webnovel

RARA 1

"Aku hanya ingin hidupku bahagia itu saja bisakah?"

Author Pov

Tok tok tok...TOK TOK TOK

"Woy bangun lo bocah buka pintunya cepetan!!" teriak Metta sambil menggedor gedor pintu dengan semangat yang menggebu gebu.

Ametta Karina Putri Adelson.

Saudara tiri yang sangat disayangi oleh Rara. Lebih tepatnya sih kakak tiri nya Rara. Dia memiliki sifat yang egois, tidak mau mengalah. Dan tidak mau ada sesorang yang melebihi dirinya.

"Iya kak ini Rara udah bangun kok," ucap Rara sambil berjalan menuju pintu dan membukanya. Dan terlihat lah kakak nya yang sedang bersedekap dada di depan pintu.

Sebenernya Rara udah siap dari tadi nenek sihir nya aja noh yang gak sabaran ngetuk pintunya. Ralat, kakak nya.

Cassandra Kanaya Putri Adelson.

Putri satu-satunya dari keluarga Adelson sebelum papa nya menikah lagi dengan mamanya Metta,hingga mengubah sosok Naya menjadi sosok Rara. Dia kehilangan kebahagiaannya tapi dia yakin kebahagiaan itu akan datang kembali seiring berjalan waktu yang dia lalui

"Lo tadi ngomong apa?! Kakak? Iuh gak sudi gue punya adek kayak lo!" ucap Metta sambil memutar bola matanya malas.

"Jangan panggil gue kakak lagi gue muak dengernya! Paham gak lo?!" Bentak Metta di depan muka Rara sambil menunjuk ke wajah Rara dengan gaya angkuhnya.

"Iya maaf, Rara lupa janji gak ngulangin lagi,tapi Rara mohon jangan bentak-bentak Rara. Takut," Mohon Rara dengan menunduk suara nya yang bergetar menandakan bahwa dia sedang menahan diri untuk tidak menangis di depan Metta. Dia tidak mau dikatai cengeng ataupun lemah. Dia tidak suka.

"Sekarang lo pergi ke kamar gue dan bersihin kamar gue sampe bersih cepetan! Awas aja kalo baju-baju kotor gue juga gak lo bawa ke laundry hari ini." Ucap Metta dengan senyum smirk andalan nya.

"Tapi kak..eh maaf tapi ini hari senin Rara gak mungkin bisa bawa bajunya ke laundry nanti Rara telat sekolah. Rara juga ada pengenalan siswa baru," ucap Rara sambil meunundukkan kepala nya.

"Ini kan hari pertama Rara MOS nanti Rara dihukum," lirih Rara, gimana kalau dia tidak bisa mengikuti MOS, membayangkannya saja sudah membuat Rara jadi ngeri.

Kali ini Rara sudah tidak bisa menahan tangisnya ia tidak mau mengecewakan papa nya yang sudah susah payah membiayainya sekolah.

"BODOAMAT BEGO! cepetan sana gue mau berangkat semoga lo telat adekku hahaha," ucap Metta sambil berjalan kebawah dan mengambil kuncil mobil lamborgini kesukaannya lalu melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

"Ayo Rara kamu pasti bisa, tapi apa bisa gak telat ini kan udah jam 6.40," ucap Rara sambil menyemangati dirinya sendiri. Semoga Rara tidak terlambat. Semoga.

Rara pun berjalan ke kamar Metta dan membersihkan kamar Metta lalu mengambil pakaian kotor yang akan dia bawa ke laundry. Mau enggak mau dia harus tetap menjalankan perintah kakak nya.

"Aduh non Rara. Gak usah non nanti biar bibi aja yang bawa bajunya ke laundry nanti non telat ini juga udah hampir jam tujuh," ucap bi minah kasihan melihat Rara yang membawa baju kotor dalam jumlah yang lumayan banyak.

"Gak apa-apa kok bi nanti bibi bisa dimarahin sama kak Metta kalo bibi bantuin Rara,yaudah bi Rara berangkat dulu ya," ucap Rara sambil menyalami bi minah.

"Assalamualaikum bi," lanjut Rara.

"Waalaikumsalam non," balas bi minah.

"Hati-hati non." ucap bi minah. Dia tidak tega dengan Rara, bagaimana bisa Rara betah berada di rumah yang tidak mengenakkan baginya. hebat.

🍁🍁🍁

Sekolahan

"Duh gimana nih...telat lagi mampus kalo kayak gini aduh," Ucap seorang cewek kepang dua dengan nafas yang ngos- ngosan berdiri disamping sepeda nya didepan gerbang sekolah SMA Cakrawala. Tempat Rara bersekolah.

Yap betul itu Rara. Dan dia pun terlambat datang ke sekolah.

"Pak satpam tolong bukain gerbangnya dong, Rara mau masuk pak Rara murid baru pak tolong," Ucap Rara memohon.

"Maaf non, gak bisa ini sudah peraturannya,nanti bapak bisa dimarahin pemilik yayasan," ucap pak satpam.

"Rara mohon banget pak sekali aja pak hari ini aja pak besok-besok gak lagi Rara janji beneran," ucap Rara sambil memasang wajah memelasnya. Berharap pak satpam bisa luluh.

"Tapi non ini sud--" ucapan pak satpam kepotong oleh suara seseorang yang mengejutkan mereka berdua.

"Ekhem,"

"Bukain gerbangnya pak dia anak baru yang menyedihkan," ucap seorang cowok yang tiba-tiba berada dibelakang Rara.

Rara pun nengok kebelakang. Dan melihat betapa indahnya ciptaan tuhan. Astaga.

Deg

"Ya tuhan ganteng banget, jodoh Rara kali ya,"

Batin Rara. Dia tidak menyangka jika ada makhluk setampan yang dia lihat sekarang.

sampai-sampai dia lupa untuk mengedipkan matanya. Dasar.

"Minggir lo, gue mau masuk,"ucap cowok tadi.

"Sebentar dong kak, Rara mau kenalan dulu, boleh gak?" tanya Rara dengan matanya yang berbinar.

"Gak," tegas cowok itu.

"Kak ganteng mah gitu sama Rara, anggap aja kakak mau kenalan sama Rara," ucap Rara dengan senyum nya yang mengembang.

"Kenalin kak, Cassandra Kanaya Putri Adelson, panggil aja Rara," ucap Rara sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya bermaksud mengajak cowok tadi untuk berjabat tangan dengan nya.

"Oh," ucap cowok itu, tanpa mengenalkan dirinya ataupun membalas uluran tangan Rara.

"Sombong nya," ucap Rara sambil mengerucutkan bibirnya.

"Minggir lo," ucap cowok itu yang sudah kesal dengan tingkah Rara.

"Dibilangin gak mau, Rara mau kenalan dulu," ucap Rara sambil menatap mata cowok itu.

"Lo murid baru gak usah sok belagu," sinis cowok yang belum diketahui namanya itu.

"Kan cuman nanya nama doang kak, emang gak boleh?" tanya Rara dengan menundukkan kepalanya. Malu sih, tapi bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur.

"Gak, minggir lo!" tegas cowok itu.

"Gak!" seru Rara tak mau kalah dan bersedakap dada seolah-olah menantang cowok itu.

"Minggir atau lo gak bisa masuk!" ancam cowok itu.

"Eh iya kak ganteng silahkan," ucap Rara sambil tersenyum kikuk,dan mematung ditempat.

"Pak tutup aja gerbang nya dia gak mau masuk," ucap cowok itu sambil melirik pak satpam.

"Baik den," ucap pak satpam.

"Eh jangan pak Rara mau masuk," ucap Rara secepat kilat dan bergegas berlari ke dalam sekolah.

Rara pun masuk dan berlari menuju lapteng atau lapangan tengah untuk mengikuti acara pembukaan Mos.

Dia mencari-cari dimana tempat yang aman supaya bisa bernafas bebas.

Saat dia sedang enak-enak nya kipasan dan mengontrol nafasnya, matanya tidak sengaja melirik ke arah depan.

Ternyata disana terdapat ketos yang sedang menjelaskan tentang MOS tahun ini. Tapi yang membuat Rara tidak mau mengalihkan perhatiaannya yaitu, paras ketos itu.

Ternyata ketosnya adalah