1 Memasuki SMA

Musim semi ahirnya tiba, daun-daun sakura terbawa angin dibawah cerahnya cahaya matahari. Disana nampak seorang gadis yang berjalan terburu-buru, ia dengan cepat terus berjalan karena takut telat datang ke upacara masuk sekolah.

"Gawat, aku harus cepat-cepat sebelum terlambat" ucap gadis yang bernama kanade itu.

Saat ia terus berjalan, tiba-ia bertemu seorang gadis yang sedang dikelilingi oleh gank motor. Gadis itu sangat gemetar ketakutan, dia dikeping 2 orang pria yang terlihat sangar.

"Nona, serahkan semua uang yang kau punya" ucap pria yang memakai topi.

"Maafkan saya t-tuan, saya tidak membawa uang" ucap gadis itu dengan gemetar ketakutan.

"Jangan bercanda, anak sekolah sepertimu itu pasti anak orang kaya. Serahkan atau kau tidak akan kami biarkan lewat," ucap pria yang botak.

"Tapi saya tidak membawa uang, t-tuan."

"Kalau begitu, kami akan memeriksa semua sakumu" ucap pria yang memakai topi.

"Benar juga, hahaHAHA" ucap pria botak sambil merasa senang.

Tiba-tiba Kanade menghampiri mereka, dengan santainya ia berjalan dan menyapa mereka.

"Hey, apa yang kalian sedang lakukan? Aku sarankan kalian tidak boleh kasar pada wanita" ucap Kanade dengan polosnya mengingatkan.

"Bocah, sebaiknya kau tidak usah ikut campur urudan kita."

"Benar, atau nanti kami hajar kau" ucap pria botak itu.

"Baik tuan biksu" Kanade pun kembali melangkah.

"Saya bukan biksu, sialan tu bocah" ucap pria botak dengan sangat kesal.

"Sudah jangan dipikirkan, di juga sudah berjalan kembali" ucap temannya.

"Ano, bisa tolong saya" ucap gadis yang dipalak sambil berteriak ke kanade.

Mendengar itu Kanade kembali menghampiri mereka, kedua pria melihat kanade kembali berjalan kearahnya dengan santai.

"Jangan kembali bocah, kau membuat kami naik darah saja."

"Kau minta tolong padaku?" ucap Kanade sambil melihat gadis itu.

"Benar, tolong selamatkan saya" ucap gadis sambil menatap Kanade.

"Jangan balik lagi kau, nona" ucap kedua pria itu.

"Baik, aku akan menyelamatkanmu. Tapi dengan 1 syarat" ucap kanade sambil tersenyum.

"Jangan hiraukan omongan kami!" ucap pria botak sambil marah.

"Dia harus kita beri pelajaran," ucap pria yang memakai topi sambil melakukan pemanasan tangan.

"Baik aku akan menghiraukan kalian, tapi jangan main kekerasan" ucap Kanade dengan ternyum kearah mereka.

"Tuan, jangan main kasar sama perempuan" ucap gadis yang dipalak.

Tanpa basa basi kedua pria itu melakukan push up ditempat, Kanade melihat mereka sambil merasa penasaran.

"Apa yang kalian berdua lakukan?" ucap Kanade sambil melihat mereka.

"Sudah jelas kami melakukan pemanasan, untuk menghajarmu" ucap pria botak.

"Ahirnya sudah selesai, aku kita mulai!" ucap prua yang memakai topi sambil berdiri dan menyiapkan kuda-kuda.

"Tuan, kalian jangan main kekerasan itu dilarang hukum" ucap gadis yang dipalak sambil terduduk ketakutan.

"Diam, ini juga karena kau tidak menyerahkan uangmu pada kami" ucap pria botak dengan tatapan tajam.

"Maaf tuan, saya tidak ingin bertengkar apalagi sama biksu" ucap kanade sambil tersenyum.

"Diam kau" ucap pria botak sambil memukul Kanade, ahirnya kanade terkena pukulan dan berdarah di pipinya.

"Bagus, rasakan itu gadis sok jago" ucap pria bertopi.

"Kak, maafkan saya. Saya harusnya tidak meminta tololong padamu" ucap gadis yang dipalak sambil menikan air mata.

Tatapan ramah Kanade, ahirnya berubah menjadi tatapan tajam. Melihat itu, kedua pria merasakan hawa pembunuh yang terpancar dari mata Kanade.

"Karena inilah aku benci para laki-laki," ucap Kanade sambil melihat kearah keadua pria itu.

"Memangnya kami takut padamu hah, ayo kita pukul lagi" ucap pria botak.

"Ayo, agar dia kapok dan tidak ikut campur lagi urasan orang lain."

Pria botak berjalan mendekati Kanade, setelah dekat ia kemudian meluncurkan kembali pukulan menggunakan tangan kanannya. Melihat itu, Kanade dengan cepat menangkap pukulan itu dengan tangan kirinya.

"Tidak mungkin, siapa kau sebenarnya?" ucap pria botak terkejut pukulannya berhasil ditahan.

"Serangan selemah ini, kau gunakan untuk memukulku? Lucu sekali!" ucap Kanade sambil tersenyum.

Tiba-tiba dari belakang kanade, muncul pria yang memakai topi. Dia mencoba menendang Kanade, Kanade langsung melepaskan tangan pria botak itu.

Ia kemudian langsung menendang pria yang memakai topi itu dengan cepat, sehingga pria itu terjatuh sebelum tendangannya mengenai Kanade.

"Adaww, perutku sakit" ucap pria yang memakai topi sambil terbaring di jalan.

Kemudian Kanade berlari menuju Pria botak, pria botak itu menggunakan pukulan tinju untuk menghentikan Kanade. Namun beberapa pukulannya terus ditangkis oleh Kanade, setelah itu Kanade menedang pinggangnya sampai pria botak itu terjatuh.

"Ugh, sakittt. Maafkan saya nona, saya kapok" ucap pria botak sambil terduduk.

"Untuk kali ini aku meringankan pukulanku, tapi jika kalian berulah aku akan memukul kalian dengan sekuat tenagaku" ucap Kanade dengan tegas dengan menatap mereka.

"Ampun, kami tidak anak memalak gadis sma lagi. Tapi kami akan memalak anak laki-laki sma saja, jadi tolong lepaskan kami" ucap pria botak itu.

"Baik, aku beri waktu kalian untuk pergi 10 detik. Jika tidak kalian akan.." ucap Kanade sambil menggunakan tatapan yang mengancam.

Kedua pria itu dengan cepat meninggalkan kanade, menggunakan motornya. Kanade melihat gadis yang ia selamatkan itu masih terduduk, dan masih menikan air mata sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Sekarang sudah aman, jadi berhentilah menangis. Ayo kita berangkat ke sekolah bersama!" ucap Kanade mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

Perlahan-lahan gadis itu berhenti menitikan air mata, ia menurunkan tangannya dari wajahnya. Ia melihat Kanade seperti seorang malaikat, yang tersenyum bersama beberapa daun sakura yang terbawa angin yang menyejukan.

"Iya" ucap gadis itu sambil meraih tangan Kanade.

Setelah beberapa lama ahirnya mereka berjalan bersama menuju sekolah, gadis yang diselamatkan oleh Kanade terus menatapnya dengan penuh rasa bersalah.

"Maafkan saya, seharusnya tadi saya tidak minta tolong kepada kakak" ucap gadis itu sambil menundukan kepala menghadap Kanade.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Aku menolongmu karena itu kemauanku, jadi angkatlah kepalamu tidak enak dilihat sama orang" ucap Kanade sambil tersenyum.

"Tapi gara-gara saya, pipi Anda jadi terluka" ucap gadis itu sambil mengangkat kepalanya merasa khawatir.

"Tenang saja, luka sperti ini sudah biasa. Besok juga pasti sembuh, panggil saja aku Kanade."

"Oh iya, namaku Kinokuni Nene. Panggil saja Nene, salam kenal."

"Ya salam kenal, ayo kita lari? Kita sudah terlambat ke upacara pembukaan," ucap Kanade sambil memegang tangan Nene.

Mereka berdua berlari dengan kencang, menuju sekolahnya. Sesampainya di sekolah, gerbangnya sudah dikunci oleh satpam.

"Apa yang harus kita lakukan, Kanade?"

"Tenang saja, aku sudah menduganya. Kita akan memanjat gerbang sekolah"

"Memanjat, bukankah itu berbahaya. Ditambah tinggi gerbangnya 6 meter," ucap Nene sambil terkejut.

.......

avataravatar