1 Satu

Gadis berambut pendek itu tengah berlari bertelanjang kaki, menelusuri koridor-koridor hotel malam itu. Mengenakan gaun cantik berwarna hitam, di tangannya ia menggenggam ponselnya dan sepasang sepatu hak tinggi yang sempat ia gunakan tadi.

Setelah jauh berlari, akhirnya ia tiba di basement hotel, namun kembali berlari mencari perlindungan untuk dirinya sendiri. Ia melihat sebuah mobil merah yang sedang akan berangkat, tanpa pikir panjang gadis itu lalu membuka pintu mobil itu dan masuk. Tentu saja hal itu membuat kedua orang yang ada di dalamnya.

"Hey, siapa kau?", tanya seorang pria yang duduk di bagian penumpang mobil, sementara sang supir hanya terdiam terkejut.

"Tuan, tolong saya", pria itu sadar, ada yang tidak beres dengan gadis itu.

Tak lama, mereka melihat sekumpulan orang sedang berlarian di sekitar basement. Pria itu mengenali siapa orang-orang itu. Namun ia tau, si gadis bersembunyi ketika melihat orang-orang itu.

"Tuan, sepertinya dia dikejar oleh orang-orang Tuan Hans"

"Hey, siapa kamu sampai-sampai paman Hans mengejarmu?"

Gadis itu tak menjawab sama sekali, ia hanya terus terengah-engah menahan sesuatu dari dalam dirinya.

"Bagaimana Tuan?"

"Aku akan bawa dia pulang"

Mereka tiba di kediaman pria itu. Dengan cepat di pria menggendong sang gadis masuk ke dalam rumah. Mereka disambut oleh beberapa pengawal, asisten rumah, dan asisten pribadi si tuan.

"Tuan, siapa wanita ini?", tanya si asisten pribadi.

"Miya, suruh beberapa orang untuk siapkan beberapa es kristal. Bawa ke kamarku"

Pria itu lalu membaringkan si gadis di atas ranjang miliknya. Melihat tingkah si gadis, si pria paham, gadis ini sedang diracuni oleh obat perangsang.

"Tuan Ricky, aku sudah bawa", Miya si asisten pribadi membawakan semangkuk es kristal yang diminta Ricky tadi. Miya mencoba menggunakan es kristal itu pada si gadis, namun sia-sia.

"Tuan, sepertinya wanita ini..."

"Iya, aku tau. Hubungi dokter Heru untuk segera kemari"

"Bukannya teman anda itu sedang ada di Amerika sekarang?"

"Sial! Aku lupa! Tapi aku gak mau ada orang lain termasuk dokter keluarga lainnya, aku membawa perempuan pulang ke rumahku"

"Tidak ada cara lain. Dia harus melepaskan hal itu"

"Bagaimana caranya? Semua laki-laki yang bekerja disini sudah menikah!"

"Aku pikir, hanya tuan yang tau caranya", sambil tertawa kecil, Miya meninggalkan mereka berdua di kamar itu.

"Dasar, si Miya itu, jadi asisten gak ada gunanya. Mana mungkin harus aku yang lakukan? Aku kan gak punya pengalaman sama sekali melakukannya"

Ricky lalu melirik gadis itu lagi, keadaannya masih sama. Ricky mencoba mengambil es kristal yang ada dan memberikannya pada si gadis. Namun, lengannya yang kekar tertangkap oleh tangan lembut sang gadis yang menatapnya, memohon padanya.

Sang gadis pun langsung menciumi bibir Ricky. Ricky yang terkejut hanya bisa membalas ciuman dari sang gadis yang semakin mesrah.

"Sudahlah! Kau yang memberikannya!"

avataravatar
Next chapter