2 Raina

Pagi ini pukul 06:15 ditemani rintik hujan dengan secangkit teh hangat dan satu donat . Ku pandang lurus jendela dikafe ini sambil tersenyum , indah batinku.

Memang aku sangat candu dengan yang namanya hujan , sekarang ini sebenarnya aku ingin berlari keluar hanya untuk sekedar menghampiri hujan dan membiarkannya membasahi wajahku . Ahhh rasanya sudah lama ku tak hujan hujanan , kapan ya kira kira?.

Kuminum teh hangat yang sedari tadi kupegang , diseduh didalam cangkir bergambar spiderman khusus bawaku dari rumah. Memang kafe ini adalah kafe Bundaku , jadi aku tidak sungkan untuk menggunakan cangkir kesayanganku ini.

"Sayang kesini jangan hujan hujanan"

Teriak seorang ibu dari dalam kafe kepada anaknya yang memang lari larian keluar kafe .

Aku tersenyum , seketika memori beberapa tahun lalu terputar kembali dalam pikirankuu.

Flashback on

13 tahun yang lalu

"Sayang jangan hujan hujannan nanti sakit."

"Engga ma sini temenin Raina seru lohh" kata anak itu.

"Ishh anak ituu nanti mama bilangin papa loh rain biar kamu dimarahin"

"Udah mah gapapa biarin Raina main hujan , dia kan memang suka hujan dari kecil." Ucap laki laki itu dibarengi dengan rangkulan dipundak perempuan yang dinobatkan sebagai istrinya.

"Haii papa." Teriak anak itu melambaikan tangannya.

"Hallo sayang hati hati yaa mainnya jangan lari lari nanti kepeleset." Teriak lelaki yang disebut papa itu.

"Oke siap kapten." Jawabnya sambil hormat ala bendera kepada sang papa.

Flashback off

Oh iya namaku Raina Pratiwi Atmaja . Umurku 20 tahun , kuliah jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kenapa aku dinamakan Raina? Nah konon katanya dulu waktu aku bayi kalo lagi nangis terus tiba tiba denger suara percikan hujan , akunya langsung diem masa? Makanya nama aku Raina , kata Papa si gituu . Kalo atmaja itu marga keluargaku , Rino atmaja nama papaku dan Rina Adiayana ibuku .

Dulu kami keluarga yang sangat harmonis meskipun hanya ada aku , papa dan mama , yaa aku anak semata wayang mereka. Sampai ketika terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuaku , hanya aku yang selamat waktu kecelakaan itu . Mobil yang kami tumpangi menabrak trotoar dan entah apa penyebabnya . Demi Tuhan aku terpukul atas kejadian itu . Tapi itu semua takdir dan tidak ada yang bisa melawan .

"Nakk , kenapa melamun? ."

"Ehh bunda ,gapapa bun."

Suara itu membuyarkan lamunanku , Suara Bunda Keni , yaa dia pemilik kafe ini yang memang kupanggil Bunda sejak dahulu. Bunda juga tidak keberatan dengan panggilanku , dia sangat baik terlebih dia tidak memiliki anak , mungkin itu merupakan salah satu alasan kenapa beliau sangat menyayangiku.

"Kamu keinget alm.orang tuamu nak.? Tanya bunda.

Aku tersenyum "Sedikit bunda."

"Sini sayang." Bunda merentangkan tangannya siap untuk memelukku , akupun menerima rentangan tangan bunda , kupeluk bunda dengan erat sekedar mengobati rinduku kepada orang tuaku.

"Kamu dengar Rain , kamu anak Bunda . Jangan sedih yaa doakan mama dan papa mu disana . Mereka juga pasti sedih melihat anak kesayangannya sedih disini , Bunda janji akan selalu ada buat kamu . Kamu jangan sungkan untuk berbagi keluh kesah pada Bunda , lukamu luka Bunda juga sayang kamu harus tau." Ucap bunda disela pelukan kami.

"Makasih bunda , bunda baik sekali sama Rain . Rain janji gaakan sedih lagi , rain sayang Bunda." Ucapku mengeratkan pelukanku pada bunda.

Tak terasa waktu sudah sore aku harus pulang ke rumah . Aku tinggal dirumah peninggalan mama dan papa . Perusahaan papa juga dialih namakan atas namaku. Tapi aku menyuruh Om ku Danu Prawira namanya untuk mengurus perusahaan papa , karna yaa kalian tahu sendiri alasannya kan? Aku tidak mengerti tentang bisnis dan juga aku lebih tertarik untuk menjadi penulis maka dariitu aku kuliah mengambil jurusan sastra.

"Bunda , raina pulang yaaa."

"Gak nginep aja rain? Diluar masih agak gerimis." Tanya bunda.

"Engga bun besok besok ya raina nginep , sekarang raina pulang dulu."

"Yaudah rain hati hatii."

"Siap bun." Kataku.

Aku pulang menggunakan taksi . Aku bisa saja naik mobil sendiri tapi, bibi dirumah tidak mengizinkan aku naik mobil , katanya khawatir dia . Aiihhh memang selalu berlebihan bibi ini . Bi Asih asisten rumah tangga sedari aku kecil , dia yang mengurusku sejak kepergian mama dan papa eh ralat maksudnya sebelum papa dan mama pergi bi asih juga sering mengurusku ketika mama dan papa sedang ada pekerjaan . Aku sayang bi asih sama seperti aku sayang mama , papa dan Bunda . Hemm terimakasih Tuhan , bersyukur sekali aku dikelilingi orang orang yang baik.

"Bibii rain pulang."

"Iya non rain bibi dibelakang , kalo non mau makan sudah bibi sediakan dimeja makan."

"Siap bi makasih yaa nanti aja rain makannya mau kekamar dulu."

"Oke non jangan lupa dimakan yaa."

"Oke bii rain keatas dulu." Jawabku

"Hahhh...." Kurebahkan tubuhku dikasur empuk miliku rasanya badanku sakit sakitt semua. Tak terasa aku tertidur tanpa mengganti bajuku terlebih dahulu . Ayolah rain kebiasaan buruk mu itu perlu kamu hilangkan.

avataravatar
Next chapter