17 Bagian 17

"Bagaimana Aleya?" Tanya mister langit tiba tiba.

Leya mendongak, ia melihat mister langit berada tepat duduk dikursi didepan Meja nya menatap langsung kemata gadis itu meski terhalang kaca mata bening diwajah tempan nya.

"Mister..,Ngapain Liatin Leya?" Tanya Aleya.

"Saya lagi awasin kamu, siapa tahu kamu niat nyontek." Jawab mister langit.

'Deg!'

Aleya terdiam ditempat, bagaimana guru itu tahu niat nya. Leya harus hati hati, Mungkin saja orang didepannya ini bisa mendengar kata hatinya.

"Kamu kenapa bengong? Takjub liat ketampanan saya?" Ujar nya.

"Percaya diri sekali mister ini." Sahut Leya mendelik.

"Kamu ragu dengan ketampanan saya? Saya bisa buktikan loh." Ujar nya.

"Buktiin apa si mister, saya tuh lagi pusing ngerjain tugas dari mister dan sekarang mister ngajak saya ngobrol malah bikin saya ruwet." Ucap Aleya kesal.

Langit menatap Aleya gemas, ia tak pernah tahu jika menggoda gadis ini sangat menyenangkan dan dapat menyembuhkan penat dengan cepat.

"Sini kertasnya." Langit mengambil kertas Hukuman dimeja lalu ia robek.

"Kok dirobek sih mister!" Tanya aleya bingung sekaligus kesal.

"Hukuman nya saya ganti." Ucap Langit tersenyum menatap Gadis didepannya.

"Ganti hukuman? Terus hukumannya apa sekarang?" Leya Mengerutkan kening.

"Pulang sekolah saya antar pulang." Jawab langit.

Leya Hendak menjawab. "Tidak ada penolakan untukku gadis kecil." Potong Langit berdiri lalu mengacak acak rambut Leya gemas dan pergi.

Leya mematung ditempat, ia merasa aneh dengan guru baru disekolah nya. Kadang kadang langit terlihat dingin dan sangat galak padanya.tapi, baru saja ia bersikap manis padanya.

"Dasar Guru Plinplan." Ucap Aleya kesal.

"Nay, kakak gue mana?" Tanya Levin dikantin bersama teman temannya keheranan melihat Nay sendirian memesan Kue kukus.

"Gak sopan ya anak muda sekarang, Manggil kakak kelas sebutan nama. Mau gue bully lo ya?" Tanya Nay kesal melihat Levin tak memanggil nya dengan embel embelan kak.

"Hoho..,Kalo kakak kelas nya lo mah gue sebut adek aja." Jawab Levin tersenyum.

"Adek..adek..Punya lo tu masih adek adek." Ucap Nay menunjuk senjata Levin.

"Enak aja Kamu sayang, Ini itu masa depan kita nanti nya." Sahut Levin merangkul baju Nay. Tapi, ditepis kasar.

"Sayang..sayang..Dasar playboy abal abal. " Setelah itu Nay mengambil pesanan nya tak lupa membayar, Nay Melihat sebentar kearah Levin yang sempat memberi Fly kiss, Nay berdecak memalingkan wajah nya dan pergi kembali ke kelas.

Leya yang lumutan menunggu Nay membawa makanan merasa bosan tidak ada teman mengobrol, Ia ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang obsesinya terhadap sesuatu akhir akhir ini.

"Datang juga lo Nay, sampe prustasi gue nunggu lo bawa makanan." Ucap Leya melihat Nay kembali dan duduk disebelahnya.

"Nih." Nay menyodorkan Kantong kerusakan berisi pesanan Aleya.

"Kenapa muka lo? Abis duit karena traktir gue?" Tanya Leya sibuk membuka keresek.

"Kagak." Jawab Nay ketus.

"Lah kenapa?" Leya menoleh mendapati muka kusut sahabatnya.

"Adek lu tuh." Adu Nay cemberut.

"Adek gue kenapa? Dia apain lo? Bilang! Biar gue balas dia nanti." Leya menatap serius sahabatnya itu.

"Beneran mau lo bales dia demi gue?" Tanya senang Nay memegang tangan Aleya dibalas anggukan.

"Cepet cerita, dia apain lo?" Leya.

"Dia.." Nay menceritakan kejadiannya bersama Levin sesaat dikantin.

"GILA DIA BERANI GITUIN SABAHAT GUE!!" Teriak Leya tak terima.

"Sahabat goblok bukan sabahat, Gini amat punya temen ogeb." Nay memandang Leya Datar.

"Muehehe, Biasalah taipo." Balas Leya tersenyum.

"Typo Ai maneh bukan taipo!" Nay gereget melihat tingkah sahabat nya kini, Leya terkikik geli karena berhasil membuat temannya itu kesal, rupanya racun sunda dari nya sudah meresap pada mulut gadis bernama Nay.

10 menit berlalu,Leya membaca buku novel yang dibeli nya tempo lalu dengan hikmat memakan makanan kering hasil memalak dari sahabatnya.

"Lo ngapain si? Temen cantik kayak gue ampe dianggurin gini." Sahut nay yang mulai bosan tidak ada teman bicara.

"....." Leya masih sibuk membaca buku digenggamannya.

"Tuh kan gue dikacangin lagi.." Nay kesal.

"Apa nay..Lo buta apa bego? Gak liat gue lagi baca." Jawab Leya sibuk membolak balik buku.

"Haish..," Tampa ijin Nay mengambil buku novel ditangan Leya dan mengangkat nya tinggi tinggi.

"Ee-eh? Sini balikin buku gue." Leya hendak mengambil bukunya.tapi,dicegah nay.

"Nggak,Buku ini.." Tunjuk nay.

"Gue sita sampe pulang sekolah." Sambung Nay menyimpan buku itu di tas nya.

"Loh kok dimasukin? Gue kan belum selesai baca."Leya cemberut menatap Sahabatnya.

"Bodo amat." Sahut Nay.

Leya yang cemberut kini berubah semakin memberenggut. Ia kesal karena waktu baca nya diganggu human berkedok sahabat nya itu.

Waktu berjalan cepat,Kini bel pulang sekolah sudah dibunyikan 5 menit yang lalu. Leya Berjalan sendirian keparkiran hendak mengambil sepeda nya dihadang Arga yang tiba tiba datang menepuk pundak nya mengagetkan.

"Ya ampun ga, Lo bikin gue kaget aja..Minggir minggir.." Leya berjalan melewati Arga yang tiba tiba diam.

"Leya.." Tangan Leya dicekal Arga, Leya menoleh mengerutkan kening nya ada apa.

"Mmmm..Nanti malem ada acara gak?" Tanya Arga gugup.

"Nggak." Sahut Leya singkat.

"Kalo gitu nanti aku jemput kerumah boleh ya?" Arga tersenyum menatap Leya.

"Mau ngapain?" Tanya nya.

"Euu..Anter aku cari tuxedo." Jawab nya.

Leya terkejut bukan main, ia tidak menyangka Arga akan menikah disaat ia masih 9 SMP. "Kamu hamilin siapa ga? Jawab!" Leya kini mengubah kembali sebutannya aku kamu tanpa sadar.

"Hah? Hh-hamilin?" Guam Arga tak dengar Leya.

"Jawab!" Pukul Leya menggeplak tangan keras Arga.

"Aduh, kok kamu mukul aku Ley?" Arga bingung.

"Gak usah banyak cincong, Gue bener bener kecewa ya sama lo gak, lo baperin gue dan sekarang lo mau nikah aja. Mulai sekarang gak usah temuin gue lagi." Leya tanpa sadar menitikan air mata nya didepan Arga, Arga yang melihat itu semakin kebingungan.

"Siapa yang nikah sih Leya, Aku pesen tuxe-"

"Pokok nya aku kecewa!" Leya pergi tergesa gesa meninggalkan Arga yang masih setia berdiri dibawah sinar matahari.

"HahahahaHahahaha.....Ya Tuhan knapa gadis ku begitu lucu.." Arga tertawa setelah sadar yang dipikirkan gadis itu. Diam diam ia tersenyum, mungkin kah Aleya cemburu pada nya.

"Hiks..mood gue jelek banget si hari ini." Keluh Leya mengusap air mata nya di tengah tengah taman tak jauh dari sekolah nya, Sepeda yang tadi hendak dia bawa pulang masih tertinggal diparkiran.

"Hiks..HUWAA OPPAA..BAWA AKU KEKOREA SEKARAANG.." Sekarang Tangisan nya pecah dibumbui teriakan yang menggema di taman itu, untung saja taman itu tampak sepi.

"Saya cari cari kamu disekolah ternyata disini." Sahut seseorang dibelakang kursi yang Leya duduki.

'Deg!'

Leya menoleh cepat mencari tahu siapa itu, dan ternyata dugaan nya benar. "Mister.. hiks.. ngapain disini?" Tanya Leya Masih sesenggukan.

avataravatar
Next chapter