3 Pertemuan para Agen Rahasia

Beberapa menit kemudian...

#Avalon midtown west, new york#

Pintu lift terbuka, Alfred melangkahkan kakinya keluar dari lift tersebut dan berjalan menuju apartemennya. Ia juga masih berpakaian dokter dan berperilaku seperti biasanya kepada para tetangga di apartemen yang ia kenal.

"Malam, dokter Alfred," sapa Andrea, tetangga yang dekat dengan Alfred.

"Malam juga Bu Andrea," jawab Alfred seraya menghentikan langkahnya, tepat didepan Andrea.

"Apa kabar dok? sudah lama kita tidak berbincang-bincang santai, bagaimana kalau misalnya dokter masuk kedalam? kita makan malam bersama sambil bincang-bincang," tawar Andrea.

"Hmm sepertinya lain kali saja ya, karena sudah ada tamu yang menunggu saya," tolak Alfred dengan sopan.

"Oh begitu, ya sudah tidak apa-apa. Kalau ada sesuatu, katakan saja ya ke aku," kata Andrea.

"Makasih atas perhatiannya, Bu," Alfred kembali melangkahkan kakinya meninggalkan kamar apartemen Andrea menuju kamar apartemennya.

Alfred membuka pintu kamar apartemennya, didalamnya sudah terdapat Jennifer yang menunggu.

Alfred membuka jas dokternya dan menggantungnya ditempat yang telah disediakan. Kemudian ia duduk disamping Jennifer seraya menyalakan televisi.

"Sekarang aku sudah pulang, apakah ada yang mau dibicarakan hingga kamu datang ke apartemen ku?" tanyanya dengan santai.

"Aku tidak menyuruhmu pulang kesini, aku hanya menanyakan kabarmu," jawab Jennifer.

"Lalu, untuk apa kamu datang ke apartemen ku?"

"Sebenarnya... tuan Harrison ingin bertemu dengan kamu di tempat biasanya. Tapi gak cuma kamu saja yang akan ditemuinya, aku, Judith, Emma, Alex, dan Carl juga. Kita akan berkumpul ditempat biasanya besok sore jam lima," jelas Jennifer.

"Aish, dia selalu saja begini saat sedang membutuhkan kita. Kira-kira apa lagi yang akan dibahas nya?" tanya Alferd.

"Menurut informasi yang didapat Carl, tuan Harrison mengadakan pertemuan karena dia ingin memperkenalkan anggota Agen Rahasia CIA ke kita yang katanya sangat ahli mengurus tugasnya meski baru bergabung. Dan Agen Rahasia baru itu juga akan bergabung di tim kita," ujar Jennifer.

"Oh begitu. Kira-kira apa ya kelebihan khususnya? Carl bisa melacak informasi meski sudah disembunyikan, Judith pintar menipu mangsanya tanpa ada kesalahan sedikitpun, Emma pintar merakit barang-barang yang akan kita gunakan untuk melumpuhkan musuh. Kira-kira dia apa kelebihannya?" Alfred berpikir keras.

"Apa mungkin dia seperti kamu? bisa mengerjakan semua kelebihan yang dimiliki oleh Carl dan lainnya?" curiga Jennifer.

"Tidak tahu, coba saja kita lihat nanti," Alfred beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju dapur.

Seraya berjalan, ia sempat bertanya kepada Jennifer, apa yang mau di makannya.

"Jennifer, mau memakan sesuatu?" tanyanya.

"Tidak usah," singkat Jennifer.

***

Keesokan harinya...

#Tacuba#

Tacuba adalah sebuah restoran Meksiko yang terletak New York, Amerika city. Restoran tersebut jaraknya tidak terlalu jauh dari apartment Alfred, hanya memakan waktu lima menit untuk sampai kesana.

Alfred membuka pintu restoran nya dan berjalan masuk kedalam bersama Jennifer yang berada dibelakangnya. Ia memakai jas hitam serta celana hitam layaknya pakaian yang dikenakan oleh Agen Rahasia, tidak hanya itu saja yang dikenakannya. Alfred memakai masker serta kacamata hitam untuk menutupi wajahnya.

Itu adalah ciri khas dia saat bertemu dengan anggota agen rahasia yang belum mengenalnya. Alfred sengaja berpenampilan begitu karena dia ingin anggota yang belum mengenalnya, penasaran dengan dirinya.

Alfred dan Jennifer duduk disalah satu meja makan yang letaknya disisi kiri cafe. Saat itu keadaan resto amatlah sepi, jadi aman untuk membahas masalah yang hanya diketahui oleh para anggota Agen Rahasia.

"Huffff... sebenarnya aku lebih memilih untuk mengadakan pertemuan di Virginia dibandingkan disini," ucapnya sembari duduk di bangku yang telah disediakan.

"Maksudmu di markas?" tanya Jennifer.

"Yup," singkat Alfred.

Tak lama setelah kedatangan mereka, Carl bersama Judith, Axel, dan Emma pun datang dan langsung duduk di meja tempat Alfred dan Jennifer berada. Kemudian, orang yang mereka tunggu-tunggu pun tiba. Yakni Harrison, atasan mereka yang datang bersama anggota agen rahasia yang akan diperkenalkannya.

Mereka semua berkumpul di satu meja makan yang sama. Di meja tersebut terlihat sudah ada Americano, Taco, dan Nachos.

"Hmm, sepertinya semua sudah berkumpul ya?" ujar Harrison sembari meminum kopinya.

"Sudah dari tadi berkumpul," celetuk Alfred dengan nada suaranya yang tampak kesal.

"Hahahaha, Wallace. Sepertinya kamu begitu kesal dengan saya?" ucap Harrison.

"Kesal? memang aku melakukan apa?" tanya Alfred dengan lugu.

"Gaya bicaramu tadi seperti orang kesal, Wallace," singkat Harrison.

"Huf! sepertinya pendengaran mu sudah rusak," hina Alfred yang membuat Harrison murka.

Namun Jennifer segera mungkin mengalihkan perhatian.

"Oh ya, apa yang akan kita bicarakan saat ini?" tanyanya mengalihkan perhatian.

Semua mata pun tertuju kepada Jennifer. Jennifer yang menyadari hal tersebut pun langsung kembali duduk ditempatnya, karena saat ia bertanya, Jennifer berdiri dan memukul meja makannya.

"Ya Tuhan saya hampir lupa menjelaskan tentang apa yang akan kita bicarakan, ya sudah mari kita bicarakan sekarang saja ya," ujar Harrison.

"Iya, sekarang saja dibicarakan nya," singkat Carl.

"Jadi begini, saya adakan pertemuan karena saya akan memperkenalkan anggota CIA yang akan bergabung dengan tim kalian. Ashley, silahkan perkenalkan dirimu didepan mereka," pinta Harrison.

Ashley yang diperintahkan untuk memperkenalkan diri itupun langsung berdiri dan mulai menceritakan sedikit tentang kepribadian nya. Kacamata hitam serta masker yang dikenakan nya pun dibuka, membuat Alfred terkejut saat melihat wajahnya.

"Astaga, wanita ini keluarga pasienku. Gawat! dia tidak boleh sampai tahu identitas ku," batin Alfred.

Setelah selesai memperkenalkan diri, Ashley kembali duduk di bangku nya dan kembali menyimak obrolan selanjutnya.

"Nah sekarang kita lanjut ke pembicaraan selanjutnya," ujar Harrison sembari merogoh kantong celananya.

Terlihat, Ashley menatap wajah Alfred terus-menerus. Alfred sudah menduga bahwa Ashley curiga dengan dirinya yang berpenampilan tertutup. Hanya Alfred saja yang menutup wajahnya, sedangkan yang lain tidak.

Kemudian...

"Tuan Harrison," sebut Alfred seraya berdiri.

"Iya Wallace, kenapa?" tanya Harrison.

Jennifer dan lainnya menatap kearah Alferd yang tiba-tiba saja berdiri.

"Saya permisi, karena mau keluar sebentar saja," ujar Alfred.

"Loh? kok kamu malah pergi? pertemuan kita belum selesai loh," tegur Harrison.

"Ada telepon masuk yang penting, jadi saya harus mengangkat teleponnya," jelas Alfred.

"Ya sudah kalau begitu," singkat Harrison.

Setelah itu Alfred berjalan keluar dari cafe tersebut. Terlihat, Ashley semakin heran dengan sikap Alfred. Sontak, iapun berdiri dari tempat duduknya dan mengejar Alfred.

Semua pun terkejut melihat Ashley yang tiba-tiba mengejar Alfred, padahal Ashley belum mengenalnya. Bahkan, sampai Harrison berteriak memanggil namanya pun, Ashley tetap tidak memperdulikannya.

"Ada apa dengan Alfred dan Ashley?" tanya Harrison pada dirinya sendiri.

Sedangkan ditempat Alfred berada...

Alfred berjalan melewati Alfie's Kitchen & Craft Beer Bar, cafe yang terletak tepat disamping cafe Tacuba.

Alfred menyadari bahwa Ashley mengikutinya. Sontak saja dia berpura-pura mengangkat telepon dan sesekali menghadap kebelakang seolah-olah tidak tahu bahwa Ashley mengikutinya.

Dan Ashley selalu saja bersembunyi saat Alfred menatap kebelakang. Saat Ashley bersembunyi itupun, Alfred memanfaatkan kesempatannya. Ia berbelok kearah kiri sehabis melewati cafe Alfie's.

Ashley keluar dari tempat persembunyiannya dan bingung dimana Alfred berada. Kini dia kehilangan jejak Alfred.

Meski begitu, Ashley tetap mencari Alfred. Ia berbelok ke kiri dan berjalan seraya melihat sekelilingnya barangkali dia melihat Alferd.

avataravatar
Next chapter