1 bab 1

Seorang pemuda berseragam SMA berlari tergesa gesa di sepanjang koridor rumah sakit . Keringat yang bercucuran dan napas yang ngos ngosan tidak ia perdulikan jip nya menyelusuri dan mencari keberadaan mereka. Langkahnya terhenti melihat seorang wanita yang sangat dikenal nya. Lalu tanpa aba aba, pemuda tersebut berlari kearah nya yang tidak jauh.

"gimana kondisi ay nek? " tanya pemuda tersebut dengan wajah khawatir.  setelah mendapat panggilan dari nenek, yang memberitahu bahwa adiknya masuk rumah sakit, dengan segera ia beranjak dari sekolahan, tidak peduli kalau besok ia akan di panggil ke ruang bk.

"Dokter masih memeriksa keadaan nya". Melihat cucu nya yang masih memakai seragam sekolah, ia dapat menebak kalau cucu nya itu

"kamu bolos lagi Ray? " tanya nenek yang bernama nani tersebut.

"iya nek, aku khawatir sama adik aku. Kenapa ay bisa masuk rumah sakit nek?" tanya Ray. 

"tadi ay mimisan tiba tiba, terus pingsan. Jadi nenek membawa nya kesini karna takut kenapa kenapa" 

Dalam hati Ray, ia banyak meramalkan doa kepada Tuhan agar adik nya itu baik baik saja. Ray sangat menyayangi Raina. Apapun akan dilakukan nya demi adik cantik nya itu.

Bukankah itu adalah tugas seorang kakak?

Saat ini, Ray dan nenek nani masih duduk di kursi tunggu depan kamar rawat Raina. Sambil menumpukan tangan diatas paha, mata indah dan tajam milik Ray menyelusuri sekitaran ruangan rumah sakit tersebut. Ia benci rumah sakit ini. Rumah sakit ini mengingatkan nya kepada kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tua nya beberapa tahun lalu.

Tidak lama kemudian, Dokter keluar dari ruangan tersebut.

"bagaimana keadaan adik saya dok? " tanya Ray yang tidak sabaran.

"adik kamu baik baik saja. Dia terlihat kelelahan dan membutuhkan istirahat yang cukup. Jelas dokter tersebut.

"Terima kasih dok. Apakah saya dan nenek saya sudah boleh masuk melihat adik saya?" tanya nya lagi.

"keluarga pasien sudah di perbolehkan untuk masuk kedalam ruangan . Kalau begitu saya permisi dulu" kata dokter tersebut.

Lalu,  Ray dan nenek nani masuk kedalam ruangan Raina. Terlihat, Raina yang masih tertidur dengan wajah pucatnya. Lalu ray mengalihkan pandangan nya pada tangan kecil dan mungil milik Raina yang sedang infus membuat Ray sedih. Ia tidak tega adiknya merasakan jarum suntik yang menusuk tajam tangan kecil milik Raina.

hey, ay ini kak ray. Bangun dong dek. Kita main lagi yuk" kata Ray sambil mengelus rambut panjang Raina dengan lembut. Tidak ada sahutan dari Raina membuat Ray semakin sedih dan ingin menangis. Tapi ia tidak boleh sedih dan menangis, karena ia tau kalau adiknya melihat pasti ia menjadi ikutan sedih juga. dan Ray tidak suka itu.

"Ray, kamu pulang dulu sana. Ganti baju terus makan. Nanti kamu ikutan sakit lagi. Biar nenek yang jaga Raina. Ucap nani pada Ray. Nani tau kalau Ray begitu menyayangi adik nya ini. Kalau dibiarkan seperti ini terus, pasti Ray takkan mengingat lagi kalau ia belum makan.

"tapi Raina belum sadar nek. Ray masih ingin menunggu nya. "  jawab ray.

"kamu juga harus jaga kesehatan. Nanti kalau Raina sudah sadar, nenek akan kabarin kamu. "  bujuk nenek tersebut. Ray pun mengangguk menyetujui nya

"kakak pulang dulu yah ay. Tapi kamu harus janji, setelah kakak kembali, kamu harus sudah bangun. Kakak sayang kamu, sangat.  " ucap Ray dan mencium kening adik nya.

"Ray pulang dulu nek. Ray titip ay yah nek" kata Ray lalu mencium tangan nenek nani sebagai tanda pamit nya.

"hati hati kamu ray" kata nani yang dibalas dengan anggukan dari Ray.

***

Setelah kepergian Ray, hanya suasana hening yang menemani ruang inap Raina. Nenek Neni hanya masih setia duduk disamping ranjang, dimana Raina yang masih nyaman menutup mata,Sambil mengelus wajah pucat sang cucu.

"orangtua mu pasti sangat bangga melihat kedua anak nya yang tumbuh menjadi anak tangguh seperti kalian. Maafkan nenek yang belum bisa memberi kebahagian lebih seperti orang lain. Nenek hanya mampu mengucapkan doa pada Tuhan supaya kalian selalu diberkati setiap hari nya. Nenek sayang Ray dan Raina. Ucapnya sambil mencium kedua pipi cucu nya tersebut.

"emm nek, " ucap Rayna dengan suara lemah nya.

kamu sudah sadar ternyata, syukurlah. Mau minum nak? " tanya nani yang dibalas anggukan oleh Rayna. Lalu, nani mengambil air di botol yang telah dibeli sebelumnya dan memberi nya pada Rayna.

"nenek panggilin dokter dulu yah, supaya memeriksa keadaan kamu lagi" kata nenek nani.

"tidak usah dulu nek. Ay sudah baikan kok. Oiyah, kak Ray sudah tau kalau ay masuk rumah sakit? " tanya Rayna.

"udah. Kakak kamu tadi sudah kesini. Tadi nenek menyuruhnya  pulang untuk makan dan mengganti seragam nya. Kakak mu itu sangat mengkhawatirkan adik cantik nya ini"  jawab nani

"ay jadi merasa bersalah nek, pasti kak Ray bolos lagi kan nek? " kata Rayna

"nga usah begitu ay. Sudah seharusnya seorang kakak mengkhawatirkan adiknya kalau terjadi apa apa. Pesan dokter kamu jangan kecapekan yah. Pasti kamu sering belajar sampai lupa tidur kan. Belajar boleh, asal ingat batasan. Nenek dan kak Ray nga mau lagi liat kamu sakit seperti ini" kata nani sambil mengusap usap rambut Rayna dengan lembut

"iya nek, maafin ay yah nek, uda buat nenek khawatir juga. Ay janji nga ngulangin nya lagi" jawab Rayna dengan senyum hangat nya.

****

Di lain tempat,

"Ray kemana sih"? Tanya nya pada teman teman nya yang lain.

"ngak tau tuh, tiba tiba aja ngilang dari sekolahan. Malah ngak ngajak ngajak lagi. "  jawab salah satu dari mereka.

"dia mah hobi nya ngilang mulu, kayak doi gue"

"baperan mulu lo "

Mereka adalah Bara, kenzo, Dipa, dan fikri. Mereka berlima sudah berteman sejak masa SMP  hingga sekarang. "nakal boleh, (bego, tolol, bodoh) jangan". Itulah prinsip yang mereka miliki sejak mulai beranjak SMA  ini.

"eh nih si ray ngabarin di grup, kata nya adek nya sakit. Panteslah, dia cabut dari sekolah. " kata fikri yang sedari memainkan handphone milik nya.

"di rumah sakit mana? " tanya kenzo

"pelita bunda" balas fikri

"duhh dedek emesashh gue kok bisa sakit yah" ucap Dipa dengan gaya dramatis nya.

"banyak bacot lo ah. Kuy lah kesana" ucap fikri

"salah mulu gue perasaan.

Ehh woii tungguin gue elah, jahat bener lo pada" kata Dipa sambil berlari mengejar teman teman nya yang sudah berjalan deluan.

Bersambung..

avataravatar
Next chapter