10 Dalang Di Balik Bencana

Saat Jay kini sedang bersiap menerima seluruh warisan yang ditakdirkan untuknya, di tempat lain dari belahan planet Gaya.

Di sebuah kastil kuno yang bernuansa sejarah, sedang ada pertemuan dari 7 perwakilan keluarga Besar yang kini, siap menjalankan aksinya.

Di sebuah ruangan di menara dari kastil, terdapat tujuh sosok pria paruh baya, yang masing-masing mengenakan jubah hitam di tubuhnya.

Melihat kerutan di sekitar wajah mereka, bisa di perkirakan bahwa usia mereka terbilang senja untuk umur manusia, tapi meski begitu samar-samar dapat di rasakan kekuatan yang kuat terpancar dari sosok- sosok mereka.

Mereka bertujuh kini sedang duduk, mengelilingi sebuah heksagram berbentuk aneh, dengan simbol makhluk yang terlihat seram dan berdarah.

" Ok kini sudah waktunya untuk kita melakukan ritual" sebuah suara yang berwibawa keluar dari seorang lelaki tua yang terlihat pemimpin di kelompok itu

" Baiklah memang sudah saatnya kita, melakukannya, dan mengakhiri penderitaan 500 tahun ini" jawab kembali seorang pria yang lebih muda di sisi yang lain

" Ingat tidak ada jalan kembali, dan kalian juga harus sadar, di balik kekuatan dan kekuasaan yang akan kita dapatkan, ada harga yang harus di bayar" kembali suara pria tua yang memimpin terdengar

" Sudah ketua, tidak perlu di bahas lagi, mari kita mulai" kata orang lain disisinya

Menganggukan kepalanya, dengan perlahan ketujuh lelaki tua tersebut, masing-masing mengeluarkan belati perak yang mereka simpan, sambil mengulurkan tangan mereka.

Jika di lihat dengan cermat, apa yang di lakukan oleh ketujuh pria tua itu adalah sebuah ritual pengorbanan misterius, yang telah mereka persiapkan untuk sebuah acara besar di planet Gaya.

Memotong telapak tangan mereka secara bersamaan, tetesan darah mulai mengalir ke bawah dari tangan mereka.

Mengalir memenuhi Heksagram ritual yang ada di tengah - tengah mereka. Sampai Heksagram itu tertutup oleh semua darah, samar- samar warna terang merah bersinar di ruangan itu.

Melihat bahwa rencana mereka akan berhasil, ketujuh orang tua itu, mulai memeras lebih darah yang mereka kucurkan. sampai tak lama kemudian cahaya merah silau menerangi seluruh ruangan.

Dan aura berdarah dan sesak memenuhi ruangan itu, sampai sebuah sosok besar bangkit dari dalam genangan darah, dan memancarkan aura paksaan yang besar terhadap ke tujuh lelaki tua itu.

Yang membuat mereka bertujuh berlutut, secara paksa terhadap sosok yang muncul.

Saat ke tujuh pria tua itu melihat sosok di depan mereka, ada perasan takut dan tak berdaya yang mereka rasakan, seolah-olah jiwa mereka di genggam oleh sosok itu.

Melihat lebih jelas sosok raksasa itu, dapat terlihat tubuh yang kekar berwarna merah darah, dengan wajah yang berbentuk Hewan Banteng yang memiliki tanduk besar di atas kepalanya.

Dan dengan mata merah berdarah yang terbuka, membuat siapapun yang melihat merinding sekujur tubuhnya.

Saat sosok besar itu membuka matanya, perlahan sebuah suara serak yang menggema terdengar di ruangan itu.

" Ohhhhhh....Sudah beribu tahun dan akhirnya aku di panggil kembali, Apa permintaan kalian memanggilku" jawab sosok raksasa itu

Kemudian sebuah suara tua bergetar datang membalas, " Selamat Yang Mulia, kini anda kembali ke dunia ini, Perkenalkan nama saya Bokir pemimpin dari Tujuh keluarga, yang memanggil Yang Mulia" Jawab lelaki tua itu.

" Bokir... Ohhhhh rupanya kau keturunan dari Tonggos, yang dulu adalah pelayan ku" jawab sosok raksasa itu

" Ok Bokir utarakan niat mu, aku tidak punya waktu banyak, Dunia ini mulai menolak ku " jawab kembali Raksasa itu.

" Permintaan kami adalah, tolong Yang Mulia Buat bencana besar di seluruh planet Gaya ini, dan tolong lindungi kami dan keturunan kami dari bencana Yang Mulia" jawab Bokir kepada raksasa

" Baiklah kalo begitu akan ku kabulkan permohonan kalian, akan aku lepaskan Kesengsaraan, kemalangan, dan kematian di Planet Gaya ini, dengan cara ku jadikan semua mahkluk hidup di planet ini sebagai mayat hidup, yang akan saling memangsa dan membunuh.

Dan untuk kalian beserta Keturunan mu, akan kekal menjadi budak ku hingga kematian ingat itu" Berkata raksasa itu sambil menyembunyikan senyum misterius dari hadapan tujuh lelaki tua itu.

" Sebagai hadiah, kalian akan bisa mengontrol mereka yang berubah menjadi zombie sampai batas tertentu, dan tidak akan di serang oleh mereka juga dengan batas tertentu, sisanya kalian hadapi sendiri" saat suara itu bergema terkahir kali ada aura hitam besar yang menyelimuti ruangan itu

Dan dari tempat raksasa itu hilang, ada gas hitam padat yang dengan kecepatan luar biasa, terbang tinggi menembus menara dan menuju ke atas langit, hingga tak lama kemudian terdengar suara ledakan besar yang menggema di seluruh planet Gaya.

Tanpa di sadari oleh tujuh lelaki tua itu, mereka telah menyebabkan manusia menghadapi bencana besar yang tidak akan pernah mereka bayangkan.

Setelah raksasa itu hilang, tujuh sinar merah terbang dari balik Heksagram dan mengenai kening dari ketujuh para lelaki tua itu.

Membentuk Tato segitiga merah berdarah, dan tanpa mereka sadari juga, setiap keturunan mereka tiba- tiba saja memiliki tato segitiga ini, dengan ketebalan warna yang berfariasi, dari merah pudar, agak merah, merah, sangat merah, dan Merah bintang.

Yang setiap warna mewakili kekentalan dari garis darah yang mereka miliki di dalam keluarga mereka.

" Baiklah sekarang saatnya kita kembali, dan mengumumkan rencana kita" jawab Bokir kepada anggota yang lain.

" Ketua semoga saja ini sesuai dengan harapan kita" kata seorang lelaki tua kepada Bokir

" Ya aku juga berharap seperti itu, jika tidak....haaa....sudahlah saatnya kita kembali ke rumah masing-masing, dan tunggu instruksi selanjutnya" jawab Bokir kembali ke anggotanya

" Baiklah ketua, kami berpisah" jawab serempak anggota kelompok yang lain, dan masing-masing mulai meninggalkan kamar di menara kastil.

Sedangkan Bokir masih menatap ke luar jendela dari ruangan, dan melihat langit di atasnya yang semakin gelap dan mencekam.

##########

Di berbagai belahan dari planet Gaya, setelah terdengar bunyi ledakan yang menggema di seluruh dunia, samar-samar aura dingin menyelimuti Gaya.

Di sebuah Istanah cantik di Kerajaan Muria, seorang pria paruh baya memakai Mahkota indah, sedang berdiri di pinggir jendela ruang kerjanya.

" apa yang para lelaki tua itu lakukan" bergumam dengan pelan sambil menatap ke arah langit yang menjadi semakin gelap mencekam.

" Yang Mulia, laporan tiba" sebuah suara datang dari balik sosok bermahkota itu, membalikan tubuhnya

Seorang kesatria gagah setengah berlutut di depannya. " Apa yang kamu dapatkan Reza, mengenai suara ledakan keras itu?" tanya sosok bermahkota kepada kesatria gagah

" Ampun Yang Mulia, kami tidak mendapat berita apapun, terkecuali suara ledakan itu terdengar di seluruh aliansi kerajaan yang ada" jawab Kesatria Gagah itu

" Begitu, baiklah kamu bisa kembali dan terus menyelidiki apa yang sedang terjadi"

" Baik Yang Mulia, Saya ijin pemisi"

avataravatar
Next chapter