16 Makan Malam Keluarga

Semuanya berangkat makan malam atas permintaan Aira dan Kanaya. Jalal, Rahmah, Rayhan dan juga termasuk Arkan dan Al juga hadir pada acara makan malam ini.

"Sebelum terimakasih karna kalian hadir disini, Kami meminta maaf jika harus sedikit memeriksa papa dan kak Ray juga." ucap Aira yang tersenyum manis. Penampilan Aira sangat manis dengan balutan dress merah dan polesan make up membuatnya terlihat sangat cantik.

"Iya Sebelumnya kami hanya ingin membantu meluruskan kesalah pahaman ini, jadi Abang Ray bisa mendengar penjelasan dari Papa terlebih dahulu nanti setelah makan malam?" tanya Kanaya.

"Iya baiklah." jawab Rayhan dengan malas.

Al dan Arka sibuk memandangi 2 bidadari cantiknya masing-masing Al yang tentunya memandang Kanaya dan Arkan memandang Aira. Jika Aira terlihat cantik dan dewasa dengan balutan dress merah, maka Kanaya terlihat cantik natural dengan sedikit polesan make up dan terlihat seperti seorang peri kecil yang sangat cantik dalam balutan dress Putih. Ternyata diluar dugaan Arkam merupakan rekanan bisnis Al juga sehingga mereka dapat salah berkerjasama dalam hal ini nanti.

"Jaga mata kalian, Adek-adek gue memang cantik tapi gak perlu melotot dong....., malu-malu aja." ucap Ray dengan malas.

"Iya sob Kananya emang cantik banget, terlihat seperti peri kecil yang sangat mengemaskan...." ucap Al tanpa malu-malu bicara didepan semua orang.

"Tentunya diakan adek gue...., kalau Aira gimana Ar??" ucap Ray dengan bangganya, kemudian bertanya pada Arka tentang penampilan Aira.

"Aira selalu cantik dimata Arka bang." ucap Arka tanpa mengalihkan tatapannya pada Aira yang sedang tersenyum manis.

"Ray harap Papa tidak akan mengecewakan Ray lagi setelah mengetahui siapa yang mereka sukai?" ucap Ray.

"Tentu saja tidak nak, Papa akan melakukan apapun demi kebahagiaan kalian semuanya." ucap Jalal yang sedikit senang karna putranya itu memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang rumit ini.

"Oh iya om... tentang perjodohan itu bagaimana?" ucap Al yang mengingat masalah perjodohan itu.

"Perjodohan itu akan tetap terjadi nak Al, bukannya kau telah menyetujuinya dari jauh-jauh hari?" tanya Jalal.

"Iya Om tapikan saya.....," ucap Al yang terpotong oleh Kanaya

"Kanaya sangat lapar Papa....., apakah bisa kita mulai makan sekarang dan kalian bisa melanjutkan obrolannya nanti setelah makan?" ucap Kanaya yang dengan sengaja motong ucapan Al, kayrna telah melihat wajah Aira dan Arka murung secara bersamaan seakan akan terjadi hal yang buruk jika Al dan jalan melanjutkan pembicaraan mereka.

"Tentu saja sayang ayo kita mulai makan." ucap Rahma yang tersenyum manis.

"Iya sayang maafkan Papa telah membuat kalian menunggu, Ayi kita mulai makan." ucap Jalal yang tersenyum manis pada Kanaya dan Rahma.

"Terimakasih Mama..., papa....." ucap Kanaya tersenyum manis.

Mereka semua kemudia makan malam bersama dengan tenang dan hitmat setelah membaca doa sebelum makan masing-masing, Kananya mengunyah makanan dengan perlahan sambil berfikir semoga setelah ini tidak ada lagi yang salah paham dan terluka atau pun menahan sakitnya kerinduan.

Setelah selesai makan Rahma pun sibuk bicara kedua putri tentang masalah perempuan. Sedangkan Jalal yang tadi sibuk mempersiapkan wajah cantik Istri itu harus mengalihkan pandangannya karna merasakan tepukan pada bajunya.

"Papa tahu kan kalau Aira dan Arka telah bersahabat dari TK dan mereka diam-diam saling menyukai?" tanya Ray yang berbisik pada Papanya.

"Iya nak pyapa tahu kalau mereka bersahabat." jawab Jalal dengan santainya.

"Lalu mengapa ingin menjodohkan Aira dengan Al???" tanya Ray.

"Iya Papa akan tetap menjodohkan merek tapi bukan Aira yang akan dijodohkan tapi Aurora dan Al karna sepertinya Al terlihat sangat menyukai adik bungsu mu itu." ucap Jalal menjelaskan.

"Syukurlah..... iya Papa benar, Al bahkan cinta mati dengan Rara." ucap Ray yang merasa lega karna tidak akan ada drama perjodohan paksa setelah ini.

"Sob... ngapain loh senyum-senyum sendiri gue tau Lo baru saja baikan ama nyokap Lo dan Adek-adek lo udah kembali tapi kenapa Lo jadi tiba-tiba gila jadi gila dadakan gini sih?" tanya Al.

"Sembarangan aja loh...., gue hanya seneng aja keluarga gue kembali utuh... gue rela kok ngelakuin apa aja asal semuanya bisa bahagia." ucap Ray.

"Semoga aja Om dan Tante bisa kembali agar Aira tidak kembali sedih." ucap Arka yang dari tadi sibuk menatap wajah cantik Aira tanpa merasa malu.

"Amiiin.... yaraballamin.... semoga juga peri cantik gue Kanaya semangkin cinta ama gue.... ya Allah amiiin." ucap Al dengan tidak tahu malu.

"Hemmmmm... berharap banget si Lo sob, kayaknya bisa gila deh kalo gak di nikahin ama adek bungsu gue itu?" tanya Ray.

"Gue cuman mau nikah ama Kanaya.... aja..., kalau gak bisa Gue.... bakalan bawa kabur." ucap Al dengan asal.

"Bawa kabur muka Lo pitak, adek gue itu baru aja ketemu keluarganya belum genap 2 Minggu!" ucap Ray dengan gemas memukul kepala sahabatnya itu.

"Apaan si loh bro.... belum jadi Abang ipar aja gue dah disiksa.....?" ucap Al sambil mengusap kepalanya yang telah di pukul oleh Ray tadi.

"Idih percaya banget Lo sob, emang adek bungsu gue itu mau ama mahluk sejenis lo ini?" ucap Al yang memerhatikan Al dari atas sampai kebawah dengan remeh.

"Ya mau lah sob, secara gue ini ganteng, Kaya, pekerjaan keras, Isya Allah soleh banget." ucap Al dengan percaya diri.

"Adek gue gak perlu ganteng Lo, dan Adek gue juga gak perlu cowok yang kaya karna dia gak matre, pekerja keraskan banyak yang lebih pekerja keras dari Lo, dan kalo soal Sholeh itu ya gue akui Lo lumanyan." Ucap Ray.

"lumayan apa?" tanya Al penasaran.

"Maaf seperti Kakak perempuanku akan kesini karena kebetulan dia baru pulang dinas Om, tante, bolehkan jika kakak ku ikut bergabung bersama kita?" tanya Arka setelah tadi sibuk dengan ponselnya.

"Tentu saja nak, ajak kesini saja." ucap Rahma yang tersenyum lembut.

"Aku baru tahun jika kau memiliki kakak perempuan?" tanya Aira.

"Iya dia sebenarnya kakak sepersusuan ku dulu, dan sekarang menjadi kakak ku karna ayah telah menikah dengan ibunya." ucap Arka menjelaskan sambil tersenyum manis pada Aira.

"Jadi sekarang Om Arya sudah memiliki istri lagi ya??" tanya Aira.

"Iya Ayah telah memiliki istri dan anaknya perempuan, dan aku juga menjadi memiliki ibu dan kakak perempuan yang sangat baik dan cantik dia berprofesi sebagai dokter." ucap Arkan menjelaskan.

"Wah benarkah pasti dia sangat cantik, aku tidak sabar ingin bertemu dengannya." ucap Aira dengan tersenyum cerah.

"Assalamualaikum... maaf dek kakak lama ya?" ucap wanita cantik yang berbalut hijab pink dengan jas dokter yang masih dipakainya.

"Waalaikumussalam kak, ayo duduk. Semuanya perkenalan dia adalah Kakak Rabia Kakak ku. " ucap Arka yang memperkenalkan kalanya.

Ray yang tadinya terkesan cuek dan tidak perduli langsung menoleh dan terpanah akan senyum cantik dari seorang Rabia, Ray tidak pernah menyangka bahwa dia akan bertemu lagi di tempat dan suasana yang berbeda mungkin ini lah yang dinamakan takdir Allah tidak ada yang tau selain Allah.

avataravatar
Next chapter