5 Bagian 5

"Witta gak berhak ambil leya lagi, sekarang leya temen naynay,witta yang jahat sama leya. Witta mendingan pergi aja. Ayok aleya kita kekelas." Ajak nayeon menarik tangan aleya ikut bersamanya pergi.

Leya yang bingung hanya diam dan ikut nayeon.sedangkan witta masih ditempat melihat kearah mereka bedua,wajahnya memerah emosi melihat nayeon yang menggandeng aleya.

Tidak lama,seorang ibu kantin menghampiri lokasi keributan.

"Innalillahi, ini siapa yang mau bayar kalo begini?" tanya ibu kantin menatap makanan yang baru saja ia buatkan dan tidak ada yang bayar.

Witta mendelik, "Ya buang aja makanan nya,gitu aja susah." Sahut witta lalu pergi begitu saja.

"Heh anak gak ada sopan santun,bukannya bantu beresin malah nyelonong. Ini juga berantakan gara gara kamu tahu. Hey!" bentak ibu kantin kepada witta yang sudah pergi jauh dari tempatnya.

Witta berada diatas gedung memperhatikan segerombol anak anak seusinya sedang bermain bercanda tawa riang didepan kelasnya,salah satu terdapat aleya yang berdiri tersenyum melihat orang disekelilingnya. Entah kenapa witta sangat benci pada mereka semua, satu sisi ia membenci leya sisi lain ia tak ingin leya memiliki teman selain dia.

Tak dikteahui witta mengumpat ditempat dengan mata yang masih memperhatikan mereka semua dibawah lalu pergi, seseorang memperhatikan tingkah witta yang aneh,orang itu adalah bu maudi yang meneyelamatkan mereka berdua saat insiden kecelakaan bus tempo lalu sekaligus wali kelasnya.

Sepulang sekolah aleya dijemput ibunya, dari seberang jalan raya ibu aleya arsil melambai pada leya dan dibalas lambaian balik. Aleya tersenyum, aleya melihat ibunya berjalan melintas dengan perut buncit dijalan raya yang penuh kendaraan berlalu Lalang,tanpa sengaja tas kecil milik arsil terjatuh,arsil berjongkok mengambil tas nya lalu kembali berdiri dengan keusahan menahan perut dan kembali berjalan.

Sedikit lagi ibunya sampai dipersimpnagan, " Aleyaaaa.." seru mommy nya tersenyum merentngkan tangan melihat aleya.

Dari depan gerbang sekolah nya aleya berlari kecil menghampiri ibunya, "Mommy..aleya kang- AWAS MOMMYYYYY!!!!"

'BRUGH!!'

Aleya terduduk lemas melihat tubuh momy nya tehempas mobil hingga beberapa meter. Suara teriakan histeris terdengar nyaring ditelinga leya kecil. Semua orang menghampiri tubuh terkapar itu lalu seseorang seperti menelpon untuk memesan ambulan.

Aleya melihat mobil yang menabrak ibu nya berhenti tidak jauh dari sana,plat mobil itu ia ingat ingat dalam kekosongannya. Aleya menatap semua orang dan melihat ibunya yang banya mengeluarkan darah diatas aspal sambil memegang perutnya.

"Mommy.." Aleya menatap genangan darah itu,ia tahu saat itu calon adiknya pasti sangat kesakitan didalam perut ibunya yang tengah tak sadarkan diri.

"Aleya!" panggil seseorang dibelakangnya, leya tidak menoleh dan tetap menatap kosong pada tubuh ibunya, orang itu adalah nayeon.

Nayeon yang khawatir dengan kondisi leya akhirnya meminta tolong warga setempat,aleya pun dibawa ikut kerumah sakit dengan keadaan masih shok, nayeon pun ikut ditemani pengasuhnya. Leya tak sengaja melihat witta berdiri tak jauh dari tempatnya, wajah nya mengisyaratkan bahagia,tapi aleya tahu dari sorotan mata nya witta ikut shok dan khawatir dengan keadaan leya. Tak berselang lama leya pingsan.

Waktu begitu cepat berlalu, aleya dan witta udah tumbuh menjadi gadis remaja. Witta bercermin menatap tubuh dan wajahnya, ia sangat bangga memiliki wajah yang cantik dan rupawan.ditambah ia kini sedang berkencan dengan seorang siswa dari sekolahnya.

Kini witta tak Bersama lagi aleya,karena saat kelulusan sd witta langsung dibawa orang tuanya pergi kembali kekorea selatan. Wajahnya yang cantik gampang sekali memikat lawan jenis hanya dengan satu kedipan mata.

Ia sekarang bersekolah di seoul,duduk dibangku kelas 9/3 SMP. Kehidupannya berangsur membaik setelah witta menghilangkan rasa benci dihatinya setelah kepindahannya,ia tak tahu kabar aleya sekarang. Ia ingin meminta maap padanya dan ingin menjalin hubungan baik dengannya lagi, berhubung ia sebentar lagi akan lulus dan akan melanjutkan SMA ke sekolah terbaik dikorea.

'TOK TOK TOK TOK.'

Suara ketukan pintu terdengar jelas ditelinga,ia tahu siapa yang datang,kekasihnya Han jung, wakil ketua basket disekolahnya. Han jun laki laki yang baik ,tampan, dan sebaya dengannya. Entah apa yang membuat han jung menyukainya, tapi witta sangat senang.

"Sebentar." Sahut witta.

'ceklek.'

"Dear?" senang witta melihat dugaannya benar lalu memeluk kekasihnya.

Han jung membalas pelukan witta senang, "Sudah siap?" Tanya han jung setelah memeluk kekasihnya. Witta mengangguk senang.

Witta segera menutup pintu dan menguncinya, tapi sebelum itu selintas ia teringat masa bahagia nya saat masih ada ibunya.ia gelengkan kepala nya lalu menatap han jung sambil tersenyum.

Ibu witta sudah meninggal dua tahun lalu dikarenakan didiagnosis menderita penyakit kanker otak stadium4. Karena ibu witta tak mau memberitahu witta akhirnya ibu witta harus menahan rasa sakit dikepalanya tanpa harus pergi kedokter mengingat ia sudah tiak diberi uang lagi oleh mantan suami nya,teo atau ayah dari aleya.

Penyakit kanker ibu witta sudah tidak bisa diobati,hanya tinggal menunggu hari untuk berpulang pada Tuhan. Uang ansuransi miliknya nanti ia wasiatkan untuk kebutuhan putrinya witta dan Pendidikan nya hingga witta bisa mendapatkan uang sendiri.

Witta terpukul dengan sepeninggal almarhum ibunya, ia kini tinggal Bersama kakak ibunya. Namun, uwa nya itu selalu sibuk bekerja dan jarang dirumah. Uwa nya bernama kang shu dan sudah tidak bersuami,ia resmi bercerai sudah lama dan tidak memiliki keturunan,itu lah sebabnya kang shu sangat menyayangi witta dan ikut membiayai pendidikannya.

Witta dan han jung sudah sampai di clubbing tempat biasa mereka bersenang senang saat akhir pekan. Karena paman dan bibi han jung adalah pemilik tempat itu, ia dan kekasihnya dijinkan bermain disana. Meskipun witta dan han jung berada dipergaulan bebas, witta masih menjungjung tinggi kesuciannya, itu lah yang mmbuat han jung sangat mengagumi witta.

"Hey, kalian lama sekali. Ini sudah telat dari jam perjanjian tahu." Seru demon teman han jung mengeluh pada witta.

"Mian hehe." Sahut witta lalu mereka berdua ikut berkumpul dimeja itu.

Di Indonesia,seorang gadis remaja khas dengan topi pink keberuntungannya sedang bercermin,bukan untuk mengagumi kecantikannya tapi untuk memaki wajahnya yang jelek.

"Berani sekali kau muncul dihidung manisku?!" Sarkas gadis itu menunjuk sesuatu dihidungnya.

"Aduuuuhh kak,ketimbang jerawat doang lu berisiknya kek mau hajatan. Pencet aja apa susahnya sih, retak lama lama masker gue." Sahut seorang anak laki membenarkan timun yang jatuh dari diwajahnya.

"Yee sewot aman neng, skincare an dikamar gue, lu kan punya kamar sendiri ngapain semedi dikamar gue coba." Leya.

"Kalo bukan disuruh mommy mana mau gue jagain lo disini?! Kamar bau apek begini lu sebut kamar."

"Alah bersisik banget cewek,lagian mau kamar gue buluk atau lumutan juga gue gue inih yang nempatin."

avataravatar
Next chapter