11 Rumit dan Pernyataan Cinta

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Uma?" ucap Kanaya yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh nak, gimana keadaan Bu Rahma?" tanya Shopia.

"Alhamdulilah tadi Mama udah sadar Uma." ucap Kanaya dengan tersenyum.

Shopia merasa ada yang janggal dari panggilan Kanaya pada Bu Rahma.

"Mama?" ucap Shopia memperoleh hal itu.

"Iya Uma, Bu Rahma meminta Rara untuk memanggilnya dengan sebutan Mama begitu juga dengan abang Rey." ucap Kanaya menjelaskan.

"Nak ibu Rahmah kan sudah sembuh kamu disini aja ya temenin Uma bikin kue aja dirumah, Bu Rahmakan ada nak Rey yang selalu menjaganya nak sedang Uma hanya punya Rara." ucap Shopia terdengar sendu.

"Tapi Uma, nenurut hasil tes DNA yang dilakukan oleh Abang Ray hasilnya membuktikan bahwa Rara ini memang anaknya mama Rahma yang hilang itu, Rara sangat menyayangi Uma... sebagai ibu yang telah membesarkan dan merawat Rara selama ini, tapi Rara juga sangat menyayangi Mama Rahma sebagai ibu yang telah mengandung dan melahirkan Rara." ucap Kanaya.

"Nak hasil itu bisa saja dipalsukan hanya untuk membuat menjauhkanmu dan Uma saja nak!" ucap Shopia sambil menagis karna tak Rela anak yang selama ini dia rawat harus bersama dengan wanita lain yang mengkin menjadi penyebab Rara di buang waktu itu.

"Tidak Uma. Uma yang salah paham Mama Rahma sangat baik bahkan dia sangat menyayangi ku selayaknya seorang ibu pada putrinya. Uma Rara minta izin menginap di rumah mama Rahma ya?" ucap Karnaya.

"Baiklah kalau kau lebih mempercayai perempuan baru yang kau anggap sebagai ibu kandung mu itu ketimbang Uma mu sendiri yang telah membesarkan mu dengan berlimpah kasih sayang, pergilah lupakan kami..." Ucap Shopia dengan kemarahan.

"Tidak Uma Rara tidak pernah meninggalkan Uma, Rara hanya kasih dengan Mama yang sakit..." ucap Kanaya terpotong.

"Pergilah.. pergi..pergi.....," teriak Shopia sambil berkata dengan tegas tanpa menatap mata Kanaya.

Saat ini untuk pertama kalinya Shopia berkata tegas dan bahkan mengusir putrinya itu tidak ada lagi shopia yang keibuan dan lemah lembut, yang ada hanyalah Shopia yang dikuasai emosi dan keegoisan karna rasa sakit hatinya pada seorang putri .

"Uma... maaf.. maaf... maaf.., maaf kan Rara... Uma jangan marah dengan Rara..." ucap Kanaya terisak pilu.

"Pergilah dari hadapan ku. Aku bukan Uma mu lagi... pergilah pada wanita yang telah kamu anggap ibu kandung mu itu." ucap Shopia yang kemudian masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.

Kanaya terus menggedor-gedor pintu kamar umanya untuk meminta maaf. Karena merasa Umanya menginginkan keberadaannya Kanaya pun memutuskan untuk pergi dari rumah Uma Shopia itu.

"Ya Allah apakah hamba telah menjadi seorang anak yang durhaka karna membuat ibu yang telah mendidik dan merawat hamba merah pada hamba, ya tuhanku tolong berikan kesehatan kepada Uma dan Mama hamba.... hamba akan menjauh dari mereka berdua untuk sementara..., ya Allah hamba memiliki masalah kecil tolong lembut kan lah hati Uma Shopia kembali dan berilah kesembuhan pada mama Rahma amiin." doa Kanaya setelah sholat ashar.

Kanaya memutuskan untuk kembali kosan tempat kuliahnya dulu karna mungkin hanya itu saja tempat teraman dan ternyaman bagi Kanaya saat ini.

"Mbak Kanaya akhirnya pulang kesini juga, kasih loh mbak itu tunangannya tiap hari kesini cuman mau mastiin mbak udah pulang kesini belom?" ucap Ibu kosan.

"Maaf Bu.. Tunangan?, tunangannya siapa Bu?" tanya Kanaya yang bingung.

"Ya Tunangan mbak lah masak semuda itu mbak Kanaya lupain tunangan sendiri..., saya udah punya suami..... mbak gak mungkin pria tampan itu tungan Saya!" jawab ibu kosan dengan malas.

"Tapi Bu saya ....." ucap Kanya yang terpotong

.

"Hay sayang, kau kemana aja. Aku kangen banget!" ucap Al yang langsung memeluk Kanaya dengan erat.

"Nah ini mbak orangnya!"

"lain kali kalo ada masalah diselesaikan baik-baik Donk mbak jangan kabur terus kan capek mas ini nyariin mbak, kasian mbak!" ucap ibu kosan pada Kanaya, yang kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Bu..., Ibu salah paham bu....," ucap Kanaya yang tidak di tanggapi oleh ibu kosnya.

"Anda puas telah membuatnya salah paham, saya ini bukan siap-siap anda!" ucap Kanaya dengan tegas.

"Kamu adalah ibu dari anak-anakku...."

"Dia tidak salah paham karnya kita memang akan menikah." ucap Al dengan santay sambil tersenyum manis pada Kanya.

"Aw.. aku bisa gila lama-lama jika harus berhadapan dengan Anda... pergilah." ucap Kanaya dengan sangat memohon.

"Tidak mau, aku tidak mau memberimu kesempatan untuk meninggalkan ku lebih lama lagi. Kau telah membuatku tidak tenang selama dua minggu ini!" ucap Al dengan tegas dan kekanak-kanakan.

Kanaya yang merasa kesal pun bertiak histeris sambil menangis.

"Pergi... pergi..lah..., hisk..hiks..hiks...." Ucap Kanya sambil terisak.

Al bukanya pergi tapi malah memeluk tubuh Kanaya dengan erat, Al tidak perduli kan pukul kananya yang lumayan kuat padannya.

"Maafkan aku... tenanglah, aku selalu mencintaimu... tolong jangan menangis." ucap Al. Jika dulu al sangat senang menjaili Kanya sampai mengabaikannya menangis tapi kali ini tiap tetes air mata Kanaya sangat membuatnya sakit .

"Hiks..hiks..hiks... kenapa kalian semua sangat jahat pada ku?" ucap Kanaya tanpa sadar sambil memukul-mukul tubuh Al dengan kuat, tapi tidak terasa apapun bagi Al karna memang tubunya sangat kekar dan kuat.

"Aku hanya ingin hidup bahagia dengan ibu yang telah membesarkan ku dan juga ibu yang telah melahirkanku.... hiks....., hiks...., hiks...., hiks...." ucap kanaya sambil menangis dipeluk Al.

Semua penghuni kosan sedang pulang kampung hanya ada ibu kosan dan Kanya diamana, ibu kosan membebaskan Al masuk tapi hanya Ruang khusus tamu karna saja Al mengaku-ngaku sebagai calon suami Kanya dan akan menikah dalam hitungan hari saja.

"Maafkan aku..... aku belum bisa membuat mu nyaman berada didekat ku.... tapi aku akan berusaha membuat munyaman, biarkanlah aku egois kali ini saja. Kau milikku.. selalu akan menjadi milikku selamanya karna aku hanya akan menikah dengan mu saja... aku mencintaimu." ucap Al yang telah mengumpulkan keberanian nya untuk berterus-terang pada Kanaya.

"Apa yang anda katakan?" Ucap Kanaya tidak yakin.

"Aku sangat mencintaimu tolong jangan tolak aku. Aku akan membuat mu menjadi bidadari dunia akhirat ku suatu saat nanti....."

"Tolong izinkan aku untuk sedikit egois dalam hal aku mencintaimu." ucap Al sambil memeluk Kanaya yang tiba-tiba menjadi diam tanpa suara.

"love you, love you, love you..." ucap Al di depan wajah Kanaya.

"Apakah anda tekena gangguan jiwa semenjak saya pergi?" ucap Kania yang heran denga tingkah mantan bosnya itu.

"Iya aku mungkin akan gila jika harus berjauhan dengan mu." ucap Al dengan raut wajah serius.

avataravatar
Next chapter