webnovel

Hari Pertama I

Hari Senin pagi yang cerah, matahari bersinar terang. Raissa sudah bangun jauh sebelum matahari terbit. Selain belum terbiasa dengan udara lembab dan panas di Jakarta, ia juga tidak bisa tidur karena gugup semalaman. Raissa akhirnya mendapat kostan di daerah Tebet, lumayan dekat dengan Klinik tempat ia bekerja di Bhagaskara Medika, yang berada di jl. MT Haryono. Hanya saja untuk berhemat, Raissa tidak memilih kost-an yang ber-AC, hanya ada kipas angin saja. Akibatnya Raissa harus beradaptasi dengan suhu yang lumayan panas dan lembab. Kurang tidur tidak menurunkan semangat Raissa pagi ini, ia datang 30 menit lebih cepat dari waktu shift pagi mulai, untungnya beberapa orang sudah datang, termasuk Kak Mira Kepala Perawat Bhagaskara Medika. Kak Mira ternyata satu Almamater dengan Raissa, tetapi angkatannya 10 tahun diatas Raissa. Karena Raissa datang lebih cepat maka Kak Mira langsung mengajak Raissa berkeliling sambil menjelaskan cara bekerja di Bhagaskara Medika. Bhagaskara Medika adalah klinik elit yang sangat lengkap, yang tidak menjadikan Bhagaskara sebagai rumah sakit adalah Bhagaskara Medika tidak memiliki fasilitas rawat inap, selain itu semua fasilitas ada disana. Pagi ini Raissa ditugaskan di bagian Medical Check Up. Nanti apabila gelombang pasien pagi sudah reda, kak Mira akan mengajak Raissa berkeliling untuk berkenalan dengan seluruh staff Bhagaskara Medika.

Raissa langsung tenggelam dalam pekerjaan barunya, mengukur tinggi badan, berat badan, tekanan darah, mengukur visus mata jarak dekat maupun jauh. Tak jarang Raissa harus melakukan EKG dan Spirometri kepada pasien pasien yang memang diharuskan untuk melakukanya. Semua dilakukan dengan cepat dan efesien. Bang Ucok, kepala bagian Medical Check Up, sampai terkesan pada Raissa karena cara bekerja yang rapi teratur sehingga pasien tidak menumpuk di ruang tunggu.

Sekitar pukul 11 pagi kak Mira datang ke bagian Medical Check Up untuk menjemput Raissa.

"Bang Ucok, Raissa masih banyak pasien tidak? aku mau ajak dia keliling kenalan dengan seluruh Staff." kata Kak Mira sambil menghampiri Bang Ucok. "Sebentar lagi Mir, masih ada satu pasien yang sedang dikerjakan. Oya Mir, mantap kali bah pilihanmu kali ini, anaknya baik, sopan, kerjanya cepat, cantik pula, pokoknya mantaap!" kata Bang Ucok sambil mengacungkan dua jempolnya. "Bagus ya kerjanya? syukurlah, susah cari anak yang bagus sekarang." kata Kak Mira. "Bener Mir, daripada kayak yang keluar kemarin, si Cinta, cuma menang cantiknya doang!" kata Bang Ucok.

"Huh, Bang Ucok protesnya baru sekarang sih, dulu malah seneng banget sama Cinta, sampai lupa anak istri!" goda kak Mira. "Bisa aja nih Mira, kan kalau cantik memang sudah syarat tidak tertulis masuk sini, harus cantik atau ganteng. Tapi kalau Cantik sekaligus pintar, susah Mir! Pertahankan si Raissa Mir, aku punya firasat anak ini bakal sukses." kata Bang Ucok. "Iya kan? kelihatan ya? makanya walaupun baru lulus dan belum banyak pengalaman aku tetap pilih dia. " kata Mira. "Nah itu dia, yang diomongin datang. Mau kau bawa keliling dulu kan Mir? Biar nanti Liza yang selesaikan pasien yang lain, sudah tidak seramai pagi ini, pasti sangguplah dia kerjakan sisanya sendiri." kata Bang Ucok ketika melihat Raissa datang. Kak Mira mengangguk lalu tersenyum pada Raissa, "Gimana? tidak kapok kan kerja disini?" kata Kak Mira. "Tidak dong kak, 100 orang pasien lagi juga masih sanggup." kata Raissa sambil menunjukan otot lengannya . "Hooo.. nantangin nih ceritanya, hati-hati looh, ucapan adalah doa." kata Kak Mira sambil tertawa. "Bercanda kak, tapi saya memang masih sanggup loh kak, belum capek. Adrenalin masih tinggi, masih semangat!" kata Raissa. "Hehehe, tahan dulu semangatmu, sekarang kita keliling dulu kenalan dengan seluruh staff. Kamu sudah kenal dengan staff Medical Check up yang di depan sini kan, pasti belum kenal yang di belakang meja dan dokter dokternya. Ayo, aku kenalin, trus kita akan ke lab, Radiologi, front office, farmasi, kasir, medical record, belum lagi poli poli yang lain dan office diatas. Siap-siap dikerjain ya?" goda kak Mira. "Hah? serius kak?" tanya Raissa mulai gugup lagi. "Bercanda, mereka semua baik baik kok, jangan khawatir.. tapi, beberapa memang ada yang jahil siih." kata Kak Mira. Raissa hanya menanggapi dengan senyuman. "Lapor sama Bang Ucok kalau kamu dikerjain ya Raissa, nanti Abang libas semua yang jahat sama kamu." kata Bang Ucok yang ternyata menguping pembicaraan mereka. " iih.. ikut-ikutan aja nih Bang Ucok, sudah ah, ayo kita keliling dulu Raissa,.. Bang Ucok, kupinjam dulu Raissa sebentar ya?" kata Kak Mira. "Izin sebentar ya Bang, nanti saya bantu lagi kalau sudah selesai dengan kak Mira." kata Raissa. " Siap.. nanti kembali sehabis istirahat makan siang saja Raissa, makan yang banyak ya, biar kuat!" kata Bang Ucok sambil menirukan gerakan salah satu karakter pahlawan super . Kak Mira dan Raissa hanya tertawa saja melihat tingkah Bang Ucok.

Kak Mira mulai membawa Raissa dari yang paling depan yaitu Front Office dan Kasir, lalu mulai masuk ke Bagian Farmasi, Radiologi, Laboratorium, lalu bagian Medical Check Up yang dibelakang layar atau bagian pengetikan dan pengecekan hasil, lalu berkenalan dengan seluruh dokter dokter di medical check up. Setelah itu mereka ke Nursing Station dimana para perawat berkumpul, Raissa mulai berkenalan dengan perawat yang satu shift dengannya. Tugas mereka berbeda beda, saat ini Raissa dan Liza ditugaskan di bagian Medical Check Up, ada Dian, Ara dan Maria yang bertugas di Poli, lalu Asya di bagian treadmill, lalu Peni dan kak Mira sendiri di ruang gawat darurat. Shift mereka ada dua untuk siang, yaitu jam 7 pagi hingga pukul 4 sore dan pukul 11 pagi hingga pukul 7 malam, selanjutnya pukul 7 malam hingga pukul 7 pagi adalah shift malam, untuk shift malam hanya akan ada seorang saja karena yang buka hanya bagian gawat darurat saja. Jadi Seorang perawat akan ditemani dengan seorang dokter jaga, seorang operator radiologi, seorang teknisi laboratorium dan seorang supir Ambulance. Poli poli yang lain semuanya tutup diatas jam 7 malam. Untuk Shift siang pun hanya ada tambahan 3 orang. Saat ini Raissa belum bertemu dengan yang shift siang karena mereka sedang istirahat duluan, jadi ketika shift pagi istirahat, mereka bisa menggantikan yang shift pagi selama istirahat. Raissa memperhatikan penjelasan mengenai shift yang berlaku dengan seksama walaupun sudah pernah dijelaskan oleh pak Sugih HRD. Kak Mira juga menunjukan dimana Raissa harus absen dengan cara menekan sidik jari jempolnya ke sebuah scanner. Dimana ia harus mengganti bajunya dengan seragam yang sudah dibuatkan oleh perusahaan. Raissa juga sudah memasukan ukuran bajunya tetapi karena proses penerimaan yang singkat, saat ini baju seragam Raissa masih dalam proses penjahitan, jadi Raissa masih memakai seragam berwarna putih khas perawat. Raissa juga diberitahu bahwa baju seragam tidak boleh dibawa keluar dari klinik, klinik yang akan mencuci dan menyetrika seragam mereka. Setelah itu Raissa dibawa ke doctors lounge, tempat para dokter berkumpul bila sedang tidak ada pasien. Raissa hanya bertemu dengan beberapa dokter yang sedang tidak ada pasien. Sejauh ini semuanya baik-baik saja, tentu saja ada beberapa komentar jahil tetapi Raissa hanya menghadapinya dengan senyuman tanpa membalas.

"Sekarang kita naik ke lantai dua ya? di lantai ini adalah perkantoran, ada bagian HRD, Finance, Marketing, IT dan bagian Medical site. Nanti aku jelasin apa bagian Medical site itu." kata Kak Mira sambil terus memimpin Raissa menuju lantai dua. Mereka mengunjungi ruangan Pak Sugih dan staff HRD yang lain, setelah berkenalan mereka beranjak ke bagian Finance, bertemu dengan Pak Pramono sebagai CFO Bhagaskara Medika, setelah itu ke bagian Marketing. Raissa takjub melihat gaya bagian marketing yang sangat trendy. Ada 4 orang marketing dari enam orang yang seharusnya ada, tetapi saat ini Bu Tari sebagai CMO Bhagaskara Medika dan seorang staff Marketing lain bernama Marissa sedang keluar kantor. "Mereka sedang ke rumah Pak Aditya, katanya hari ini Pak Aditya sedang kurang enak badan, jadi Bu Tari dan Marissa membawa beberapa berkas yang harus ditanda tangani ke rumah pak Aditya." kata Pak Eki salah satu tim Marketing. "Pak Aditya itu CEO kita Sa," bisik Kak Mira, "Ooh.. pantesan ruangannya masih tutup dan gelap. Kenapa Pak Aditya tidak kemari saja, biar diperiksa dokter." lanjut kak Mira. "Hahaha, beneran pengen pak Aditya ke klinik? ntar pada kabur semua liat pak Aditya." Kata Mbak Lira, marketing yang lain dan duduk bersebelahan dengan meja Pak Eki. "Ya tidak dong, kami kan profesional." kata kak Mira sambil mengedip-kedipkan matanya kepada Raissa, Raissa yang bingung maksud kedipan Kak Mira hanya diam saja. "Ya sudah titip pesan saja sama Bu Tari, kabari saya kalau Pak Aditya dibawa kemari, supaya bisa dipersiapkan oleh tim di operasional bawah." kata Kak Mira. " Siap Kak Mira, saya langsung chat Bu Tari nih!" kata Pak Eki sambil menunjukan kolom chat di ponselnya. Kak Mira dan Raissa pun berlalu dari tim Marketing. " Ini ruangannya pak Aditya Yang tadi kita omongin Sa, kalau yang duduk di meja depannya itu sekretaris beliau, namanya Bu Ade, sudah sepuh, tapi orangnya cekatan dan tegas, sama tegasnya kayak pak Aditya, kadang orang-orang operasional suka ketakutan dan menyangka mereka galak." bisik Kak Mira pada Raissa. Raissa mengangguk-angguk sambil tetap diam mengamati. Ketika diperkenalkan pada Bu Ade juga Raissa tetap bersikap waspada dan hati-hati. Dari sana mereka pergi keruangan Pak Rizal yang menjabat sebagai CTO Bhagaskara Medika, orangnya pendiam dan berkacamata tebal. Beberapa teknisinya yang juga diperkenalkan pada Raissa langsung ribut menggoda Raissa, tetapi satu lirikan maut pak Rizal langsung membungkam 4 orang anak buahnya. Kak Mira yang sebenarnya masih ingin bercanda akhirnya memilih pamit dan membawa Raissa ke ruangan yang lain. Dan tibalah mereka ke ruangan paling ujung yang agak ribut dan begitu masuk langsung terasa maskulinitas ruangan tersebut."Daan, kita sampai di bagian medical site..tadaaa.." kata Kak Mira dramatis. Raissa memperhatikan kondisi sekelilingnya. Beberapa Dus APD terlihat memenuhi sudut ruangan, ada helmet, safety shoes, coverall, tas punggung yang besar berisi emergency kit. Beberapa Mesin Defibrilator dan EKG portabel terlihat terpajang di sebuah lemari kaca di ujung ruangan, lalu bermacam macam tandu seperti basket strecther, Scoop strecther dan brankar terlihat berdiri di belakang meja 3 orang staff Medical site.

"Haaalooo maniissss.."

"wowww.. darah muda.. darahnyaaa para remaja.."

"Ya Tuhan, apakah aku sudah mati dan masuk surga? aku melihat dua bidadari..."

ketiga ucapan tersebut, atau tepatnya dua ucapan dan satu nyanyian itu diucapkan secara bersamaan oleh ketiga pria yang serempak mengangkat kepala setelah kak Mira dan Raissa masuk. Raissa langsung tertawa, kak Mira hanya geleng geleng kepala. "Kalian ini tidak berubah yaa.. trus ruangan ini kapan rapihnya..?!?!? Pantas saja Pak Aditya tidak enak badan, pasti stress melihat kalian!!" seru kak Mira, "Raissa, ini bagian medical site, kenalkan, dari kiri ke kanan, yang suka gombal dan obral janji ini namanya dr. Aldi, koordinator medical site, yang ditengah doyannya nyanyi lagu dangdut namanya Mas Bram, trus yang terakhir paling ganteng dan imut tapi sudah tidak available lagi namanya Irvan, anaknya sudah empat padahal umurnya paling muda dari mereka bertiga. Semuanya, ini Raissa, perawat baru, jangan digodain yaa!" kata kak Mira.

"Yaahh kak Mira kurang asik nih, masa rahasia kita dibongkar." kata Irvan keberatan. "Raissa, namamu bagus sekali, rumahnya dimana? boleh minta nomor teleponnya? sudah punya pacar belum?" tanya dr. Aldi sambil mengambil kertas dan pulpen seakan akan hendak mencatat. " Eh ..eh.. eh off limit ya.. jangan goda goda anak buahku, Raissa jangan percaya sama dr. Aldi, kecuali urusan pekerjaan ya, dia bakalan nikah bulan depan!" kata kak Mira. "Tak sengaja lewat depan rumahmu, dan kulihat ada tenda biruuu" tiba tiba Mas Bram bernyanyi. "Bram, lagunya yang agak kekinian dong, ketahuan deh umur!" kata Irvan. Dan mereka semua pun tertawa keras.

"ssstt.."Tiba tiba Bu Ade melongokkan kepala ke ruangan medical site. Secepat kedatangannya, secepat itu juga dia menghilang. "Ada penampakan bro!" kata Mas Bram sambil menahan tawa.

"Kalian ini, udah yuk Raissa kita kembali ke bawah, lama-lama disini bisa gila. Pokoknya ini bagian medical site. Nanti deh dibawah saja aku jelasin apa itu medical site ya.. yukkk.." kata Kak Mira mengandeng Raissa keluar ruangan sambil menahan tawa.

" Nah itu tadi staff Medical site, orangnya kocak semua, sebenarnya medical site anggotanya banyak, tentunya banyak di lapangan. Ada yg di tengah laut, di tengah hutan, di pabrik, dimana saja yang butuh perawat deh. Dr. Aldi yang mengkoordinir mereka semua, kadang bekerjasama juga dengan marketing kalau ada medical check up on-site, nah biasanya mereka perlu tenaga kita juga. jadi kita semua biasanya akan bekerjasama." kata kak Mira menjelaskan. "Iya kak, seru ya kedengarannya. Jadi tidak sabar kepingin ikutan juga." kata Raissa. "Sabar, pasti kebagian kok." kata Kak Mira, "Oya ada satu lagi yang kamu harus kenal, yaitu dr. Alexander, dia itu spesialis jantung merangkap COO kita, orang kepercayaan pak Aditya. Soalnya latar belakang Pak Aditya itu bukan bidang medis, beliau latar belakangnya manajemen. Makanya beliau perlu orang medis buat jadi tangan kanannya, kebetulan dr. Alexander itu sepupu sekaligus sahabat pak Aditya dari kecil. Oya kamu sudah tahu kan kalau Bhagaskara Medika itu bagian dari Bhagaskara group? perusahaan keluarga, tapi mereka profesional loh, makanya manajemennya sukses." kata Kak Mira. "Oh begitu kak, saya pernah dengar tentang Bhagaskara group. Sepertinya bukan bergerak di bidang medis saja kan kak?" tanya Raissa. "betul, bisnisnya macam macam, ada bank, hotel, elektronik, sabun, minyak goreng, kecantikan, banyak deh.. " kata Mira. "Wah hebat sekali ya, bangga saya bisa bekerja disini, masa depan sepertinya cerah." kata Raissa. "Pastinya, nanti kamu bukan hanya kerja saja, tapi bakal dilatih terus supaya keterampilan mu tetap terasah." kata kak Mira. " Wah terimakasih kak!" seru Raissa senang.

"Lalu sekarang kita kemana kak?" tanya Raissa. "Harusnya ketemu dr Alexander, tetapi sepertinya masih ada pasien, kamu istirahat dulu saja ya Sa, kalau beliau sudah selesai, nanti Kakak akan panggil kamu, siap ya." kata Kak Mira. " Selalu siap kak!" kata Raissa. "Bagus!" jawab kak Mira.