10 Sepuluh

Queen tidak habis pikir. Dikiranya Ricky hanya mengantarnya pulang, ternyata Ricky malah menetap dan membawa beberapa pakaian ganti yang kini disimpan di lemari pakaian milik Queen di kamarnya.

Queen keluar dari kamar, mendapati Ricky sibuk menonton acara TV dan tidak menyetuh kopi yang dibuatkan oleh Queen untuknya. Entah mengapa, aura Ricky berbeda dari biasanya yang dirasakan Queen jika ada di dekatnya.

Queen menghampiri Ricky dan duduk di samping pria itu.

"Ricky, kamu gak apa-apa kan?"

"I'm fine"

"Tapi, aku pikir, kamu gak fine deh. Apa karena perempuan yang tadi itu?"

"Gak usah dibahas, dia cuma teman lama"

"Gak perlu bohong, aku dengar kok sebagian obrolan kalian. Dia mantanmu kan?"

"Dia tiba-tiba pergi ke Amerika sementara kita salam hubungan, tanpa kabar sama sekali selama 1 bulan, tiba-tiba ada berita kalau dia akan menikah, tanpa menyelesaikan hubungan aku sama dia"

"Kalau dia sudah menikah, lalu apa yang kamu khawatirkan lagi?"

"Dia bercerai beberapa minggu yang lalu. Dan dia selalu hubungi aku belakangan ini, bahkan mendekati keluargaku lagi. Tapi, yah aku dan keluargaku tetap dingin sama dia"

"Sulit yah lupakan dia?"

"Dulu iyah, setelah ketemu kamu mungkin lain lagi"

"Gombal terus!"

Queen akan beranjak meninggalkan Ricky, namun Ricky menariknya untuk duduk kembali dan mereka berhadapan kini lebih dekat. Queen terkejut, sambil mengagumi rupa Ricky yang kini sangat dekat dengan wajahnya.

Ricky lalu dengan perlahan mencium bibir Queen dengan lembut. Walau sedikit terkejut, Queen menerima ciuman itu dengan baik. Queen lalu menghentikan ciuman itu dan menatap Ricky. Namun Ricky kembali melakukan hal yang sama sebelumnya.

Tangan Ricky kini memeluk erat tubuh Queen sambil menciumi wanita itu. Perlahan ia membaringkan Queen di sofa dan mereka terus berciuman.

"Queen, aku mau kamu, lagi"

"Aku..."

"Percaya sama aku aja, yah"

Ricky lalu membuka kaos yang dipakainya dan melanjutnya mencium bibir Queen. Ia lalu membuka kaos yang dipakai Queen, lalu mulai menciumi leher Queen dengan lembut. Untuk kedua kalinya, mereka menghabiskan malam bersama, dengan keadaan sadar.

Queen terbangun pagi itu, mendapati tubuh polos mereka yang hanya di selimuti oleh sebuah selimut di atas sofa, dengan posisi Ricky yang memeluk Queen.

Queen memungut pakaiannya yang berceceran di sekitar mereka, dan berjalan tanpa busana ke kamar mandi.

Setelah mandi, Queen lalu menyibukkan diri di dapur untuk menyiapkan sarapan. Tak lama Ricky terbangun, dan melihat Queen yang sibuk pagi itu.

"Oh, sudah bangun? Mandi dulu, baru sarapan"

Selama sarapan, Ricky terus menatap Queen sambil tersenyum dan menikmati sarapan. Queen yang mulai tak nyaman menatap balik pria itu.

"Kenapa lihat-lihat aneh kek gitu?"

"Kamu orgasme dua kali"

Queen lalu tersedak sebagian makanan yang ia makan. Ia lalu menghentikan makannya dan menatap kesal pada Ricky.

"Bisa gak sih, sementara makan jangan bahas hal kayak gitu?"

"Yah maaf. Soalnya sebagai pemula kita tuh keren banget lakukan itu"

"Mau lanjut sarapan atau udahan nih?"

"Iya iya, lanjut sarapan, aku harus kenyang sebelum ke kantor, hari ini rapat pemilihan presdir baru"

"Pemilihan?"

"Iyah, aku salah satu kandidatnya"

"Kandidat lainnya siapa?"

"Om Hans"

avataravatar
Next chapter