1 prolog

Darah harus di banyar dengan darah setidaknya itu yang jadi prinsip dari Bianca Alyssandra setelah melihat ke dua orang tuanya di bunuh di depan matanya sendiri. Dendam? Tentu. Sampai-sampai Bianca ingin mendorong si pelaku ke dalam kobaran api yang perlahan menghanguskan rumahnya tapi Bianca tak bisa, ia terlalu kecil untuk membalaskan dendam itu sekarang yang bisa ia lakukan saat ini yaitu kabur dari 2 pria yang menengagi tangan kecilnya yang terus meronta minta di lepaskan.

"Sir, anak ini tidak sebaiknya kita bakar bersama ke dua orang tuanya?" ucap salah satu orang ke percayaan si pria dewasa dengan percaya diri.

"Tidak, dia akan ku jadikan salah satu mainan" jawab orang itu tanpa mengalihkan pandangannya dari api yang berkobar menghanguskan rumah Bianca.

"Lepaskan aku brengsek! Apa salah keluarga ku padamu ha?" teriak Bianca membuat si pria itu menoleh lalu tersenyum bak seorang malaikan yang tak tau apa-apa.

Bianca melihat senyum di bibir pria itu menggeram lalu berusaha melepaskab cekalan dari dua pria tadi tapi nihil semua yang di lakukan sia-sia yang ada orang itu semakin mengeratkan pengangannya.

"Gadis kecil, kau tak perlu tau yang pasti mulai saat ini hidupmu dan matimu ada di tanganku!"

avataravatar
Next chapter