webnovel

•Prolog•

"Lezzy..."

"Ikutlah denganku, tinggalkan bumi dan lupakan semua kenangan tentang mereka. Tetaplah disisiku lalu Aku akan menjaga dan melindungimu, karena kau adalah Queen ku"

Suara Baritone itu, yang selalu menuntun langkahku dalam menelusuri alam mimpiku, entah lah Aku hanya berjalan diatas air yang jernih tapi Aku tidak tenggelam.

Kulihat semua kota tempat tinggalku tenggelam di dalam air yang berada dibawahku, apakah semua ini pertanda bahwa akan ada stunami? Tidak.

Dengan cepat Aku gelengkan kepalaku dan rasa khawatir itu sirna, saat sura pria yang begitu tegas namun lembut di dengar.

Ku tatap langit dan hal yang paling mengejutkan adalah semua ikan berenang dengan bebas diatas langit, tanpa ada rasa ketakutan apa lagi Aurora yang melayang indah menghias langit malam sendu namun bercahaya biru.

"Lezzy....."

-o0o-

Trinkk.......Trinkk.......Trink........

Aku selalu bangun saat alarm datang menyapaku, membantuku untuk kembali dari alam mimpi yang menurutku itu aneh.

Apa lagi mimpi itu berakhir saat suara pria yang menjadi alunan merdu terus ada di setiap mimpi, Ok! Suara itu terus memanggil namaku tanpa ku ketahui siapa pemilik suara itu, dan mimpi ini juga menjadi teman malam saat aku tertidur, dan terus berulang selama 10 tahun.

Semenjak kedua orang tuaku meninggal, saat itu juga pertama kali Aku mengalaminya.

Sudah jadi hal yang biasa bagiku mengenai mimpi itu, lalu aku bangun dan berjalan menuju kamar mandi, hari ini Aku harus berangkat kuliah dan siang nanti harus bekerja part time di cafe yang tak jauh ari rumah.

Semua sudah beres Aku alihkan pandanganku menuju jendela melihat matahari yang sudah menyapa Bumi.

Namaku Prycilia lezzy crownsiamoer, berumur 21 tahun dan tanpa kekasih, jangankan pacaran dekat dan berbicara dengan pria saja tidak pernah, orang selalu menatapku aneh. Apa lagi aku memiliki fisik yang tidak seperti manusia pada umumnya.

Sorry maksudku, Aku memiliki mata biru sebiru laut rambut coklat keperakan dan kulit putih yang agak pucat.

Ada yang bilang aku Albino atau mahluk aneh seperti Alien, hantu? Entahlah itu pandangan mereka mengenaiku, Aku juga sering kena bully atau ejekan teman-teman saat dibangku SMP maupun SMA.

Tapi Aku harus tetap bersyukur dan harus selalu optimis agar tetap hidup.

Tidak akan Aku sia-siakan kehidupan yang kedua orang tuaku berikan kepadaku, dan itu sudah jadi hal yang lumrah bagiku.

Tidak perlu banyak tanggapan cukup diam dan urusi saja diriku sendiri, toh mereka juga belum bisa menilai hidup mereka.

-o0o-

"Ini membosankan."

Ucap Miya teman sebangku kuliah Lezzy yang selalu bersama Lezzy ketika di Universitas.

"Jika kau terus bermalas-malasan, Aku yakin kau tidak akan cepat wisuda, dan maaf mungkin kali ini aku yang akan wisuda duluan." Ucap Lezzy.

"Huft! Emang kau sanggup membayar anggaran dananya?"

"Justru itu Aku harus bekerja siang nanti."

"…..Lezzy jika kau mau, Aku bisa bilang Papaku mengenai biaya kuliahmu dan kau bisa tinggal bersamaku."

"Kau tidak perlu khawatir, terima kasih untuk semuanya selama 10 tahun ini."

"Lezzy sudah 5 tahun kau bekerja untuk membiayai pendidikanmu…"

"Shutt…, Miya kau selalu membantuku dari dulu dan Aku tidak mau merepotkanmu lagi, kini giliranku yang harus berjuang."

"Tapi…."

"Miya! Aku mau kau menghargai pencapaiyanku, kau tidak perlu khawatir^^"

"Kau yakin?"

Mendengar itu dengan cepat Lezzy mengangguk semangat, Miya tau Ia juga tidak bisa memaksa kehendak Lezzy, toh Lezzy juga tidak merasa menderita.

Baiklah lebih baik Miya diam dan tetap menyemangati Lezzy, dengan cepat Miya bangun dari bangkunya dan harus segera pergi menuju ruang dosen untuk meminta beberapa tugas akhir musim dinginnya.

Melihat Miya meninggalkan perpustakaan, Lezzy kembali menelusuri labirin rak buku mungkin saja Ia akan menemukan beberapa buku pengetahuan untuk membantunya menyusun proposal nanti.

Bukh!

Lezzy menoleh setelah mendengar suara buku jatuh, dan Ia juga melihat beberapa buku berserakan dilantai.

Lezzy mengambil dan menyusun kembali buku yang jatuh ke dalam rak, mata savier birunya menangkap sebuah buku yang terselip dibawah rak, Ia mencoba mengambilnya walau sedikit susah namun Ia berhasil mendapatkannya.

Ia mengusap buku yang sedikit berdebu, Lezzy baca judul buku yang menurutnya sedikit aneh 'Darkness World' dan melihat penulis buku itu yang bernama 'Rechard Melware'.

"…..Pengalaman penulis saat terjebak di dunia Darkness World, tempat yang hanya ditinggali mahluk mitologi seprti Elf, Fairy, Vampire….., oh ayolah apa para jurnalis ini sudah mulai kehilangan ide untuk meneliti sesuatu yang bermanfaat? Lagian mahluk seperti itu hanya mitos jika ada mungkin sudah dari dulu mereka terkenal, huft…. lebih baik dia menjadi penulis dongeng dari pada seorang jurnalis."

Ucap Lezzy sembari meletakan buku itu dirak kembali dan berjalan pergi, tak lama setelah Lezzy pergi seseorang datang dan mengambil buku yang tadi sempat di baca Lezzy lalu dengan cepat pergi bagaikan hembusan angin, hilang tanpa jejak ataupun suara.

-o0o-

"Silahkan datang kembali tuan^-^"

Ucap Lezzy sembari tersenyum setelah memberikan pesanan coffe milik pelanggan, Ia menatap jam dinding sudah pukul 17.32 sore sebaiknya Ia harus sudah mengganti part timenya sebelum kegelapan malam menyelimutinya, Lezzy tidak suka gelap walau tidak mungkin tapi Ia takut jika kejadian orang tuanya terulang kembali.

"Terimakasih untuk hari ini Bos."

"Pulang dan istirahatlah Lezzy besok kau harus kuliah bukan, mengenai gajimu sekalian besok saja, karena tanggal 14 Aku akan pergi dan kembali 1 minggu lagi."

"Baiklah Bos, sekali lagi terima kasih karena sudah mempertahankan ku, untuk tetap bekerja di sini selama 5 tahun."

Lezzy berjalan keluar café, Ia tatap langit sore yang mulai menjadi sendu biru gelap, Lezzy angkat tangannya membiarkan butiran salju mendarat di telapak tangan putihnya.

Lezzy kembali berjalan menuju rumahnya yang tidak jauh dari tempatnya bekerja.

Terlihat uap putih dari hembusan napasnya Ia gosok dengan kuat kedua telapak tangannya, Lezzy benci musim dingin semenjak usianya 11 tahun.

Lagian apa yang harus disenangi saat musim ini? Tidak ada tanaman yang bermekaran hewan dan manusia pun lebih baik tetap diam di rumahnya dan memilih menghangatkan diri.

Sesampainya dirumah, Lezzy dengan cepat membersihkan diri membiarkan air hangat menyapanya. Ia lihat wajahnya di cermin yang mengembun akibat uap panas dari bak mandinya, menatap intens setiap lekuk wajahnya dari mata, bibir, dan rambut.

Jika di katakan Ia tak perduli dengan omongan orang lain, tentu baginya itu bohong.

Lezzy juga selalu mengis di kamarnya saat di bangku SMP, Ia juga heran kenapa Ia memiliki wajah yang berbeda dengan orang lain, bahkan Ayah dan Ibunya tidak memiliki mata dan rambut yang sama seperti dirinya.

Dulu Ia pernah bertanya tapi Ibunya selalu bilang Lezzy itu istimewa dan tidak boleh benci dengan dirinya yang saat ini, dan harus bersyukur kepada sang pencipta karena di berikan wajah yang cantik.

Tidak mau terus memikirkannya segera Lezzy bangkit dan mengenakan pakaiannya, lebih baik Ia menetralisir lelahnya hari ini dengan tidur.

Lezzy hembuskan nafas dan menatap atap ruang kamarnya, tanpa sadar Lezzy menitihkan air mata sebelum alam mimpi kembali menyambut dirinya.

-o0o-

Lezzy…..

"Siapa?"

Kemarilah Lezzy…..

"Siapa disana, hentikan semua ini dan tunjukan dirimu…."

Lezzy terus bertirak mencari tau suara yang selalu menyapanya di alam mimpi, Lezzy menatap sekelilingnya dan tidak ada siapa-siapa hanya ada air yang saat ini ia pijaki dan beberapa pemandangan Aurora yang masih setia menghiasi lagit biru sendu itu, sudah cukup! Lezzy harus mencari tau apa maksud dari mimpinya ini.

"Kumohon tunjukan dirimu, jelaskan maksud dari ini semua, apa yang kau inginkan dariku?"

......

"Apa maksudmu Aku harus meninggalkan Bumi dan ikut denganmu, memangnya siapa diriku...…"

Kau adalah Queen ku....

Seketika tubuh Lezzy yang mendengar itu terdiam, dan detik itu juga sekelilingnya langsung gelap tanpa ada cahaya, tubuh Lezzy mulai gemetar Ia takut dengan kegelapan, hawa dingin mulai menerpanya.

Tubuh Lezzy semakin bergetar hebat disaat Ia melihat sosok yang gelap dengan mata tajamnya berwarna merah, sosok itu perlahan berjalan kearah Lezzy dengan reflek Lezzy berjalan mundur dan berlari tanpa arah karena sekelilingnya gelap.

Lezzy menyesal telah bertanya, Ia takut dan berharap ada seseorang yang akan menolongnya namun sepertinya mustahil karena memang tidak ada orang lain selain dirinya.

Dan seketika lari Lezzy terhenti ketika sosok menyeramkan itu sudah berada dihadapan Lezzy, dengan pelan sosok itu memegang helaian rambut coklat perak Lezzy, Ia cium wangi khas dari tubuh Lezzy lalu mengusap wajah Lezzy dengan lembut.

Bisa Lezzy resakan saat kuku panjang dan tajam itu bergerak mengusap wajahnya.

"Akh….."

Lezzy merintih lembut saat kuku itu berhasil menggores sedikit pipinya membuat darah pekat Lezzy mengalir ke kukunya, sosok itu lalu menjilat kukunya yang terdapat darah Lezzy dan tersenyum penuh nikmat.

Maniss…..

"…..Ku kumohon, lepaskan a..aku…hiks..."

Ucap Lezzy terbata-bata akibat rasa takut, belum lagi air mata yang sudah tidak bias lagi Ia bendung, sosok itu memeluk Lezzy dengan lembut dan menghirup aroma teratai dari tubuh Lezzy.

Kau tidak perlu takut, tidak akan ada lagi yang akan menyakitimu atau meninggalkanmu, ada Aku yang akan menjagamu karena kau milikku, Queen....

Dan detik itu juga air yang berada di bawah kaki Lezzy perlahan mulai naik ke tubuh Lezzy seakan menenggelamkannya, Lezzy tidak bisa bergerak tubuhnya lemas kedua mata saviernya mulai tertutup, membiarkan rasa dingin dari air menjalar ketubuhnya.

Perasaan ini seakan nyata, Lezzy bahkan tidak mengerti bukankah ini hanya mimpi tapi kenapa begitu nyata apa lagi saat kuku sosok tadi menggores pipi putihnya, dan kemana sosok itu? Entah lah Lezzy juga tidak bisa bergerak atau pun berbicara.

Lezzy hanya merasakan perasaan saat dirinya mulai terserap oleh mimpinya sendiri, apa ini akan menjadi akhir hidupnya? Ayah Ibu tunggu Lezzy mungkin Aku akan menyusul kalian, pikir Lezzy masih dengan wajah sendunya dan membiarkan mimpi menelannya.

"Tidurlah Lezzy, lalu bangunlah dikehidupan barumu bersamaku dan hanya untuk diriku"

--_o0o_--

Next chapter