16 Bagian 16

Seusai pengumuman diaula, Semua siswa dan siswi mengasingkan diri kembali,Ada yang sibuk bermain putsal, Basket,ada yang sibuk menggunjing, Sibuk bercerita,sibuk bermain hp dan lain lain.

Aleya yang sedari tadi sangat mengantuk hanya menatap kosong dikursinya sembari menopang dagu.

"DORR!"

"Astagfirullah, aku terkejut wahai rakyatku." Sahut Nay menatap jengah pada laki laki yang baru menggebrak meja.

"Hahahahaha Pas banget muka lo kayak kera." Laki laki itu tertawa sambil memegangi perutnya tak lupa menunjuk Nay yang masih shok dikejutkan.

"Gak lucu Monyet, Dasar Arganjing." Sahut Nay Menatap Galak.

"Iya iya maap,Gak lagi deh." Arga menyatukan kedua telapak tangannya meminta maap.

Nay memalingkan wajahnya kesal, Ia melihat Leya yang masih sibuk melamun disebelahnya. "Kenapa Leya?" Tanya Nay.

"Heem?" Leya mendongak menatap Nay dan Arga yang melihat nya bingung.

"Gue gak papa, kenapa?" Tanya Leya.

"Kamu Haluin siapa sayang? Cerita sama aku, apa jangan jangan kamu lagi halu cowok lain?" Tanya Arga duduk disebelah Leya dengan duduk berbagi disatu kursi.

"Sini cerita." Sahut Arga menatap Leya sedekat itu.

Leya blussing,pipi nya merona, terlihat sedikit senyum dibibirnya setelah mendengar kata kata Arga barusan, ia sejenak melupakan permasalahan tadi.

"Cih,Buaya lagi beraksi." Nay berdecih menatap Remeh Arga.

"Sirik bilang Bos." Arga memelet lidah ke sepupunya itu.

"Gak ada untung nya gue sirik sama cowok kayak lo,bilang suka aja gak berani." Sahut Nay keceplosan, Ia melotot menutup mulut dengan tangannya.

"Suka? Kamu lagi suka seseorang Arga?" Tanya Leya menatap mata Arga,Sedikit dihatinya terasa sakit mendengar Arga menyukai seseorang.

"Euu..Itu..," Arga gugup,ia melotot kearah Nay yang dibalas cekikikan oleh sepupu nya.

"Aku cari angin dulu ya, kalian lanjutin aja ngobrolnya." Leya berdiri pergi meninggalkan kelas.

"Sialan, siapa suruh lo bocor bedut." Arga menjitak kepala nayeon.

Nayeon meringis, Ia tak bisa mengontrol mulut nya tadi, habis nya ia sangat gemas yang melihat Arga hanya memberi kode kode kuno tanpa berniat memberi tahu sesungguhnya tentang perasaan dia pada sahabatnya.

"Sorry ga, Gue keceplosan hehe." Nay tersenyum minta maap.

"Tahu eh, Kalo Leya sampai salah paham, Lo yang bakal gue salahin." Arga kesal.

Di atas gedung,Leya melihat sekolah nya dari atas. Ia memikirkan Perkataan nayeon tadi dikelas, Arga menyukai seseorang dan Leya yakin gadis itu bukan dia.

"Siapa gadis itu? Gue kira Arga suka sama gue selama ini, mengingat dia selalu perhatian sama gue. Bahkan gue gak pernah berani ngomong kasar atau bahasa gue elo kedia, Kenapa perasaan ini rumit banget coba." Leya mengacak acak rambut nya sendiri prestasi.

Sebenarnya,Leya Mulai tertarik dengan sepupu sahabatnya itu. Meski belum lama ia kenal.tapi, tak dipungkiri ia menyimpan rasa pada laki laki bernama Arga itu.

'Tring!'

Suara notifikasi pesan dihandphonenya. Leya merogoh saku rok nya.

'NOMOR TAK DIKENAL'

'Temukan Aku, dia hendak merebut ku dari mu. Temukan aku jika kamu ingin hidup mu baik baik saja.'

Leya Mengerutkan kening nya, Ia tidak tahu siapa yang mengirimnya. Suasana hati nya sedang kacau dan sekarang seseorang memberi pesan aneh pada nya, itu membuat adegan tak habis pikir.

"Pesan aneh." Leya menyimpan kembali benda pipih itu pada sakunya.

'Tring!'

Leya berdecak sebal,Kini siapa lagi yang menganggu waktunya. Ia merogoh saku mengambil handphone ber label apel bekas gigitan itu lalu membaca pesan yang tidak dihindari Leya ingin sekali membanting teknologi ditangannya kini.

'Jangan berpura-pura mengabaikan ku, kau wajib menyelamatkanku. Ini semua demi kebaikan mu gadis bunga, Kumohon Selamat kan aku untuk dirimu.'

"Sial, apa ini sebuah prank? Kenapa dia meminta ku menolong nya untuk diri ku sendiri? Gadis bunga,apalagi ini?dasar bodoh." Leya mematikan handphone nya tak lupa mengaktifkan mode diam.

Aleya terdiam sejenak, ia seperti mengingat sesuatu. "Gadis bunga?" Monolog nya mengingat sesuatu.

"Tunggu, Gue kayak pernah dengar kalimat itu." Leya berpikir keras mengingatnya.

"BUKU ITU! SNOW PRINCE?" Leya berteriak tak percaya depan pikirannya.

Aleya menutup mulut nya senang, ia tak percaya dan terkejut dengan apa yang baru saja ia dapatkan. Gadis itu pergi turun dari atas gedung menuju ke kelasnya.

Aleya tiba dikelas nya, ia masuk tanpa permisi membuat satu orang guru yang tadi melihat nya bengong dan bingung.

"Aleya." Panggul guru tersebut.

Aleya baru saja sampai dikursinya tidak sempat duduk pun menoleh kebelakang melihat guru laki laki yang memanggilnya.

"Yes, Mister..Langit." Aleya menjawab.

"Kamu tahu kesalahan mu?" Tanya Langit menatap dingin Aleya.

"Permisi Mister.tapi, aku ada urusan sangat penting, Kumohon ijinny-"

"Apa yang lebih penting dari ujian sekolah mu? Kamu tidak ingin lulus?" Potong Langit .

"Tapp-"

"Siswa dengan nilai rendah seperti mu sepertinya tidak ingin mengikuti pepalajaran ku, kamu ngotot pergi silahkan saja.tapi, Jangan harap nilai mu sempurna nanti." Langit menatap tajam Aleya sambil menunjuk gadis itu dengan sebuah pulpen ditangannya.

"I'm Sorry mister, Aku minta maap." Sahut aleya menunduk lalu duduk dikursi nya.

Nay menatap kasihan pada sahabatnya, Ia tidak tahu kenapa temannya itu ingin buru buru pergi.tapi, satu hal yang membuat Nay takjub adalah keberanian Aleya menjawab pertanyaan guru baru dikelasnya.

"Gak papa Ley, semua murid disini tahu sikap guru itu. Dia nggak bisa dibantah." Bisik Nay.

"Hemm, Menyebalkan." Bisik Aleya kembali.

Bel istirahat telah berbunyi, semua siswi dikelas berhamburan lewat ruangan. Aleya menatap kertas dimejanya, ia baru saja mendapat hukuman karena telat masuk kelas guru musik itu.

"Nay..," Panggil Aleya memelas meminta pertolongan sahabat ber otak cerdas itu.

"Itu hukuman lo ya Ley, siapa suruh lo ngilang dikelas tadi.kerjain sendiri, gue laper pengen kekantin. Mau nitip gak?" Bukan nya membantu Leya akan tugas menumpuknya, Nay malah memberikan bantuan jasa titip.tapi, lumayan juga sih.

"Yaudah deh, Gue nitip snak, bolu kukus nya pok darmi sama susu coklat kacang nya aja." Jawab Aleya.

"Uang nya?" Nay mengulurkan tangannya.

"Pake duit lo dulu hehe." Sahut Aleya tersenyum.

"Hilih, Marga nya aja golongan sultan." Cibir Nay tersenyum mengejek.

"Suka gak sadar lo ya, gak inget siapa yang selalu traktir lo kalo makan diluar?" Aleya.

"Hehe iya juga, Ok deh. Itu doang kan? Jangan kayak waktu kemaren lo pesen apa pas pesanannya dateng malah marah marah karena gak sesuai mood lo." Sahut Nay memperingati.

"Kagak lah, udah sana pergi hus hus..," Usir aleya.

"Dasar.." Nay keluar pergi.

Aleya menatap kertas yang isinya mengandung hukuman yang dapat menggoyahkan iman, Leya melihat mister langit yang sibuk dengan laptopnya di meja guru kelasnya.

"Kenapa dia malah diem disitu? Gak keluar keluar itu guru." Ucap Leya kesal dalam hati.

Dalam batinnya,Leya berniat mengisi tugas nya dari cobtekan diinternet. Tapi, kalo begini pasti akan susah karena guru itu bisa saja sewaktu waktu memergoki nya.

avataravatar
Next chapter