8 Delapan

Setelah dari Galeri, Queen dan Ricky tiba di sebuah tempat yang sedikit megah.

"Pak Ricky, selamat datang", sapa seorang wanita paruh baya. Ternyata dia adalah pemilik butik dan salon mewah ini.

"Aku sudah buat janji sebelumnya"

"Tentu saja pak"

"Oh iya, aku titip wanita ini. Dandani dia dan berikan gaun yang ku pilihkan kemarin"

"Siap pak", nyonya itu lalu memberikan setelan jas milik Ricky.

"Queen, aku tunggu kamu di pesta yah"

"Kau mau kemana?"

"Aku harus ke lokasi lebih dulu, banyak persiapan sebelum pesta"

Setelah dirias cukup lama, saat Queen mengenakan gaun pesta yang telah dipilihkan oleh Ricky. Gaun panjang berwarna kuning yang lembut, Queen tampak tak bisa menahan rasa kagumnya.

"Cantik"

"Ini dipilihkan oleh pak Ricky untukmu, warna kuning lembut seperti warna emas pada mahkota, sangat sesuai untukmu"

"Terima kasih nyonya"

"Oh iya, sedekat apa kamu dengan pak Ricky?"

"Ah, aku dan dia, teman dekat"

"Jangan khawatir, aku tidak mungkin membocorkan hal yang berkaitan dengan pak Ricky, mana berani aku. Aku cuma heran, dia sampai tau persis ukuran tubuhmu"

"Ha? Oh, itu. Hemm, karena pernah ku katakan padanya"

"Ah, begitu rupanya. Yah sudah, ini saatnya aku yang bersiap. Kita ke pesta bersama", tentu saja nyonya Ran diundang juga, sebab dia adalah make up artist dan designer utama untuk Fam Fashion yang dikelola oleh mama Ricky dibawah naungan LF Group.

Queen dan nyonya Ran akhirnya tiba. Baru saja mereka turun dari mobil, seorang wanita bernama Mony menghampiri mereka. Ia adalah kepala redaksi dari majalah Fam Fashion.

"Nyonya, akhirnya kamu tiba"

"Kamu menungguku yah"

"Nyonya, tentu saja sebagai orang penting di perusahaan nyonya besar, kita harus bersama di pesta ini"

"Mony, mana suami dan anakmu?"

"Suamiku ada di dalam, anakku tidak ikut, dia di rumah bersama pengasuhnya"

"Aku senang melihat keluarga kecilmu, mengingatkanku pada anakku yang tinggal di Belgia bersama istri dan anaknya"

"Oh iya nyonya, siapa gadis muda yang cantik ini? Apa dia model baru di perusahaan kita?"

"Bukan, akan aku perkenalkan kalian. Queen, ini Mony kepala redaksi majalah Fam Fashion. Mony, ini Queen teman tuan Ricky"

"Selamat malam nyonya Mony"

"Ah, tidak perlu bicara formal padaku, kau ini temannya tuan muda"

Queen bersama nyonya Ran dan Mony masuk ke hall rumah utama keluarga Lee. Pesta yang begitu megah, dan diisi oleh orang-orang berkelas.

"Queen, aku dan Mony permisi yah. Kamu silakan nikmati pestanya", Queen hanya mengangguk tersenyum pada mereka berdua. Lalu, seseorang menyentuh bahu Queen dari belakang.

"Hai Queen"

"Dokter Annie"

"Ah kamu cantik banget. Tapi aku hebat kan bisa mengenalimu"

"Ah, terima kasih dokter"

"Panggilannya kok formal banget sih. Panggil kak Annie aja. Kamu dan Ricky kan saling kenal"

"Tapi, itu sepertinya kurang pantas"

"Biasakan saja. Aku mau akrab sama kamu. Ayo ikut aku, aku kenalkan pada keluarga yang lainnya"

Queen mengikuti Annie. Lalu tiba-tiba, ia terkejut melihat sosok yang paling ia takuti.

"Queen, ada apa?"

"Dia..."

"Oh, dia paman Hans, adik mendiang ayahku. Tampangnya menakutkan, bukan? Padahal dia hanya tua 3 tahun dari ku"

"Jadi dia keluarga Lee juga ternyata"

"Kenapa kamu kenal dengan paman Hans"

"Dia pernah mau mencelakaiku, tapi untungnya Ricky menyelamatkanku"

"Ha? Benarkah?"

"Iya, mantan pacar dan mantan sahabatku dengan jahatnya mau menjualku pada rekan pak Hans. Hampir saja aku celaka. Dan pada waktu itulah aku bertemu Ricky. Aku sangat ingat dengan jelas wajahnya walau ku lirik sekilas. Untung saja dia gak pernah melihatku"

"Wah, Queen, takdirmu memang ada di keluarga ini"

avataravatar
Next chapter