20 Dokter Roy

"Kenapa harus sendirian? kenapa tidak mengerjakannya bersamaku atau dengan Agen rahasia yang lain?" kata Ashley. Alfred tersenyum mendengarnya lalu berkata...

"Karena tugas ini adalah tugas penyamaran dan hanya bisa dijalani oleh aku!" ucap Alfred.

"Hanya tugas penyamaran kan? kemarin kita melakukannya loh, kenapa hanya bisa dikerjakan oleh mu saja? yang kemarin saja bisa masa yang sekarang enggak," ujar Ashley.

"Kalau kemarin itu mudah, tapi kalau sekarang tidak. Karena jika ketahuan sedikit saja, semuanya bisa terbuka dengan cepat! jadi karena aku Agen Rahasia yang sudah profesional, aku yang akan mengerjakan tugas ini sendirian. Lagipula aku juga tidak ingin melibatkan yang lain apalagi Agen Rahasia lainnya mempunyai kesibukan," kata Alfred.

"Hmm tapi kamu juga sibuk! seharusnya kamu tidak usah mengerjakan tugas ini," tutur Ashley.

"Aku tetap bisa menjalani peranku sebagai seorang dokter ketika menjalankan tugas penyamaran ini. Lagipula tugas ini juga dijalankannya di kota ini," cakap Alfred dengan entengnya.

"Oh begitu ya? hmm baiklah kalau begitu. Aku akan coba ajak kerjasama dengan dokter yang lainnya," singkat Ashley sambil tersenyum tipis.

"Kamu tidak perlu mencarinya lagi. Karena aku sudah menemukan dokter yang tepat untuk menggantikan posisi ku. Lagipula dokter ini lebih senior dariku," jelas Alfred. Mendengar hal itu, Ashley tampak lebih bersemangat.

"Yang benarkah? siapa dokternya?" tanya Ashley. Ketika Ashley bertanya, Alfred tak menjawab. Akan tetapi datang dokter yang langsung berjalan menuju meja makan Alferd dan Ashley.

Lalu dokter itu duduk disampingnya Alfred dan menatap kearah Ashley yang kini sedang menatapnya juga.

"Ini dokter yang akan menggantikan posisi ku. Benar kan Dok?" Alfred menoleh kearah dokter yang tak lain adalah dokter Roy.

"Ya, saya akan menggantikan posisi Dujon," ujar Roy sembari tersenyum. Mendengar Roy yang memanggil Alfred Dujon, Ashley tertawa.

"Hahahaha apa? Dujon namanya? hahahaha lucu sekali hahahaha," Ashley tertawa dihadapannya Roy dan Alfred.

Roy ikut tertawa sedangkan Alfred malah menjadi malu dengan panggilan yang diberikan oleh Roy. Keduanya tak terhenti tertawa hingga....

Brak...

Alfred menggebrak meja membuat Roy dan Ashley terdiam seraya menatapnya.

"Hmm maaf, tapi bukankah kita sedang bicara serius?" ucap Alfred.

"Oh iya benar," jawab Roy yang kembali duduk dalam posisi tegap.

"Hmm tunggu... tunggu. Anda itu dokter bedah yang terkenal itu kan? Dokter Roy yang berasal rumah sakit Mayo Clinic?" tanya Ashley.

"Ya benar, saya dokter Roy. Dokter bedah dari rumah sakit Mayo Clinic," singkat Roy seraya tersenyum.

"Ah mimpi apa aku semalam, umm apakah anda benar-benar tertarik untuk kerjasama kontrak dengan saya?" tanya Ashley.

"Iya saya tertarik. Lagipula akhir-akhir ini saya juga tidak terlalu sibuk dan beberapa tahun lagi saya juga akan pensiun," terang Roy.

"Wah Dok! saya tidak menyangka akan bertemu dokter hebat seperti anda," tutur Ashley.

"Sebenarnya saya tidak terlalu hebat-hebat banget. Yang paling hebat itu sekarang Dujon ini! seharusnya saya tidak memanggilnya Dujon lagi karena dokter Alfred bukanlah dokter junior melainkan dokter senior sekarang. Bahkan tingkat pengetahuannya lebih tinggi dari saya dan yang jelas sekarang dokter Alfred juga lebih populer dari saya," ungkap Roy seraya merangkul bahu Alfred.

"Oh jadi Dujon itu maksudnya adalah Dokter junior?" tanya Ashley. Roy mengangguk.

"Hmm baiklah, kalau begitu hari Jumat nanti kita adakan pertemuan ya pak dokter," tegas Ashley.

"Oke. Ngomong-ngomong, bisakah Bu Ashley memanggil saya Roy saja?" tutur Roy.

"Baiklah pak dokter saya akan memanggil anda Roy. Dan anda memanggil saya Ashley saja ya," kata Ashley sambil tersenyum.

"Oke, Ashley," singkat Roy yang juga tersenyum.

Ketika suasana sedang hangat, tiba-tiba...

"Hmm saya pamit pergi dulu ya, masih ada pasien yang harus saya tangani," ketus Alfred seraya bangkit berdiri.

"Loh dokter Alfred, jangan pergi dulu dong. Apalagi masalahnya belum selesai," jawab Roy yang juga berdiri.

"Ah masalah yang belum diselesaikan apa ya, Dok? bukankah saya sudah mempertemukan anda dengan Bu Ashley? hanya itu tugas terakhir saya jadi saya izin pergi," kata Alfred.

"Enggak Dok, masih ada masalah yang harus anda atasi sekarang!" tegas Roy.

"Apa, Dok?" tanya Alferd.

"Melamarnya," singkat Roy. Alfred dan Ashley diam mematung mendengar ucapannya Roy. Kemudian keduanya saling menatap satu sama lain.

"Dok, maksudnya apa ya?" tanya Alferd yang kini menatap serius Roy.

"Lamar Ashley dong dokter Alfred. Apalagi kalian sudah berteman lama," kata Roy. Ashley yang semula duduk pun bangkit berdiri.

"Maaf jika saya lancang, tapi saya sudah punya pacar," ketus Ashley. Mendengar ucapannya Ashley, Alferd juga berucap.

"Ya, maaf juga. Saya sudah mau menikah dengan suster di rumah sakit tempat saya bekerja," cetus Alfred.

Setelah itu Alfred pun pergi keluar dari dalam cafe dan masuk kedalam mobilnya.

Didalam mobil Alfred melepaskan baju kedokterannya dan mengganti pakaiannya menjadi jas hitam.

"Hmm tadi itu sangatlah membuang-buang waktu. Ada apa dengan dokter Roy sih? kenapa dia menyuruhku untuk melamar gadis bobrok seperti Ashley? tadi itu menyebalkan!" umpat Alfred seraya melempar baju dokternya ke kursi belakang.

Setelah itu ia mengenakan masker dan kacamata hitam. Kemudian Alfred mengendarai mobilnya menuju suatu tempat.

***

#Malam hari#

Ashley tampak sedang sibuk mengetik di laptopnya. Kemudian iapun berhenti mengetik dan menyetel lagu untuk menghilangkan rasa jenuh nya.

"Hu meskipun banyak yang aku urus, tapi aku lebih suka hidup normal dibandingkan menjalankan tugasku sebagai Agen Rahasia. Tapi meskipun berat tugasnya! tapi aku tetap menyukai profesi rahasiaku itu," kata Ashley.

Kemudian Ashley mengambil ponselnya dan membuka aplikasi chatting. Disana banyak sekali pesan masuk yang berasal dari kantor.

Karena jenuh, Ashley memutuskan untuk membaca pesan-pesan itu nanti saja setelah dia menyelesaikan pekerjaannya yang masih belum selesai.

Ketika Ashley menutup aplikasi chatting yang ada di ponselnya, tiba-tiba saja Mama Ashley masuk kedalam kamarnya.

Ashley langsung mematikan musik nya dan membuka dokumen yang masih ia ketik.

"Ashley, apakah kamu belum tidur?" tanya mama nya Ashley.

"Iya, Mah. Masih ada dokumen yang belum selesai aku ketik," jawab Ashley seraya menggaruk matanya. Mamanya Ashley yang semula didepan pintu kini duduk di sofa yang ada di kamar Ashley.

"Hmm jangan terlalu dipaksakan Ashley, nanti kamu bisa sakit loh," kata Mama nya Ashley.

"Iya, Mah. Lagipula bagi Ashley ini sangatlah seru kok, hehehehe," jawab Ashley sambil cengengesan.

"Hmm Ashley, kamu ini sudah berumur dua puluh lima tahun. Kapan kamu menikah? Mama ingin cepat-cepat punya cucu," ucap Mama nya Ashley.

"Tapi, Mah. Ashley belum menemukan orang yang pas untuk jadi teman hidup Ashley untuk selamanya," ungkap Ashley.

avataravatar
Next chapter