4 Rêd 3

Mungkin story ini agak aneh, dan mungkin akan sangat bertentangan dengan keyakinan kalian. Gue hanya mengingatkan kalau story ini hanya fiksi dan tidak ada hubunganya dengan mitos atau apapun yang ada di real life cerita ini murni dari imajinasi gue sebagai penulisnya. kalaupun ada kemiripan atau bahkan kesamaan dengan story gue ini, itu hanya kebetulan.

So, Happy Reading

.

.

.

"Baekhyun-ah, apa yang terjadi padamu?"

Pria paruh baya itu tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada putrinya.

"Appa, katakan padaku, apa hubungan larangan itu dengan Red" Baekhyun nyalang, Baekhyun meninggikan suaranya.

"Red?"

Kedua orang tua Baekhyun terkejut saat putri mereka menyebut Red.

"Red itu apa Appa? Aku—"

"Apa yang kau lakukan Baekhyunie? Dan dari mana kau tahu tentang Red?" pria itu tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Baekhyun menyebutkan tentang Red yang ia sendiri sudah hampir melupakan eksistensinya.

"Sayang, katakan" Taeyeon lebih tenang menghadapi Baekhyun yang terlihat berapi-api.

Baekhyun melemah saat Taeyeon menuntunya untuk duduk di sofa ruang keluarga rumah itu. Baekhyun hanya diam saat kedua orang tuanya menuggu gadis itu mengatakan sesuatu, tatapan matanyapun terlihat kosong.

'Jangan percaya apapun uyang dikatakan oleh mereka Baekhyunie, kau ditakdirkan untuk menjadi pendampingku, kau hanya harus bergantung padaku, abaikan mereka'

Baekhyn mendengar bisikan itu, dan mengangguk pelan.

"Baekhyun!" Byun Yohan ayah Baekhyun mengguncang bahu anak gadisnya, tapi Baekhyun tidak bergeming, dan tatapan matanya masih terlihat kosong. Tatapan mata Baekhyun berpusat di satu titik, yaitu sebuah cermin yang tergantung di salah satu sisi dinding rumah itu.

"...Byun Baekhyun!" pria itu mengguncang bahu Baekhyun sekali lagi.

"Eoh? Appa" Baekhyun kembali fokus, gadis itu melihat kedua orang tuanya secara bergantian.

Gadis itu kembali pada kesadaranya, dan saat ini ia terlihat bingung dengan apa yang akan dia sampaikan pada kedua orang tuanya.

"Bagaimana kau tahu tentang Red?" pria paruh baya itu terdengar lebih tenang.

"Sayang sudahlah" Taeyeon memegang lengan suaminya "...ikut Eomma sayang, kau pasti lelah" Taeyeon menuntun Baekhyun terlihat lebih tenang menuju kamar tidur gadis itu

.

.

.

Taeyeon kembali ke ruang keluarga setelah meninggalkan Baekhyun di kamarnya. Wanita itu duduk di samping suaminya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Pria itu tidak mengerti, bagaimana Baekhyun tahu tentang Red. Keluarganya bahkan tidak lagi membahas tentang sosok Red.

"Apa kau menceritakan tentang Red?" Yohan saat Taeyeon duduk di sampingnya

"Tidak, aku tidak pernah menceritakan itu pada Baekhyun"

"Bukankah ia selalu bertanya tentang larangan-larangan itu?" Yohan terlhat cemas.

"Dia memang menanyakanya, tapi aku hanya menceritakan apa yang aku tahu, seperti sebelumnya"

"Apa yang Baekhyun lakukan saat ulang tahun nya?" pria itu penasaran.

Pasalnya saat Baekhyun berulang tahun beberapa hari lalu, mendadak pria itu harus terbang ke Jepang untuk menangani masalah perusahaan dan membiarkan Taeyeon mengunjungi Baekhyun sendirian.

"Tidak ada, Baekhyun pulang lebih awal, dan seperti biasanya, sahabatnya menemaninya saat malam hari" Taeyeon menceritakan apa yang ia tahu. Setidaknya hal itulah yang dikatakan Baekhyun padanya malam itu.

"Apa kau yakin?" Yohan terdengar tidak percaya. Bukan tanpa alasan, hanya saja pria itu melihat ada yang aneh pada diri Baekhyun.

"Maksudmu?"

"Kau yakin dia tidak berbohong?"

"Aku yakin, tapi—"

Taeyeon tidak melanjutkan kalimatnya saat mendengar teriakan dari kamar Baekhyun. Wanita itu bergegas menuju kamar Baekhyun disusul suaminya.

Taeyeon membuka kamar bekhyun yang tidak dikunci, tapi kedua orang tua gadis itu terkejut saat mendapati Baekhyun tidur dengan tenang di atas tempat tidur berukuran sedang itu. Wajahnya tampak tenang seperti ia sedang bermimpi indah.

Taeyeon menatap suaminya yang berdiri di sampingnya sebelum menutup kembali pintu kamar Baekhyun, berbeda dengan Taeyeon yang terlihat kebingungan, Yohan terlihat tegang.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan Baekhyun?" Yohan bergumam, tanganya tampak gemetaran.

"Sayang, apa yang terjadi?" pria itu menoleh dan menatap Taeyeon putus asa "...apa yang sebenarnya terjadi? Katakan padaku?"

"Baekhyun" Yohan menarik nafas dalam "...Baekhyun melepaskan belenggunya"

"Belenggu? Apa makhluk itu—"

"Ya, dia dalam bahaya"

Taeyeon menutup mulutnya dengan kedua tanganya, wanita itu memang sudah tahu konsekuensi apa yang akan dihadapi saat larangan itu di langgar. Tapi ia tidak menyangka jika Baekhyun sudah melakukanya.

Setiap perempuan garis keturunan keluarga Byun dilarang tidur sendiri saat malam kelahiranya hingga ia terikat satu pernikahan, jika itu di langgar maka ia sudah melepaskan belenggu makhluk itu, makhluk yang sengaja dikurung oleh keluarga terdahulu. Makhluk yang dikurung di sebuah ruangan dengan pintu berwarna merah pekat serupa darah.

Makhluk itu mampu menyebrang ke dunia nyata, tapi makhluk itu tidak cukup memiliki energi jika harus mnempakan diri secara nyata walaupun dia tidak lagi dibelenggu,

Makhluk itu menyeberang ke dunia nyata tanpa wujud, dia tidak bisa menyakiti siapapun, karena jika ia memaksakan diri menyentuh atau meyakiti manusia, maka ia akan terluka karena energinya akan terkuras habis.

.

.

.

Flashback

Setelah Taeyeon keluar, Baekhyun hanya duduk di tepian tempat tidur. Gadis itu masih kebingungan, hingga sosok Red kembali menampakan diri padanya melalui cermin yang ada di kamarnya.

Makhluk itu mendekat dan berada tepat di samping Baekhyun yang duduk di tepi ranjang. Baekhyun tampak sendirian, tapi di dalam cermin ada pantulan lain selain dirinya. Kali ini Red tidak bisa memperdaya gadis itu, Baekhyun masih tetap dalam kesadaranya.

Red hanya tersenyum kemudian menyeringai pada Baekhyun, sebelum mendekat dan kembali mencumbui leher gadis itu.

"Kyaaaaaa!"

Baekhyun berteriak ketakutan hingga tubuhnya melemah dan terbaring di tempat tidurnya sendiri. Red dengan sisa energinya menarik tubuh Baekhyun keatas tempat tidur. Dan kembali menjilati leher hingga dagu gadis itu.

Tapi kegiatanya terhenti saat pintu kamar terbuka tiba-tiba, memunculkan kedua orang tua gadis itu.

Red menatap Ayah Baekhyun dan menyeringai. Red yakin jika pria itu bisa melihatnya dari pantulan cermin dan keduanya beradu tatap, itu sangat terlihat dari ekspresi wajah pria itu yang tampak tegang.

Fashback End.

Red merasakan sakit teramat sangat di dadanya, sosok itu menggeram kemudian menghilang dari kamar Baekhyun. Red mengeluarkan energi yang sangat besar saat menyentuh Baekhyun. Seharusnya ia sedikit bersabar agar bisa memiliki gadis itu seutuhnya, tapi hasrat liarnya terus saja mendorongnya untuk menyentuh Baekhyun.

"Sial!" Red kembali terlempar kedalam ruangan dengan pintu berwarna merah itu "...jika terus seperti ini aku bisa musnah" Red terlihat sangat kesakitan.

"Wanita sialan itu mengurungku di sini, dia mengingkari semuanya dan mengikatku di tempat terkutuk ini, sial" Red menggeram menahan sakit.

Tubuhnya terasa sakit, urat-urat nadinya terasa seperti akan meledak, seluruh persendiannya seakan terlepas dari tempatnya.

"Aku harus bersabar, Baekhyun akan mengeluarkanku dari tempat ini" Red dengan nafas terengah-engah "...dia milikku, dia akan melahirkan keturunanku, dan arrrghhh!" Red kembali menggeram saat dadanya terasa sakit dan terasa seperti akan meledak.

"Pintu sialan itu!"

Red membencinya, pintu merah itu, pintu yang mengurungnya hampir seratus tahun di dalam ruangan itu, ruangan yang berada di dimensi perbatasan antara dunia nyata dan dunia lain.

Beruntung Baekhyun melepaskan belenggunya yang mengikat kedua kakinya. Red menunggunya selama bertahun-tahun, dan malam itu Baekhyun datang melepaskan belenggu yang mengikatnya.

"Hahaha!"

Red tertawa saat mengingat jika satu langkah lagi dirinya akan bebas. Red bisa pergi kemanapun dan menyebrang kemanapun tanpa takut akan kesakitan yang mengancam jiwanya.

"Ya, aku akan membuatmu membuka pintu sialan itu, setelahnya kita bisa bercinta" Red masih tertawa dalam kesakitanya.

.

.

.

Tbc.

Silahkan simpulkan sendiri, Red itu apa.

Yang pasti dia tidak jahat, dan dia tidak baik, hanya saja dia menyesatkan.

Cerita ini ga seseram yang kalian pikirkan, ini bukan horror btw. Mungkin sedikit mengganggu akal sehat aja.

avataravatar
Next chapter