4 Perjodohan

"Al bukanya om Khalid ingin menjadikan mu dengan putri dari tekan bisnisnya waktu itu?" kata Leon teringat saat beberapa hari yang lalu mengunjungi perusahaan Omnya yang dipindahkan kepengurusannya kepada Al dan juga ajakan bisnis rekan kerja sama mereka yang ingin mempertemukan putri dari pak Jalal dengan Al dengan jalan perjodohan untuk memperkuat ikatan persaudaraan mereka dan juga bisnis.

"Tentu saja aku tidak akan menyetujui hal itu, lagi pula aku telah memiliki Kanaya dan sebentar lagi kami akan menikah." kata Al dengan tegas.

"Tapi Al, apakah sebaiknya tidak kau pikirkan terlebih dahulu? Om Khalid telah menyetujui perjodohan antara kau dengan putri dari pak Jalal kau akan mempermalukan Ayah mu jika langsung menolak tanpa alasan yang jelas" ucap Leon.

"Alasan ku sudah cukup jelas Leon, Aku mencintai Kanaya. Aku hanya ingin menikah dengan Kanaya saja, Aku mencintai Kanaya sejak kecil bagaimana bisa Aku menikah dengan wanita asing yang tidak kucintai?" kata Al yang telah memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Al..., Apakah kau tega melukai perasaan kedua Papa mu yang telah sepakat ingin menjodohkan kalian itu?" kata Leon yang saat ini sedang berada dikantor Al karna memeng Leon merupakan manajer dari perusahaan tersebut yang sering diminta Al menggatikanya untuk mitting di berbagai tempat jika al sedang sangat sibuk, seperti pada saat Kanaya diterima menjadi sekretaris dan asisten Al. Sebenarnya orang yang paling Al percaya sebelum Kanaya dalam mengurus perusahaannya keluarga nya ini adalah Leon dan lukas.

Tapi karna sifat Lukas yang sering jail dan playboy, Al sangat lebih mempercayai Leon dalam menangani masalah kantor dan Lukas yang kan membantu Leon karna jabatan Lukas adalah wakil menajer perusahaan keluarga, sedangkan CEO dari perusahaan tersebut adalah Al. Dan kebetulan mereka bertiga berumur sama yaitu 25 tahun hanya beda bebepa beberapa saja Al lebih muda dari sepupu kembarnya itu.

Aku tidak ingin menyakiti perasaan papa? tapi aku juga tidak mungkin menerima perjodohan ini, bagi ku Kanaya adalah segala ya saat ini dan sampai kapan pun!.. kata Al karna merasa bimbang, (Ya Allah izinkan lah aku egois untuk kali ini saja) ucap Al dalam hatinya.

"Eh..maafkan telah mengganggu kalian pak, pak saya sudah mengetuk pintu dari tadi tapi pintunya tidak tertutup rapat. Saya hanya ingin memberikan berkas-berkas yang perlu anda tanda tangani. Baik saya permisi." Kata Kanaya yang langsung ingin keluar dari ruangannya itu".

"Kanaya apakah sebelum masuk kau mendengarkan ucapan ku tadi?" kata Al ingin mastikan Agar wanita yang dicintainya itu mungkin saja salah paham .

"Tidak pak." kata Kanya dengan mantab. Hal itu membuat Al dan Leon menghembuskan napas lega.

"Baik saya permisi pak karna pekerjaan saya masih sagat banyak." kata Kanya yang langsung keluar dari ruangan itu tanpa menunggu jawaban dari Al.

"Sepertinya wanita itu sangat sibuk, kau memberinya banyak sekali pekerjaan?" kata Leon yang melihat gerak gerik Kanaya tadi.

"Iya aku memintanya menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin, lebihnya pekerjaan mu yang kau tinggalkan 3 hari yang lalu." Kata Al dengan santai.

"Kau gila, Aku mengurus perusahaan mu dan mitting mu yang tidak dapat kau hadiri. Lebih baik kau cari sekertaris lain Agar Kanaya tidak terlalu kacau seperti itu. Mungkin saja dia bisa meninggalkan mu, karena kau seorang yang kejam jika dikantor berbanding terbalik jika dirumah." kata Leon yang memberi saran pada Al.

"Ya tentu saja dia akan berhenti berkerja nanti setelah menjadi istri ku." kata Al dengan percaya diri.

"Iya jika kau tidak dijodohkan dengan wanita lain?" kata Leon yang membuat Al teringat kembali bahwa papanya telah menjadikannya dengan anak dari rekan bisnisnya itu.

"Aku akan mengatakan tidak, papa pasti akan mengerti." Kata Al dengan sebenar benarnya sedikit ragu.

Di mejanya Kanaya sedang berusaha mengatur napasnya yang senen-kamis karna berlari dari ruangan Al lewat tangga karna malas mengantri didepan pintu lift, lagi pula Kanya sangat ingin pulang sekarang.

"Ternyata pak Al telah di jodoh kan orang tuanya ya Allah, Kanaya seperti duri dalam daging saja jika berada didekat pak Al terus. Kanaya sebaiknya pergi saja sekarang sebelum pak Al menyadari kepergian Kanaya. Kanaya hanya tidak mau menjadi perusak hubungan orang apalagi membuat pak Al menjadi anak durhaka pada Papanya." Ucap Kanaya sambil meletakkan kepalanya dimeja karna merasa lelah akibat lari tadi.

Sebenarnya tadi Kanaya mendengarkan dengan jelas pembicaraan antara Al dan Leon. Walaupun Kanaya belum memiliki perasaan suka pada Al tapi rasanya perasaan Kanaya sangat sakit mengingat dirinya hanyalah penghalang dari hubungan Al dengan calon wanita pilihan dari papanya nanti.

Kanya memutuskan membuat surat agar Al tidak mencarinya lagi.

"Ya Allah kuatkan lah hati hamba dalam melewati suatu ujian kecil ini, sesungguhnya engkau maha besar dan melapangkan hati hamba yang sempit." Kata Kanya dalam hatinya yang entah kenapa terasa pilu setelah menulis surat untuk Bosnya itu.

"Mbak Kanaya kok nangis?, Habis dimarahin bos ya? yang sabar ya mbak bos emang suka galak kalau kita telat dikit aj biakan orang nya gila disiplin banget." ucap Alya dengan simpati, Alya merupakan kariawati yang kebetulan menemui Kanya karna memberikan berkas yang diminta olehnya tadi.

"Gak kok saya cuma kena debu aja, pak Al gak sejahat itu kok sama saya." ucapan Kanaya sambil tersenyum tulus.

"Ya udah kalau mbak gak papa saya mau lanjut ngerjain tugas kalau gitu mbak." kata Alya yang kemudian pergi setelah mendapat anggukan kepala dari Kanaya.

"Ya Allah hampir saja ketahuan, surat nya aku taruh sini aja kali. Lagi pula mungkin pak Al gak akan sempat baca juga yang penting saya udah menjelaskan lewat surat ini." kata kanaya kemudian pergi meninggalkan kantor tempatnya berkerja selama kurang lebih 2 Minggu ini.

Untungnya kebetulan Mamang ojeknya datang cepat dan Kanaya tidak perlu menunggu lama langsung pergi menuju kosan sesuai titik yang telah dikirim Kanaya tadi.

"Udah samapek neng, neng jangan ngelamun ini bukan tempat yang neng tuju?" tanya mamang ojek itu karna Kanaya yang hanya diam melamun dari tadi.

"Eh, iya mang udah samapek aja. Berapa mang?". tanya kanya.

"15 k aja neng, klo bisa duit pas aja ya. Jangan lupa bintang lima ya neng." kata Mamang ojek itu.

"Ok siap mang." kata Kanaya tersenyum kemudian langsung memasuki kosannya setelah membayar dengan uang pas.

"Assalamualaikum." ucap Kanaya saat memasuki kamar kosnya yang kosong selama 2 Minggu ini. Kanaya memiliki kebiasaan selalu mengucapkan salam saat akan memasuki suatu ruangan. Tidak terkecuali kantor Kanaya biasanya menggunakan suaranya yang amat pelan agar tidak di anggap aneh oleh orang-orang dikantor itu.

avataravatar
Next chapter