12 Bagian 12

Leya mendapat telpon dari rumah seseorang menggunakan bahasa Indonesia, ia memberi tahu bahwa orang tua nya tengah berada dirumah sakit seoul,Korea. Itu membuat Leya panik seketika,awalnya ia tidak percaya karena Mommy dan Daddy nya berkata hanya pergi keluar kota,tapi Setelah diberi tahu biodata dari ktp milik salah satu orang tua nya Leya percaya.

Mereka menumpangi Pesawat pribadi milik keluarga nayeon dan Arga. Mereka tak perlu paspor dan hal lain dikeadaan genting seperti ini karena paman arga dari ayah nayeon telah mengurusnya.

Waktu berganti,mereka menghabiskan beberapa jam untuk sampai dibandara korea,Mereka telah sampai ditujuan. Tanpa mampir untuk istirahat, mereka berempat langsung pergi ke rumah sakit itu di waktu malam hari,beruntung rumah sakit bekerja 24 Jam.

"MOMMY..DADDY..! HUWAA BANGUN LEYA GAK MAU LIAT KALIAN TIDUUR..BANGUN..BANGUNN!!" Leya berteriak histeris setelah melihat tubuh kedua orang tua yang tak dapat ia kenali.

Meski wajah mereka tidak bisa Leya kenali akibat luka kecelakaan itu.tapi,Leya masih bisa mengenali bentuk tubuh mereka ditambah sebuah kalung keluarga bertandul sama yang hanya didesain khusus untuk keluarga getana.

"Mommy hiks.." Levin berdiri disamping Leya, ia dibantu oleh nay dengan memegangi nya.

"Sabar levin." Sahut nay.

Arga tak ada karena mengurus surat rumah sakit atas nama orang tua Leya dan levin. Leya terduduk lemas dikursi samping ranjang monitor. Tubuh kedua orang tua nya ditemukan kaku dan sudah tak bernadi.

Dua bulan telah usai,Leya sudah mulai bersekolah seperti biasa,Levin juga sudah mulai melupakan kesedihannya. Kini mereka tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk ujian Nasional sekolah.

"Udah ley,Bentar lagi kita Ujian,kita harus pokus pelajaran." Sahut nay.

"Heem. " leya tersenyum.

Mereka berada diperpustakaan mencari buku untuk dijadikan bahan materi ujian. Leya tersenyum bahagia karena ia masih memiliki teman sebaik nay. Ia kini hanya harus mengikhlaskan yang sudah tidak ada.

"Ini buku nya ketemu nay." Ucap leya mengambil sebuah buku yang ia maksud.

"Mana mana?" Nay menoleh melihat buku yang leya bawa.

"Eh iya,Ini ketemu. Nemu dimana?" Tanya nya.

"Tuh." Tunjuk leya kesalah satu rak buku, nay melihatnya dan mengangguk.

"Karena Udah ketemu, kita balik yuk. Udah sore." Ajak nay pulang.

"Yaudah deh." Leya mengiyakan.

Akhirnya mereka keluar perpustakaan dan pulang. Digerbang terlihat sebuah mobil jemputan nay. Yang sudah dijemput meminta ijin sahabatnya untuk pulang lebih dulu.

"Mau gue anterin sekalian gak?" tanya nay.

"Gak usah,gue bareng si levin aja." Jawab nya, Nay mengangguk.

"Gue balik dulu yahh, Bay." Nay masuk kemobil mengangkat tangan nya satu memberi salam perpisahan.

Leya tersenyum melihat tingkah nay,ia terus memandangi mobil nay yang sudah melaju hingga tak terlihat termakan aspal.

Kini ia berada dihalte dekat sekolahnya,levin bilang ia ada rapat osis.tapi,tak akan lama. Leya memutar lagu dengan headshet ditelinganya sambil menunggu levin selesai rapat. Dari kejauhan Seseorang memandang leya sendirian dikursi tunggu halte, Orang itu menghampirinya.

"Aduh, siapa si ih ganggu aj-" Perkataannya terpotong setelah melihat siapa orang yang berani menarik sebelah headshet nya.

"Lagu nya bagus." Sahut orang itu memakai headshet satunya yang ia ambil.

"Judul nya apa?" tanya orang itu melihat leya.

"Lo! Lo Jey kan?" Tanya leya sedikit kaget.

"Kamu masih inget nama ku rupanya." Jawab seorang laki laki berseragam sekolah bernama Jey.

"Ngapain lo disini?!" Tanya Leya tak santai.

"Nemenin Kamu." Jawab nya tersenyum.

"Gue gak perlu ditemenin,bentar lagi adek gue dateng." Leya menolak ditemani dan mengambil headshet nya kembali.

"Gg-gue lupa tadi ada yang ketinggalan." Leya berdiri hendak pergi.namun sial, tas bulidru nya tersangkut di jam tangan milik Jey.

"Semesta aja gak mau kamu ninggalin aku." Jey menatap gadis itu dan menyentuh tangan nya.

"Kamu gak perlu khawatir, aku cuman mau nemenin aja gak niat jahat juga." Katanya menarik leya duduk kembali ditempat semula.

"Bukan maksud aku begitu." Ujar leya merasa tak enak hati.

"Gak perlu bohong sama aku, Aku tahu kamu mandang aku sama kayak orang lain, liat aku karena rumor itu." Jey tersenyum sendu menatap jalanan didepannya.

Itu membuat leya semakin merasa bersalah, memang salahkan perasaannya yang gampang kasihan pada orang orang disekitarnya. Ia jadi tak tega menghindari laki laki disampingnya ini.

"Maap, g-gue gak maksud nyakitin lo." Leya meminta maap.

"Gak papa,santai aja. Adek kamu masih lama?" Tanya Jey.

"Nggak tahu, dia ada rapat osis katanya. Eh itu dia!" Jawab leya lalu menatap kebelakang Jey, levin dengan motor sport hitamnya melaju kencang kearah mereka.

"Kak,Cepet naik!" Titah levin pada kakaknya.

"Tapp-"

"Naik!" Levin memandang Leya dari balik helmnya. Leya menatap Jey merasa bersalah, ia bingung.

"Sana pulang, kita bisa ngobrol lain kali." Jawab Jey yang sudah tahu situasi.

Leya tersenyum, Ia segera naik kemotor adiknya. Tanpa basa basi atau pamit Levin langsung melajukan motornya yang sedari tadi masih menyala.

Jey memperhatikan Motor Yang membawa leya jauh pergi dari tempatnya, ia perlahan tersenyum penuh arti.

"JEY!" Panggil seseorang dari belakang nya.

Jey menoleh, tampak laki-laki dari sekolah nya itu ngos ngos an sibuk mengatur napas kecapean seperti habis berlari.

"Kenapa?" Tanya Jey bingung.

"Sekolah kit-tah..Ada yang nyer-ranghh." Ungkapnya dengan napas tersenggal.

"Apa? Siapa Don?" Tanya Jey panik pada seseorang yang bernama doni tersebut.

"Anak buah Angkasa!" Jawabnya cepat.

Jey yang mendengar nya terkejut, rupanya Angkasa masih dendam dengan sekolahnya. Dengan Cepat Jey berlari Kembali kesekolah disusul doni dibelakangnya.

"Hentikan!" Suara Seseorang menginstrupsi meminta berhenti dengan kekerasan didepan matanya.

Orang yang tadi sedang berpesta memukuli semua murid laki laki disekolah Cahya Putra menoleh Semangat.

"Woah? Ketua Berandal nya telah tiba, apa kabar Jey?" Tanya orang itu diiringi tawa berjamaah anak buahnya.

Jey melihat sekeliling nya,Sekolah nya hancur berantakan karena Penyerangan besar dari sekolah tetangga nya. Semua teman dan murid laki laki yang ada disana kena imbas dengan luka disekujur tubuh mereka,Jey marah melihatnya.

"Maksud lo apa nyerang sekolah ini Arga?!" Tanya Jey Penuh emosi.

"Maksud gue?" Tanya Arga yang ternyata adalah sepupu nayeon menjadi dalang dari Penyerangan ini.

"Apa lo sama sekali gak ngerasa bersalah?" Tanya Arga menatap Jey dingin.

Semua menatap Arga dan Jey, terkhusus Jey yang menatap Arga keheranan. Ia merasa tak pernah berbuat salah pada siapapun untuk saat ini,ingat untuk saat ini.

"Lo pikir Gue gak tahu siapa yang udah bikin Calon mertua gue meninggal ha?!" Tanya arga sekali lagi memandang sinis pada Jey.

"Maksud lo apa? Gue gak ngerti dengan apa yang lo omongin Arga!" Jey bingung.

"Lo! Lo yang buat kedua orang tua aleya meninggal!!" Arga menunjuk Jey menatapnya nyalang.

avataravatar
Next chapter