12 Kabur-kaburan

"Silahkan anda pulang pintu gerbang telah terbuka untuk anda, saya rasa saya tidak perlu menyeret anda keluar!" ucap Kanaya dengan kesal.

"Tidak mau, kau pasti berencana ingin meninggalkanku kan dalam otak cantik mu ini?" ucap Al sambil penunjuk kepala cantik Kanaya.

"Terserah saya, siapa anda yang berani-beraninya sok ngatur hidup saya?" Ucap Kanaya dengan kesal.

"Tentu saja aku ini calon suami mu sekarang dan akan jadi suamimu sebentar lagi!" ucap Al dengan tegas sambil memegang erat kedua bahu Kanaya.

"Mundur anda melewati batas wajar!" ucap Kanaya sedikit gugup.

"Hemmm.... saya rasa tidak, ini masih wajar-wajar saja!" ucap Al yang kemudian melepaskan tangannya dari bahu kecil Kanaya.

Setiap hari Al rela pergi ke kosan Kanaya hanya untuk memastikan bahwa wanita yang di cintai nya ini akan kembali dan setelah kembali Al berniat untuk lebih tegas dan berusaha untuk membuat Kanaya selalu nyaman disisinya. Tapi Kanaya dengan tegas menyuruh nya pulang tentu saja Al akan berusaha menolak pergi dengan keras kepalanya dan pendiriannya.

"Kenapa anda terus membuntuti ku dari tadi?" ucap Kanaya karena merasa kesal pada mantan bosnya ini.

"Aku hanya memastikan saja agar kau tidak kabur dan meninggalkan ku lagi seperti 2 Minggu lalu." ucap Al dengan tampang sedih mentap Kanaya.

"Saya hanya pulang ke kampung halaman, lagi pula anda hanya mantan bos saya tidak memiliki hak apapun tentang hidup saya!" ucap Kanaya dengan tegas.

"Hemmm baik lah, mulai hari ini aku memutuskan kau adalah kekasih ku!" ucap Al dengan tegas.

"Saya tidak mau!" ucap Kanaya tidak kalah tegas.

"Saya tidak membutuhkan pendapat mu, Kau tetap akan menjadi kekasih ku tanpa bantahan!" ucap Al dengan tegas dan bahkan matanya melotot kearah Kanaya.

"Pacaran ama tembok aja sana sekalian!" ucap Kanya dengan malas.

"Kenapa harus dengan tembok kalau kau ada!" ucap Al sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Andakan tidak memerlukan jawaban, saya rasa akan sangat serasi jika anda berpasangan dengan tembok saja yang sama-sama datar dan keras." ucap Kanaya sambil terkekeh geli.

"Mana bisa tembok membalas perasaan ku?" ucap Al yang tiba-tiba menjadi bodoh.

"Sepertinya yang anda katakan tadi, anda tidak memerlukan pendapat lain. Kalian sangat serasi, sekarang menjauhlah dari ku!!" ucap Kanaya dengan tegas.

"Tidak mau, aku hanya akan menikah dengan mu. Jika kau menolak aku akan bertindak sedikit tegas mungkin aku akan mencium mu disini jikau menolak." ucap Al sambil tersenyum manis.

"Anda bercanda. Pergilah sekarang juga dari hadapan ku!" ucap Kayana dengan wajah memerah karna merasa sangat marah.

"Apakah kau pernah melihat aku bercanda sebelum nya?" tanya Al dengan datar dan tegas.

"Aku rasa belum." ucap Kanaya tidak yakin.

Tin, tin,tin (suara klakson motor didepan kosan Kanaya yang menandakan pesanannya telah sampai)

"Berapa mang?" tanya Kanaya pada mamang delivery itu.

"20 k aja Neng" jawab mamang itu.

"Okay temaksiih Mang" ucap Kanaya dengan ramah.

"Sama-sama Neng. Pasti pesen makan dua buat suaminya ya neng?" tanya mamang ojek itu.

"Saya belum punya suami Mang" jawab Kanya.

"Lah, itu pasti calon suaminya kan?" tanya mamang ojek lagi.

"Iya mang, saya calon suaminya." jawab Al yang tersenyum ramah.

Al menutup mulut Kanaya yang sepertinya ingin protes kepadanya dan memudian merengkul bahu Kanaya agar lebih dekat dengan dirinya.

"Aw... kenapa kau menggigit tangan ku?" ucap Al yang merasakan sakit karna gigitan Kanya pada tangannya.

"Siapa suruh anda mengaku-ngaku sebagai suamiku?" ucap Kanaya mendelik kesal.

"Aku hanya menjelaskan tentang fakta sebenarnya." ucap Al yang mengelak.

"Ternyata Anda sangat manja dan kurang kerjaan." ucap Kanaya yang merasa kesal.

"Tidak juga aku memiliki lumayan banyak pekerjaan dikantor!" ucap Al dengan tegas.

"Baguslah kalau begitu anda bisa pergi sekarang!" ucap kanya mengusir Al.

"Apakah kamu selalu bersikap tidak sopan kepada tamu, Kau tidak ingin memberikan ku minum atau makan gitu?" ucap Al menaik turun aslinya.

"Anda sangat kaya dan lebih dari cukup, sana cari makan diluar, saya sedang krisis saat ini!" ucap Kanya dengan jujur.

"Kalau begitu ayo kembali berkerja kekantor dan aku akan memengajimu 3 kali lipat." ucap Al dengan tersenyum manis karena mendapat ruang agar perempuan yang disukai nya ini selalu dekat dengannya.

"Saya tidak bisa pak, saya tidak ingin tunangan anda salah paham nanti!" ucap Kanaya mengingat bahwa Al telah di jodohkan.

"Saya belum bertunangan dan saya akui saya telah dijodohkan tapi saya hanya mencintai mu saja, bahkan saya tidak mengetahui wanita yang dijodohkan dengan ku itu!" ucap Al yang berkata jujur.

"Anda seharusnya bisa menjaga hati calon tunangan anda itu!" ucap Kanaya yang tiba-tiba merasa kesal.

"Tapi aku hanya mencintai mu, bagaimana bisa aku menjaga perasaan perempuan yang tidak aku cinta?" ucap Al dengan lesu.

"Oleh karena itu anda harus pergi dari sini dan jangan pernah menemui saya lagi, belajarlah mencintai nya!". ucap Kanaya dengan tegas yang kemudian memasuki kamar kosnya dan mengunci pintu.

"Kanaya dengarkan aku..., aku mencintaimu.. tolong jangan menyuruh ku menjauh dari mu..., aku mungkin akan kehilangan kehidupan ku setelah ini!" ucap Al dengan sedih.

Tak ada tanggapan dari Kanya, mungkin Kana membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Al memilih pergi dari tempat itu setelah membaca Pesan yang telah dikirim kan Papanya, Al takut Papanya akan jatuh sakit kembali.

Kanaya yang yang merasa Al tela berhenti mengetuk pintunya pun mengintip kearah luar melalui jendela.

"Ternyata dia telah pergi, semoga dia bisa melupakan ku dan aku bisa melupakannya. Aku tidak mau jadi benalu baginya, hidupku terlalu banyak merepotkan semua orang. Sepertinya aku harus pinda tempat dan mencari pekerjaan." ucap Kanaya pada dirinya sendiri.

Kanaya kemudian pergi dari kosan itu setelah makan dan berpamitan pada ibu kos. Saat ingin menyebrang tiba ada mobil yang hampir menabraknya padal kanaya telah berjalan dipinggir jalan tempat khusus untuk orang berjalan.

"Apakah kau baik-baik saja nak?" suara seorang pria paruhbaya.

"Maaf, tadi putri saya hampir menabrak mu . dia baru belajar berkendaraan." ucap pria paruhbaya itu lagi.

"Saya tidak apa-apa pak." Kanya yang tadi menunduk kemudian menatap wajah pria paruh baya yang telah membantu berdiri.

"Kau... anakku...., Aurora... putri bungsu ku.. ini benar-benar kau?" ucap pria paruhbaya itu yang bahkan telah memutar tubuhnya Kanya memastikan tidak terjadi luka serius karna kesalahan yang telah dilakukan putri sulung nya yang sedang belajar berkendara bersamanya. Kanaya Hanya kaget dan kemudian tersadar karena pria paru Baya itu mendekatinya.

avataravatar
Next chapter