," Tanya Rafi kepo.

"Masih mau ngobrol atau berangkat." kata Rafa dan berjalan mendahului mereka.

"Ray Napa tuh sepupu lo,"tanya rafi.

"Kembaran Lo kali kak," jawab rayhan.

"Bukan kembaran gue tuh" kata Rafi dan menarik Rayhan keluar dari rumah sebelum Rafa ninggalin mereka.

"Om, Tan Rayhan berangkat," pamitnya tapi dengan berlari diseret oleh Rafi.

"Kamu belum sarapan Ray," kata Tante megan.

"Disekolah aja mah," bukan Rayhan yg menjawab tapi si Rafi.

🌸🌸🌸

Sesampainya disekolah, pintu gerbang telah ditutup. Wajar sih kan udah jam 8.

"Pak bukain dong gerbangnya," kata Rafi pada pak Joko satpam sekolah.

"Maaf Atuh den, saya gak bisa"balas pak joko tak ingin melanggar aturan.

"Ayolah pak, saya gak mau, nanti kena hukum."

"Maaf den saya gak bisa."

"Masa bapak tega sih kalo misalkan anak tertampan di SMA ini harus dihukum pagi pagi gini" kata Rafi dengan kepercayaan dirinya yang sudah setinggi langit.

"Maaf den saya benar benar gak bisa,"

Kata pak Joko.

"Pak please sebelum Bu Julia datang bisa bisa ia ngehukum kita loh pak, bapak tau kan Bu Julia itu galak banget dan sialnya dia malah jadi wali kelas kita, ayolah pak bantu saya kali ini aja," bujuk Rafi.

"Ngapain ngomongin saya," kata seseorang menatap punggung mereka bertiga yg sedang menghadap ke gerbang.

"Eh ibu Julia, baru datang Bu," kata Rafi dengan senyum yang begitu di paksakan.

"Kalian terlambat yah?" Tanyanya pada mereka bertiga.

"Emm itu Bu, kita cuma telat datang aja," elak Rafi.

Rayhan menepuk dahinya mengapa bisa ia memiliki sepupu bego dan gak punya otak kayak Rafi.

"Ikut saya sekarang," kata Bu Julia.

"Mau kemana Bu? Mau beliin makanan yah? Kalo beli makanan Rafi ikut Bu," kata Rafi.

"Saya akan hukum kalian, berdiri di lapangan sekolah dengan menghormat pada bendera," ucap nya tak bisa di bantah.

Rafi yg mendengar kata Bu Julia langsung syok dan panik pengen kabur tapi gak bisa. Gimana dong?

"Bu jangan deh, perut saya tiba tiba sakit nih," kata Rafi pura pura sakit perut.

"Jangan mencoba buat membohongi saya Rafi atau mau hukuman kamu saya tambah."

"Janganlah Bu, saya gak bohong Bu, perut saya benar benar sakit," kata Rafi dengan mimik wajah seperti kesakitan.

"Saya gak peduli, kalian bertiga ke lapangan sekarang sampe jam kedua berakhir baru kalian boleh beristirahat," kata Bu Julia.

Rayhan dan Rafa langsung pergi kelapangan tanpa protes berbeda dengan Rafi yg masih berdiam diri di tepi lapangan.

"Ngapain kamu masih berdiri disitu."

"Bu saya mohon jangan hukum saya yah, gimana kalo misalkan saya gosong Bu. Emang ibu mau tanggung jawab."

"Rafi jangan buat saya marah, cepat kelapangan atau saya tambah hukuman buat kamu," kata bu julia yang mulai kesal.

"Ehh iya Bu, jangan marah dong nanti gak cantik lagi loh."

"Rafi!" Bentak Bu Julia tak tahan dengan muridnya yg satu ini.

"Heheh iya Bu saya ke lapangan dulu," kata Rafi dan langsung berlari ke lapangan.

Sabar. Punya murid modelan rafi memang harus banyak sabar.

avataravatar
Next chapter