20 Bagian 20

"Aku sudah memilih mu untuk menjadi darah pilihan ku."Ashi tersenyum.

"Apaan sih gak jelas." Leya mengabaikan nya dan lebih memilih menelisik tempat nya berada.

"Kamu tidak akan bisa keluar dari tempat ini, kecuali kamu menerima permintaanku." Ucap nya bertujuan mengancam, Sedangkan Aleya memilih mengabaikannya.

"Mari kita buat kesepakatan yang saling menguntungkan." Ujar Ashi.

Leya langsung menoleh cepat dan tersenyum, Ia paling tidak bisa melewatkan yang namanya keuntungan. "Apa?" Tanya Leya.

"Aku akan memberikan apa yang kamu minta dengan imbalan kamu harus membantu ku." Ujar nya.

"Baiklah, bantuan apa itu?" Tanya Aleya pada akhirnya.

"Aku ingin kamu menjadi pewaris batu giok itu Dan setelah mendapatkannya kamu harus mengubur giok itu didalam pasir putih disebuah lahan tersembunyi yang akan ku beritahukan nanti, Sebelum batu giok itu kamu dapatkan, aku akan menjadi pelayan setiamu dan kamu bebas menggunakan kekuatan ku untuk sebuah imbalan." Jelas Ashi.

"Kamu yakin?" Tanya Leya memicingkan matanya.

"Seharus nya aku yang bertanya seperti itu." Jawab Ashi mendengus sebal.

"Baiklah, aku yakin untuk setuju." Dengan cepat Aleya menyambar tangan Ashi bersabat tangan.

"Bukan begini kesepakatan kita." Ashi menepis tangan Leya.

"Lalu seperti apa?" Tanya Leya bingung, Ia sangat prustasi, sedari awal Ia selalu dibuat bingung pangeran tampan ini.

"Karena kamu sudah yakin, Aku akan membuat kesepakatan darah." Sahut Ashi tersenyum miring.

Aleya terkejut saat sesuatu menotok aliran darah nya, Ia menatap Ashi Curiga. Apa yang akan dia lakukan padanya, Sedang kan ashi memutari tubuh Aleya lalu menggendong nya seperti membawa karung beras, Leya tak bisa berkutik karena totokan itu.

Ashi membawa nya kedalam cahaya yang ia buat, Tak lama tempat putih itu berubah dengan hamparan rumput hijau yang dihiasi tanaman liar dan bunga bermekaran. Setelah sampai di tujuannya, Ashi merebahkan Leya di rumput diatas tebing. Entah bagaimana mereka bisa langsung sampai disana, Tapi Leya tahu sepertinya pria ini akan melakukan hal diluar dugaan.

"Hah..hah..apa yang kamu lakukan!" Leya melotot saat totokan itu terlepas.

"Kita akan membuat kesepakatan disini." Ucap nya.

"kenapa harus kesini dulu? Memang kesepakatan apa yang kam-muu..Ashi.." Leya terhipnotis, Ia masih sadar.namun, tubuh nya tidak bisa ia kendalikan.

Perlahan Ashi mendekatkan wajah nya, Ia melahap bibir Leya yang merah cheri. Leya membelai wajah Ashi sampai Leya yang sadar didalam tubuh itu menjerit.

"Aku tidak mau melakukan hal ini!tidak mauuuuu!!" Jerit aleya dalam hati, sedangkan Kini mereka berdua tengah bergulat mesra saling berbagi saliva, Bahkan tidak ada yang tahu kenapa kini tubuh mereka hampir tak tertutup benang sedikit pun.

Aleya tak sadar ikut terbuai dengan permainan Ashi, Ia menjambak rambut putih itu dan mendongak merasakan surga dunia baru saja menerobos paksa selaput tanah nya.

Malam yang sunyi, dibawah rembulan, sepasang manusia antara Jiwa tersesat dan Jiwa manusia yang sedang tertidur pulas tengah bergelut dalam kobaran api nikmat.

Aleya merasakan perih sekaligus nikmat dalam waktu bersamaan, suara desahan memenuhi ruang puncak terbing itu. Aleya memanas merasakan sesuatu yang tak tahu apa itu memaksa ingin keluar.

"Keluarh..kan..Ahh.." Titah Ashi sang mahkota Kaisar, terlihat wajahnya menahan nikmat menciumi leher Aleya berbarengan dengan sesuatu menumbuk tubuh gadis itu dibawah sana brutal.

"AHK!!" Suara Ashi dan Aleya berbarengan.

Ashi melepas sesuatu dibawah sana, Aleya yang lemas tak tahan memejamkan matanya, kini tubuh nya terasa remuk karena aktifitas panas disepanjang malam itu.

Ashi terduduk melihat Gadis disamping nya pingsan akibat ulah nya, sebenarnya ia tak berniat mengambil mahkota gadis itu.tapi, ini adalah jalan satu satu nya agar mereka terjalin kontrak darah, karena kini sebagian jiwa nya sudah berada dalam tubuh Aleya.

Ashi menoleh melihat sebuah Cahaya remang remang keluar dari bagian tubuh gadis itu. Ashi mengambil nya, Ia pegang cahaya itu. Perlahan cahaya itu terbang diatas tangannya dan terbagi menjadi dua bagian, satu cahaya masuk dalam dahi Ashi dan satu cahaya masuk dalam dahi Aleya, sebuah Gambar namun bukan tato terlukis ditengah tengah kening mereka berbentuk satu bintang yang dikukung bulan sabit. Ashi Tersenyum merasa kini kontrak mereka sudah berhasil, dan sebentar lagi ia akan bisa bereinkarnasi.

"Mulai sekarang, kamu adalah kepemilikan ku Gadis nakal." Ucap Ashi tersenyum menatap Aleya tak terbaca.

"Aaaaaaaaaa!!" Teriak Aleya terduduk dari tidur.

"Eh? Kenapa lo?" Tanya levin yang tengah duduk diranjang Aleya.

"Lo yang ngapain duduk diranjang gue bangsat!" Umpan Aleya.

"Sabar woy, gue disini karena mau ngecek lo yang ah ah an dari tadi, gue curiga lo abis naena sama set-"

"Pergi kagak lo? Cepet pergiiii!!" Aleya mendorong tubuh adik nya dengan kaki.

"Iya iya kak ih, galak amat." Levin keluar dari kamar Leya dengan wajah kesal, niat nya baik mau memenangkan kakak nya malah mendapat umpatan,pikirnya.

"Sial! Ternyata cuman mimpi, tapi kok berasa nyata sih..huwaaaaa.." Aleya menendang mendang angin kesal.

"Arghh..gue gak bisa gini, Anjirrrr kenapa mimpinya sama cogan yang nyebelin kayak begitu si.." Aleya berbaring menutup wajah nya dengan bantal.

"Aleya.." Bisik seseorang tepat ditelinganya nya.

"Levin pergi gak lo!" Aleya terbangun melihat disekililingnya.namun, tidak ada siapa siapa.

"Leviinn...." Panggil Aleya.

Tidak ada jawaban, Aleya melihat jam didinding kamarnya, masih gelap menunjukan pukul 9 malam. " udah pagi ternyata." Sahut Aleya.

Aleya tidak memikirkan bisikan yang baru saja memanggilnya, ia pikir mungkin hanya efek dari halu nya sebelum tidur. Ia terbangun dari ranjang.tapi,tiba tiba ia berteriak.

"AHK! Ss-sakit." Ujar Aleya terduduk kembali dipinggiran ranjangnya, Tangannya menyentuh bagian sensitif nya, ia kaget bukan main saat melihat bercak darah dicelana piayamanya.

"Apa ini!" Aleya memekik saat menengok kearah kasur, disana juga ada sedikit noda darah.

"Apa semalam benar benar nyata?" Gumam Aleya lalu menggeleng.

"Tidak mungkin, itu hanya mimpi. Lagi pula mana mungkin Levin yang melakukannya, atau pria yang menyebut diri nya mahkota kaisar itu? Tapi itu kan mimpi," pikirnya.

"Ahh..mungkin saja, ini hanya menstruasi bulan ini." Ujar Aleya polos.

Aleya berdiri dan berjalan pelan ke arah kamar mandi, Bagian intimnya terasa sakit sekarang. Entah bagaimana cara nya berjalan saat disekolah nanti, mungkin ia akan sedikit telat untuk mengurusi rasa perih nya.

Saat Aleya berada dibilik kamar mandi, Levin sibuk meladeni bacotan dua pria diruang tamu, Bagaimana bisa dua orang pria mengajak kakak jelek nya berkencan dalam satu waktu.

"Kalian ini siapa kakak gue ha? Berani banget ajak kencan kakak jelek gue." Tanya levin dingin.

"Gue pacar kakak lo."

"Gue pacar kakak lo." Ucap mereka bersamaan lalu saling memandang.

"Gue Pacar nya, lo siapa ha!"

"Sial, gue pacar nya. Seharusnya gue yang nanya lo siapa bodoh!"

"Ada apa levin?" Tanya Aleya menuruni tangga pelan, sebisa mungkin ia tak mempertampilkan wajah nya yang menahan perih dibawah sana.

"lo kenapa kak?" Tanya Levin menuntun kakaknya.

"gak papa, gue lagi PMS." Jawab Aleya.

"Aleya.." Panggil mereka berdua bersamaan.

"Jey? Arga? " Tanya Aleya melotot kaget melihat kedua human didepannya kini.

"Kalian ngapain disini?" Tanya Aleya.

"Aku kan udah bilang tadi siang, aku jemput kamu malem ini." Jawab Arga.

"Gak! Aleya itu bukan pacar lo, untuk apa Aleya mau jalan sama lo?" Jey menolak gadis nya diajak jalan satu carut ini.

"Sudah hentikan, kalian ribut sekali. Aku gak bisa terima ajakan mu Arga, aku tidak enak badan." Jawab Aleya tersenyum.

"Kamu sakit? Kenapa tidak bilang? Cepat, akan aku antar kerumah sakit." Terlihat Jey yang khawatir, Arga meraba kening Aleya, tidak panas.

"Maap Aleya, aku tidak akan jadi mengajak mu jalan hari ini, sekarang sebaik nya kamu istirahat, akan aku panggilkan dokter pribadi ku untuk mu." Arga hendak menelpon seseorang, tapi Aleya mencegahnya.

"Gak perlu, aku cuman gak enak badan dikit, kalian sebaik nya pulang saja. Aku tidak mau ada keributan disini." Setelah mengatakan itu Aleya berjalan kembali kekamrnya.

avataravatar
Next chapter