1 Satu

Asta melirik malas pada seorang gadis yang berdiri dengan ekspresi genitnya.

"Kenapa masih berdiri? Kamu tidak lupa 'kan di mana tempat duduk kamu?" tanya Asta mencoba bersabar.

"Saya ingat kok, Kak. Tapi ada yang nahan saya buat di sini terus." jawab Aruni seraya dengan mata yang menatap kagum Asta.

Asta menaikan sebelah alisnya. "Tidak ada apa-apa Arunika. Silahkan duduk."

"Ada kok, Kak. Kegantengan Kakak yang menahan saya." sontak saja perkataan Aruni itu membuat sorakan dari teman-temannya mengudara.

Asta menggelengkan kepalanya. "Pelajaran tidak akan dimulai kalau kamu masih berdiri disitu. Jadi, cepat duduk!" tegas Asta.

Aruni menggelengkan kepalanya. "Saya masih mau menikmati kegantengan Kakak." ujar Aruni dengan pipi memerah.

Asta mendengus. "Arunika! Dari sekian banyak Mahasiswa yang saya ajar, hanya kamu yang paling sering membangkang! Jangan melawan dan duduk di tempat kamu!"

"Kakak maunya saya nurut sama Kakak?" tanya Aruni dengan ekspresi -pura-pura- polosnya. Asta tak menjawab. "Kakak cukup jadikan saya istri, baru saya akan menuruti kata-kata Kaka." lanjut Aruni dengan cengiran khasnya.

"Arunika. Silahkan duduk jika kamu ingin mengikuti pelajaran. Jika tidak silahkan keluar. Waktu saya sudah terbuang banyak karena kamu." ujar Asta seraya berlalu menuju meja dosen.

"Buka buku kalian, silahkan kerjakan tugas di halaman 79. Jika ada yang tidak dimengerti silahkan bertanya." ujar Asta memulai kelasnya.

Arumi mengerucutkan bibirnya. Dasar Asta!

Aruni menghentakkan kakinya, lalu melangkah menuju bangkunya.

***

"Pelan-pelan aja bisa gak?" tanya Binara -sahabat Aruni dengan mata menatap ilfeel kearah Aruni yang menyuapkan bakso dengan ganas.

"Diem deh lo! Gue lagi emosi!"

"Ya, lo sih! Ada-ada aja, pake ngegombalin Kak Asta lagi. Malu-maluin aja!" sewot Binar.

"Kan, gue gak tahu kalau bakal kayak gitu akhirnya." bibir Aruni mencebik.

"Udah-udah, mending lo abisin tuh bakso lo! Lama-lama gue yang ninggalin lo gara-gara banyak ngomong!"

Aruni mencebikkan bibirnya kemudian kembali melahap baksonya rakus.

"Keselek, gue syukurin lo!" ujar Binar.

Aruni melengos tak menanggapi ucapan Binar.

Dasar Binar, bukannya memberikan semangat dan kata-kata motivasi. Ini malah marah-marah karena merasa dipermalukan. Huh.

"Mang, baksonya dua lagi. Pedes tapi gak pake sambel!!" teriak Aruni.

Binar menatap datar Aruni. "Dasar perut karet!" hardiknya.

***

To Be Continue...

Hai-hai😂

avataravatar
Next chapter