9 Rêd 8

Warning! NC Alert!!!

Mungkin story ini agak aneh, dan mungkin akan sangat bertentangan dengan keyakinan kalian. Gue hanya mengingatkan kalau story ini hanya fiksi dan tidak ada hubunganya dengan mitos atau apapun yang ada di real life, cerita ini murni dari imajinasi gue sebagai penulisnya. kalaupun ada kemiripan atau bahkan kesamaan dengan story gue ini, itu hanya kebetulan.

Dan kalau banyak Typo, maklumin aja, authornya males edit.

So, Happy Reading

.

.

.

Lust merayakan suka cita menjelang kelahiran keturunan pertamanya. Irena dan Lust menantikan kelahiran Pangeran yang akan meneruskan tahta Lust kelak. Lust bisa merasakan jika anak yang ada di kandungan Irena adalah laki-laki.

Pesta telah usai, dan Irena benar-benar melahirkan bayi laki-laki. Lust dengan segala kebahagiaanya memberi nama anak mereka Admon karena iris matanya yang berwarna merah, walaupun sepasang yang Admon miliki berbeda warna. Lust melihat iris itu seperti Bunga Peony dan memberinya nama Admon yang berarti Bunga Peony Merah. Sama dengan bayi pada umumnya, Admon tumbuh dengan cepat. Hanya saja Lust melihat keanehan pada sang anak.

"Admon tidak sempurna, ini tidak bisa dibiarkan"

Admon tidak memiliki apa yang bangsanya miliki, yaitu sepasang sayap hitam yang menandakan jika ia adalah keturunan iblis bangsawan. Pada kasta rendah, iblis mempunyai sayap seperti kelelawar yang ada di dunia manusia. Tapi jika ia terlahir dari kasta tertinggi, sepasang sayap hitam seperti burung gagak akan tumbuh di punggungnya, tapi Admon tidak memilikinya.

"Mama" Admon menggenggam tangan Irena dengan jemari kecilnya.

"Admon"

"Apa adikku laki-laki?" Admon memeluk perut ibunya.

"Entahlah, Mama harap adikmu akan lahir sebagai bayi laki-laki" Irena mengusap rambut Admon. Sama dengan iris matanya, rambut Admon berwarna merah menyala. Itu berkat Lust yang mewariskan semuanya pada Admon.

Admon terlihat bahagia saat mendengar jika dirinya akan mempunyai seorang adik laki-laki. Admon tidak tahu apa-apa, Admon masih anak-anak, usianya hampir 100 tahun, tapi fisiknya masih serupa anak usia 7 tahun, ia akan bertumbuh saat usianya mencapai 150 tahun, dan fisiknya akan serupa orang dewasa saat usianya mencapai 250 tahun.

Setelah kelahiran anak keduanya, Lust mengutarakan niatnya yang ia pendam selama ini. Tentang Admon, tentang keturunanya yang dianggap tidak sempurna.

"Tidak Lust!" Irena dengan keras mengatakanya.

"Dia—"

"Aku tidak akan pernah mengikuti rencana gilamu Lust!" Irena pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan penjelasan Lust. Irena masuk ke kamar Admon kecil dan melihat keturunanya yang terlelap dengan tenangnya.

"Admon, sayang bangunlah nak" Irena mengusap pipi Admon yang membulat "...Admon"

"Admon"

Red membuka matanya perlahan. Ingatan masa kecilnya selalu saja masuk ke alam mimpinya. Red menatap gadis yang masih terlelap di pelukanya dan masih mencari kenyamanan di dada Red.

Iblis adalah makhluk kuat dan menyesatkan, Red sudah lahir sejak ratusan tahun lalu. Red tidak pernah memikirkan untuk memiliki keturunan dari makhluk manapun sebelum wanita itu mengatakan hal yang membuat Red tergila-gila pada seorang anak manusia. Bukan Baekhyun, tapi wanita lain yang hidup jauh sebelum Baekhyun dilahirkan.

"Baekhyun!" Kyungsoo tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamar Baekhyun yang sedikit terbuka "...Baekhyun, kau baik-baik saja, syukurlah"

Kyungsoo memeluk Baekhyun yang masih berbaring lemah.

"Kyung-ah, apa yang kau laukan?" Baekhyun melepaskan pelukan Kyungsoo yang membuatnya hampir tidak bisa bernafas.

"Kau, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau tidur tanpa menggunakan pakaian?" Kyungsoo menelisik Baekhyun yang mulai bangkit dengan selimut yang ia tahan sebatas dadanya.

"Aku—" Baekhyun tiba-tiba mengingat malam panjang ia lalui bersama Red "...astaga" pipi Baekhyun terasa memanas.

"Kau menghilang selama 2 hari, memangnya apa yang kau lakukan? Kemana saja kau Baekhyun?" Kyungsoo mengguncang kedua lengan sahabatnya.

"2 hari? Apa maksudmu Kyung-ah?" Baekhyun terkejut "...aku hanya menghabiskan malam dengan—"

"Kau sudah gila Baekhyun" Kyungsoo memotong kalimat Baekhyun.

"Sungguh, aku hanya melewati malam panjang dengan sua—kekasihku" Baekhyun merasa jika malam terasa sangat singkat "...ya, kekasihku"

"Sejak kapan kau memiliki kekasih? Kau tidak pernah mengatakan apa-apa, lalu kenapa kau tidak ke kantor selama dua hari, dan aku—"

"Tunggu!" Baekhyun setelah merasa Kyungsoo sangat berlebihan "...aku tidak kemana-mana, aku hanya pergi semalam Kyung, aku bersungguh-sungguh"

"Tapi kau menghilang selama 2 hari Baekhyun" Baekhyun masih tidak mengerti apa maksud Kyungsoo.

Keduanya tidak tahu apapun, waktu yang dihabiskan di dunia mereka dan dunia lain itu berbeda, Baekhyun merasa jika ia hanya semalam ia menghabiskan waktu bersama Red, bahkan ia kembali sebelum fajar, tapi kenyataanya Baekhyun menghilang selama dua hari.

Sebelumnya saat ruhnya terlepas, Baekhyun hanya beberapa saat berada di dimensi itu, tapi di dunia nyata, itu adalah satu malam penuh.

.

.

.

Baekhyun menyudahi perdebatanya dengan Kyungsoo dan memutuskan untuk membersihkan diri. Tubuhnya terasa sangat lelah, tubuhnya terasa seperti remuk, bahkan Baekhyun menemukan beberapa lebam kebiruan, juga tanda merah di sekitar leher dan payudaranya.

Baekhyun masih memandangi tubuhnya dari pantulan cermin yang berada di kamar mandinya, gadis itu merasa lega saat Kyungsoo tidak melihat semua bekas itu.

"Apa yang kau pikirkan Baekhyun?"

Red tiba-tiba muncul dan memeluk tubuh Baekhyun dari belakang, dan jangan lupakan tanganya yang meremas pelan dada telanjang Baekhyun.

"Red?" Baekhyun memejamkan matanya, gadis itu menikmati apa yang Red lakukan padanya.

"Ya, ini aku" Red menyesap leher Baekhyun, sementara tanganya terus saja bermain di kedua dada gadis itu.

"Bersihkan tubuhnmu sayang, kau harus tetap menjalani kehidupan normal"

Red menghilang begitu saja, dan setelahnya air tiba-tiba mengguyur tubuh Baekhyun.

"Aku bahkan belum melihat wajahnya" Baekhyun membasuh tubuhnya. Ia menyadari apa yang Red katakan benar.

Tidak akan ada yang berubah dari kehidupan Baekhyun. Gadis itu harus menjalani kehidupan seperti biasanya. Yang berubah hanya kehadiran Red di sekitarnya. Red yang Baekhyun akui sebagai kekasihnya di depan Kyungsoo.

Red akan datang saat matahari tergelincir sempurna dan tinggal hingga fajar. Red lebih suka berada di kegelapan, walaupun makhluk itu sangat bisa hadir di manapun dan kapanpun. Red hanya sesekali menunjukan dirinya di depan orang banyak, dan semua itu berkat Baekhyun yang memohon.

Baekhyun sepertinya sudah jatuh pada pesona iblis rupawan itu. Dan red akan meminta imbalan atas apa yang ia lakukan untuk Baekhyun. Red akan menyetubuhi gadis itu tanpa ampun, nafsunya yang menggebu-gebu akan membuat Baekhyun mengerang semalaman.

Red menganggapnya itu hal wajar, karena mereka sudah mengikat darah, dan mengukuhkan jika Baekhyun adalah pasanganya, miliknya, Red sangat bisa menggagahi wanita lain selain Baekhyun, hanya saja Red sudah lama menanti kelahiran Baekhyun, bahkan Red menandainya sebagai pengantin, sejak gadis itu lahir.

Dan Red harus mendapatkan keturunan dari yang terpilih, yaitu Baekhyun.

.

.

.

Sudah lebih dari satu bulan Baekhyun menjadi budak sex dari Red, dan Baekhyun akan merasa kesakitan di sekujur tubuhnya saat Red tidak menyentuhnya, ini semua berkat tanda lahir di tubuhnya, itu semua akan bereaksi jika Red hanya bermain-main.

"Baekhyun-ah, kenapa nama kekasihmu Ppalgang, bukankah itu terlalu" Kyungsoo merasa sedikit aneh saat Baekhyun mengatakan jika kekasihnya bernama Ppalgang.

"Itu hanya—"

"Kau aneh" Kyugsoo tanpa membiarkan Baekhyun melanjutkan kalimatnya "...aku hanya merasa jika kau terlihat aneh satu bulan terakhir, sejak kau menghilang 2 hari itu—"

"Satu malam Kyungsoo-ya, hanya semalaman" Baekhyun meyela.

Baekhyun terus saja mengatakan jika dia hanya melewati satu malam saat Kyungsoo terus saja mengatakan jika Baekhyun menghilang selama dua hari.

"Terserah kau saja" Kyungsoo acuh tak acuh "...lalu bagaimana rupanya eoh? Apa kau tidak ingin memperkenalkanya padaku?"

"Aku akan, tapi aku akan bicara padanya lebih dulu" Baekhyun mengatakanya sembari menyesap minuman yang ia pesan sebelumnya.

Baekhyun dan Kyungsoo janji bertemu saat makan siang. Kyungsoo mengatakan jika ada hal yang ingin ia katakan pada Baekhyun. Dan keduanya bertemu di sebuah Caffe yang terletak di antara tempat kerja Baekhyun dan pusat perbelanjaan tempat Kyugsoo bekerja.

"Ppalgang, astaga Baekhyun" Kyungsoo tiba-tiba.

"Apa yang aneh" Baekhyun berhenti mengunyah makananya saat mendengar Kyungsoo mengatakan itu "...aku bisa memanggilnya PpalPpal, atau—"

"Sudahlah, sebaiknya kau lanjutkan makanmu" Baekhyun hanya menurut, walaupun wajahnya terlihat kesal.

"Kau harus datang, 3 hari lagi" lagi-lagi Kyungsoo. Kali ini gadis itu memberikan sebuah undangan kecil.

"Apa ini? Ya!" Baekhyun hampir tersedak saat melihat undangan itu.

"Aku akan bertunangan 3 hari lagi, kau harus datang"

"Aku—"

"Kau harus datang apapun yang terjadi"

"Baiklah, akua akan datang bersamanya" Baekhyun membayangkan penampilan Red yang selalu sempurna di matanya, tanpa perduli Red itu makhluk apa.

"PpalPpal?" Kyungsoo memutar matanya malas.

Kyungsoo merasa jika kali ini Baekhyun terlalu berlebihan. Kyungsoo ingat jika bukan kali ini saja sahabatnya itu berkencan, tapi Kyungsoo merasa jika kali ini Baekhyun sangat berlebihan.

Kyungsoo menjadi penasaran seperti apa kekasih Baekhyun. Baekhyun sangat cantik menurrut Kyungsoo, bahkan teman kerjanya banyak yang tergila-gila dengan Baekhyun, tapi tdak sekalipun gadis itu menanggapinya. Baekhyun memutuskan untuk tidak berkencan setelah ia di hianati oleh kekasihnya terdahulu.

Setelah jam makan siang hampir selesai, Baekhyun memutuskan pergi lebih dulu, dengan alasan jika kekasihnya datang menjemput.

Entahlah, Kyungsoo terlalu penasaran dengan pria yang membuat sahabatnya seperti tergila-gila dan menjadi sedikit berlebihan. Tapi Kyungsoo terlambat, gadis itu hanya mendapati punggung pria itu, pria dengan perawakan tinggi menjulang dan mobil mewah yang ia kendarai melaju dengan kecepatan tinggi.

"Red, apa kita akan melakukanya di sini?" Baekhyun merasakn jika hasrat Red mulai meninggi. Red mencumbui leher dan memainkan paha bagian dalamnya.

Red menghentikan kendaraan yang ia bawa di jalanan yang sepi agar leluasa menjamah Baekhyun..

"Di manapun, rasanya akan tetap sama" Red menarik pakaian dalam Baekhyun yang berwarna merah.

"Naiklah sayang" Red meraih pinggang Baekhyun dan mengangkat tubuhn gadis itu ke pangkuanya setelah menurunkan celana yang ia kenakan sebatas paha.

"Hhh~

Baekhyung pasrah dengan apa yang Red lakukan. Pria itu memasukanya, memasukan miliknya kedalam kewanitaan gadis itu. Red menggerakann pinggulnya juga pinngul Baekhyun dengan arah berlawanan, membuat gadis itu mengerang dan meremas kepala belakang Red.

"Ooh Sayang, kau benar-benar mengoda, Baekhyun arghh!"

.

.

.

Admon bertanya-tanya kenapa dirinya tidak seperti anak lain di kerajaanya. Jika anak-anak seusianya memiliki sayap, kenapa dirinya tidak? Bahkan Admon melihat iblis dengan kasta paling rendahpun memiliki sayap walaupun berbeda dengan yang dimiliki keluarganya.

"Mama, apa aku bisa menyeberang ke sana?"

Admon menunjuk ke arah gemerlap cahaya dan gradasi warna dari sebuah tempat. Admon hanya berpikir jika itu sangat indah saat dilihat dari tempatnya, dan mungkin akan lebih indah jika tempat itu didatangi.

"Itu adalah dunia fana Admon"  Irena menjelaskan tempat yang dimaksud putranya.

"Dunia fana?"

"Ya, Dunia fana, semua yang ada di sana memang terlihat indah, tapi semua itu tidak kekal, mereka akan rusak termakan usia" Irena melanjutkan.

"Admon"

"Papa"

Lust tiba-tiba muncul, Raja Lust melihat sedikit kesempatan untuk melancarkan rencananya.

"Apa kau ingin datang ke tempat itu?" Lust tersenyum aneh.

"Lust!" Irena menyela. Irena menatap tajam ke arah Lust. Sedangkan Lust hanya tersenyum syarat makna.

Admon tidak mengerti apa yang kedua orang tuany permasalahkan.

"Apa yang kau pikirkan Irena?"

"Admon, ayo kita pergi" Irena menarik Admon agar menjauh walaupun sesekali anak itu menoleh ke tempat Ayahnya berdiri.

"Admon" Baekhyun menggumam.

Gadis itu kembali melihat kilasan kejadian yang entah kapan dan di mana itu terjadi. Bahkan, Baekhyun tidak mengenal ketiga orang yang ada di dalam penglihatanya.

"Akh!!!"  Red memekik dan memegangi mata sebelah kananya.

"Kau baik?" Baekhyun tampak cemas.

"Aku sangat baik jika mengagahimu Baekhyun"

Setelahnya, Red kembali menggerakan pinggulnya dengan tempo cepat. Red merugi saat gerakanya terhenti karena rasa sakit di matanya.

"Bagaimana Baekhyun tahu namaku yang sebenarnya, nama yang hampir aku lupakan, Admon-Putra Lust"

.

.

.

Tbc.

Apa yang kalian rasakan setelah membacany?

Jangan bilang enaenanya gantung lagi ya, ntar aku hajar lagi pake NC satu chapter...

avataravatar