16 Orang tua saya ya?

***

"Jika kamu mau, saya bisa mengantarkan kamu ke rumah sakit. Sekarang tujuanmu sama kan seperti saya? ingin ke rumah sakit," ucap Alfred yang terlihat canggung didekat Ashley.

"Ah iya sih tujuan kita sama tapi kan, apa tidak merepotkan?" jawab Ashley.

"Tidak kok, justru saya senang membantu. Kalau begitu ayo kita pergi ke rumah sakit," Alfred memegangi tangan Ashley. Ketika Alfred memegang tangan Ashley, dua-duanya sempat terdiam.

"Sentuhan tangan ini, seperti sentuhan tangan orang yang bersamaku dulu," batin Ashley.

"Kenapa aku ngerasa kalau aku pernah menggenggam tangannya?" batin Alfred. Diwaktu yang bersamaan mereka saling bertatapan satu sama lain, seketika pun keduanya langsung salting ketika mereka saling bertatapan.

"Ah ayo kita ke rumah sakit sekarang," kata Alfred yang coba mencairkan suasana. Ashley mengangguk pelan, setelah itu mereka berdua masuk kedalam mobil dan segera pergi dari sana.

***

Diperjalanan....

Kini suasana didalam mobil begitu hening. Bahkan suara lagu pun terdengar begitu kecil. Alfred dan Ashley tidak saling menatap satu sama lain sekarang. Namun Alfred mencoba mencairkan suasana agar mereka berdua tidak saling canggung.

"Ngomong-ngomong sepertinya saya sering melihatmu di cafe tadi? apakah kamu langganan dengan cafe itu?" tanya Alfred.

"Iya, aku sudah sering ke cafe tadi. Setiap aku keluar pasti selalu nongkrong di cafe itu," jawab Ashley.

"Oh begitu, ku kira wanita yang selama ini saya lihat bukan kamu tapi ternyata memang itu kamu," ujar Alfred.

"Hahaha iya," singkat Ashley seraya tertawa kecil. "Oh ya by the way kok aku tidak pernah ngelihat orang tuamu ya di rumah sakit. Apakah mereka tidak pernah melihat anaknya saat sedang bekerja? atau karena kalian sering bertemu di rumah jadi mereka tidak datang ke rumah sakit untuk mengecek anaknya yang sedang bekerja?" kini Ashley membahas masalah orang tua. Seketika raut wajah Alfred berubah ketika mendengar ucapan Ashley.

"Orang tua saya ya?" tanya Alfred.

"Iya orang tuamu. Kalau boleh aku ingin bertemu dengan mereka," jawab Ashley. Alfred diam tak menjawab, ia ingat dengan masa lalunya.

#Flashback on#

Beberapa tahun yang lalu...

Dahulu kala, Alfred adalah anak kesayangan di dalam keluarganya. Namun semuanya berubah ketika dia berumur lima tahun. Alfred sering melihat kedua orang tuanya yang bertikai, tak hanya itu. Ia juga sering di hajar oleh kedua orang tuanya. Hingga Alfred tumbuh menjadi anak yang kurang kasih sayang, tidak seperti teman-teman kelasnya yang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Namun Alfred tetap bahagia menjalani hari-harinya yang suka berkelahi dengan orang-orang dewasa dan juga belajar untuk masa depannya.

Hingga saat umur tujuh belas tahun, ia masuk kampus jurusan kedokteran. Karena Alfred merupakan mahasiswa yang cerdas, ia mendapatkan beasiswa dari kampus. Dan saat ia masuk kampus itu juga, dia mendapatkan pekerjaan yang harus dirahasiakan dari umum yakni sebagai Agen CIA.

Ketika Alfred lulus dan resmi menjadi seorang dokter bedah, Alfred menemui kedua orang tuanya. Namun saat ia mendatangi orang tuanya, perlakukan yang didapatnya justru tidak seperti yang dia harapkan. Alfred justru di hina-hina oleh kedua orang tuanya. Karena Alfred sudah menyimpan rasa dendam dengan orang tuanya, akhirnya ia membunuh kedua orang tuanya seperti yang ia lakukan saat sedang menjalankan tugas sebagai Agen CIA.

Semenjak saat itu Alfred menganggap bahwa dia tidak punya orang tua, dia tidak kenal orang tuanya, dan bahkan ia sudah lupa dengan orang tuanya. Ditambah ia sempat mengalami kecelakaan setelah membunuh orang tuanya yang mengakibatkannya dia amnesia. Namun setelah beberapa bulan berlalu, ingatannya kembali dan anehnya ia tidak bisa mengingat wajah dan nama orang tuanya. Yang hanya ia ingat adalah ketika dia disiksa, dia bahagia dengan orang dewasa dan wajah orang dewasa itu juga samar-samar.

#Flashback off#

"Alfred? kok diam saja?" tanya Ashley. Alfred menoleh ketika Ashley memecahkan lamunannya.

"Saya tidak tahu siapa orang tuaku," jawab Alfred.

"Loh kok kamu bisa tidak tahu siapa orang tuamu?" tanya Ashley heran.

"Dulu, saat saya baru saja menjadi seorang dokter bedah, saya sempat mengalami kecelakaan yang mengakibatkan hilang ingatan," jawan Alfred.

"Kalau kamu hilang ingatan, kenapa kamu bisa mengingat teman masa kecil mu?" tanya Ashley yang merasa aneh.

"Ya hanya beberapa bulan saya hilang ingatan, setelah itu ingatan saya kembali. Namun anehnya saya tidak bisa mengingat wajah orang tua saya bahkan nama orang tua saya. Saya hanya ingat bahwa saya dulu sering bersama dengan orang dewasa, namun wajah mereka samar-samar," jelas Alfred.

"Oh begitu ya, kalau begitu maafkan aku. Aku tidak bermaksud...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Alfred sudah keburu memotongnya.

"Tidak apa-apa kok, saya tidak tersinggung. Lagipula kamu baru mengenal saya, jadi wajar saja jika kamu banyak tanya," kata Alfred seraya tersenyum. Ashley diam sambil mengangguk. Kemudian suasana kembali hening.

avataravatar
Next chapter