2 Bab 1

"mulai sekarang, kau milikku"

Kata-kata dingin milik Dae Ho masih terbayang-bayang dalam kepala Hana. Gadis itu terdiam sesaat, membekukan setiap pergerakan tubuhnya.

'apa maksudnya itu? Dia tidak sedang mencoba menggodaku kan? Ah, itu tidak mungkin. Dia pasti ingin mengerjaiku, yah pasti begitu. Tapi, itu tak mungkin juga. Kami bahkan tak pernah berbalas kata, jadi dia tidak akan berani mengerjaiku. Ah, tunggu dulu. Jangan-jangan dia mau menjadikanku bahan mainan mereka. Ya Tuhan, bagaimana ini??? Aku takut' perang batin Hana.

'tidak, kau tak boleh berpikir begitu Hwang Hana. Anggap saja ucapan Dae Ho tadi hanya angin lalu, Dae Ho bukanlah ancaman bagimu. Dia hanya anak pemilik yayasan sekolah ini. Tapi, justru itu aku semakin takut. Dia berkuasa disini, astaga aku bisa gila' erang Hana dalam hati lagi.

"Hana abaikan!!. Abaikan Hana!!, ingat tujuan hidupmu disini. Jangan karena ucapan Dae Ho kau jadi lemah. Semangat Hana, kau pasti bisa" ujar Hana mensugesti dirinya.

Hana tersenyum sesaat, hatinya sedikit tenang. Walau di dalam kepalanya, Hana masih membayangkan kata-kata itu. Gadis itu kemudian memilih membaca buku kembali agar pikirannya teralihkan.

"yak, Hwang Hana. Kebiasaan burukmu itu bisa-bisa membuatmu celaka suatu hari nanti. Hentikan bacaan itu sebelum kepalamu menabrak tembok" sebuah teriakan dari suara yang amat Hana kenali, membuat Hana menghentikan kegiatan dan langkahnya sejenak.

Suara cempreng milik satu-satunya teman Hana di sekolah. Gadis berambut pirang panjang bernama lengkap Yoon Aera itu, sukses membuat mood Hana yang tadinya jatuh kembali naik. Tapi Hana tidak akan mau mengakui itu di depan Aera.

"Yak Yoon Aera, sekali aja jangan teriak, bisa?. Astaga, telingaku serasa berdengung. Kalau sampai telinga ku sakit, kau mau tanggung jawab, hn??" ujar Hana berlebihan.

Aera cemberut, namun detik kemudian dia menyengir lebar pada Hana, tak lupa membentuk tanda peace dengan kedua jarinya. Hana menggeleng kepala heran, mood Aera memang sering sekali berubah-ubah.

Hana tidak merespon lagi, gadis berambut panjang itu meneruskan langkahnya. Tak lupa ia kembali membuka buku.

Merasa diabaikan, Aera mendekat lagi dan menganggu Hana. "Hana-ya tunggu aku, oke oke aku minta maaf. Kau kan tahu, kalau aku sering refleks teriak. Tapi ya, disini kau juga salah. Kau gak nyahut sih malah tetap baca buku. Tapi maklum sih, Hana kan sepenggila buku" cengir Aera. Hana menatapnya tajam, lagi Aera tersenyum lebar.

"Hana-ya, aku selalu penasaran soal ini. Sebenarnya.. kau bosan gak sih baca buku sepanjang hari?, tapi sepertinya enggak deh. Kau kan emang si penggila buku, ini aja lihat ekspresi wajahmu 20 kali lipat lebih serius" ujar Aera tanpa henti. Hana mengabaikan gadis itu lagi dan terus membaca.

Aera berdecak kesal, sepertinya celotehannya tidak berhasil membuat Hana lepas dari buku itu dan fokus padanya. "ayolah Hana-ya, jangan abaikan aku. Tapi biar aku tebak lagi. Apa kau sedang memikirkan tema buat olimpiade karya ilmiah itu?, aku juga sebenarnya. Tapi, yang aku lihat tidak seperti itu... Ah, sudahlah. Tapi tunggu ya, tumben kau datang lebih awal? Hana-ya, kau mengemil jam weker semalam ya? Pantes pagi ini kau tak terlambat" celetuknya tanpa henti.

"aaiiissh, jangan bicara lagi, Yoon Aera. Konsentrasiku jadi buyar" kesal Hana. Gadis mempercepat langkahnya sebelum Aera bertambah cerewet.

"yak, Hwang Hana... aiisssh, jjinjja!!! jangan abaikan aku" protesnya Aera dengan suara tinggi.

Hana tetap melaju, memasuki kelas tanpa menanggapi ocehan Aera.

"wah wah, lihat si ratu terlambat datang lebih awal"

"apa ini yang dinamakan keajaiban, Sae Jin-ah?"

"entahlah, tapi kupikir begitu. Ini rekor baru Myung Ki-ya. Aku masih belum percaya, ratu terlambat kita datang pagi hari ini"

Hana mengabaikan celotehan mereka dan duduk dengan tenang di kursinya tanpa mengalihkan matanya dari buku itu.

Kedua pemuda itu mendengus, Hana tahu itu. Pasti mereka kesal karena Hana mengabaikan mereka. Hana tidak peduli, biarkan saja mereka mengoceh tak jelas begitu.

"eeh, Dong Sun-ah.. Pr mu udah selesaikan? Lihat dong" ujar Sae Jin pada seorang pemuda yang mengenakan kacamata bulat. "iya, aku juga mau lihat" sambung Myung Ki.

"a..aku juga be..belum selesai" jawab Dong Sun terbata-bata. "dasar, siswa tidak berguna" ucap Myung Ki kesal.

"Dhakwan, siniin pr mu kami mau nyalin" ucap Saejin mengalih target mereka. "aku.. Aku meninggalkan buku pr ku dirumah. Ini aja aku sedang mengerjakannya lagi" balas Dhakwan menunjukkan sebuah buku baru yang baru saja mulai dicoretnya.

"Saejin-ah, kau bisa menyalin tugasku. Aku sudah selesai kok" ucap seorang gadis dengan suara dibuat-buat manis, tangan mungilnya mengulurkan sebuah buku pada Sae Jin. Tapi, gadis bernama lengkap Lee Jaeyoung itu harus menelan ke-kecewaan, Sae Jin bahkan tidak menoleh sedikitpun padanya.

"Tae Pyung, kau udah ngerjain pr, kan?" tanya Myung Ki pada anak laki-laki beraut wajah yang selalu mengantuk itu.

"emangnya hari ini ada pr ya?" balas Tae Pyung balik bertanya. "ah, lupakan" ucap Myung Ki dan Sae Jin bersamaan.

"aiissh, Hwang Hana. Kau mengabaikanku lagi, aku kesal padamu" Aera mendudukkan dirinya disebelah Hana, gadis itu masih kesal pada Hana yang selalu menyuekinya saat  sedang bersama buku.

"kau terlalu berisik" ujar Hana sambil menampilkan senyum lebar khasnya. "dan kau selalu menyebalkan" balasnya. Hana tersenyum penuh kemenangan karna berhasil membuat Aera geram.

"tapi tunggu!!. Aera-ya, peer mu udah selesaikan?" tanya Hana serius. "astaga, aku lupa. Pr yang dari Min Ah saem yang galak itu bukan?, aaaissshh gimana ini Hana-ya? aku belum buat. Pasti dia bakalan ngasih hukuman berat padaku, aku gak dihukum.. Aera bodoh, bodoh. Kok aku bisa lupa sih" rengek Aera hampir menangis.

"itu salahmu sendiri. Biar ku tebak, semalam pasti kau maraton menonton anime lagi, kan?" omel Hana padanya.

Aera mengangguk lemah, "kau!! sudah berapa kali sih aku bilang, sebelum nonton anime setidaknya kerjakan dulu pekerjaaan rumahmu. Kalau tidak kejadian kayak ini akan terus terjadi. aissh, kau keras kepala kalau dibilangin. Kan aku juga yang repot" lanjut Hana terus mengomeli Aera.

Aera menundukkan kepalanya dalam, sepertinya dia agak takut saat Hana mengomelinya. Hana menghela nafas dalam dan menepuk pelan bahu Aera.

"untuk kali ini, kau kuizinkan mencontek pr ku" ujarku pelan. "benarkah???" tanya dengan mata berbinar-binar. "iya, cepat salin sebelum aku berubah pikiran" ancam Hana.

Aera mengambil buku latihan milik Hana dengan cepat, kemudian mulai menyalinnya ke dalam buku latihannya.

Seraya menunggu Aera menyelesaikan tugasnya, Hana kembali membaca bukunya halaman demi halaman.

Karena terlalu asyik membaca dan menyalin keduanya tidak sadar jikalau semua anggota 6P (six's princes) tengah mengelilingi mereka.

"yak, Sun Young-ah lihat itu" seru seorang gadis pada temannya yang bernama Sun Young itu

"yak, jangan mengangguku dulu, Hyun Mi. Aku sedang menyalin pr, nanti keburu bel masuk" kesal Sun Young.

"aiissh, kau akan berhenti jikalau melihat pemandangan itu" ujar Hyun Mi seraya meraih kepala Sun Young dan menolehkannya kearah tempat duduk Hana dan Aera.

"yak, apa-apaan itu, kee..kenapa mereka disitu" sentak Sun Young, ia menghentikan kegiatan menulisnya.

"kalian berdua, kenapa berisik sekali dari tadi sih" gerutu Yeon Doo yang merasa tidurnya terganggu. Sun Young dan Hyun Mi menatap malas pada Yeon Doo, mereka tidak habis pikir kenapa Yeon Doo sangat menyukai tidur daripada yang lain.

"itu tidaklah penting sekarang, daripada kau menggerutu tidak jelas, lebih baik kau lihat panorama yang sedang terjadi disana" rutuk Sun Young dengan kesal. Habis sudah mood baik yang ia coba pertahankan pagi ini. Yeon Doo yang pada awalnya acuh tak acuh kemudian menuruti perkataan sahabatnya ini, kedua manik hitamnya membulat.

Pemandangan yang sangat menganggunya, hilang sudah rasa kantuknya tadi yang sekarang berganti dengan rasa kesal yang begitu membuncah.

"yak, coba jelaskan padaku kenapa 6..6P mengelilingi kedua gadis cupu itu" celetuk Yeon Doo pada keduanya. "manaku tahu, tiba-tiba saja saat aku masuk dikejutkan dengan pemandangan itu" jelas Hyun Mi dengan setengah kesal.

Sebab, pemuda yang disukainya lebih memperhatikan gadis lain ketimbang dia yang secara terang-terangan mendekati mereka.

"sumpah, aku bertambah benci pada mereka berdua" balas Sun Young.

"benar, apa tidak cukup perhatian semua guru tertuju pada mereka?, terutama gadis Hwang itu. Dan sekarang 6P ikut-ikutan memberikan perhatian untuk mereka, aku tidak rela. sungguh tidak rela" lanjut Hyun Mi.

"kau benar, sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Sun Young. "untuk saat ini kita biarkan saja terlebih dahulu, tapi jika sudah keterlaluan baru kita habisi mereka" ujar Yeon Doo, gadis itu tersenyum benci kearah dua sahabat itu.

Hana menutup bukunya, "sampai kapan kalian akan memperhatikan kami begitu, hm" kesal Hana pada kesembilan pemuda tampan itu.

"eeh, kau tahu? kami kira kau tidak sadar dengan keberadaan kami disini" kikuk Sae Jin tersenyum kaku.

"tentu saja, bodoh. Aku menyadarinya, tatapan lekat kalian itu seakan akan siap menerkam kami" sindir Hana.

"hn" balas tiga pemuda itu datar, sedangkan dua diantaranya tersenyum malu.

"ck, daripada kalian tetap melanjutkan kegiatan tidak berguna ini, lebih baik kalian membaca buku atau setidaknya pergi ketempat yang kalian suka. Ah, atau kerjakan pr jika belum selesai. jujur saja kalian menganggu bacaanku" omel Hana.

"kau cerewet sekali" ucap Dae Ho datar.

"kalau aku cerewet silahkan pergi, tuan Choi" rutuk Hana tidak peduli lagi, perasaan takut dan cemas yang dirasakannya tadi hilang begitu saja.

"hn" kali ini Seo Jun yang bersuara, "Hana-ya,, bolehkah kami ikut menyontek pr mu" tanya Myung Ki dan Sae Jin secara bersamaan.

Keduanya bahkan sudah beragyeo khas masing-masing di hadapan Hana.

Hana menatap aneh pada mereka, gadis itu tidak habis pikir kenapa sikap mereka berubah sebegitu cepat terhadapnya. Sebab, selama ini keenam pemuda tampan ini jarang berinteraksi dengannya, bahkan bisa dikatakan tidak pernah.

Dan hari ini mereka malah bersikap sok dekat, sejujurnya itu membuat Hana kembali takut.

Akankah ia menjadi korban bullying mereka selanjutnya? sudah banyak korban keisengan mereka, diantara sekian banyak siswa itu, paling tidak, ada yang terpaksa pindah sekolah hanya karena tidak sanggup lagi menghadapi bullian mereka.

"hei, kami bertanya padamu, malah ditinggal melamun" suara Myung Ki menyadarkan kembali pemikiran Hana.

"kalau aku jawab tidak, bagaimana?" tantang Hana, entah keberanian darimana ia dapatkan sehingga berani mengatakan kalimat itu.

Keenam pemuda terkesiap tidak menyangka akan mendapat respon seperti itu dari gadis yang telah lama mencuri perhatian beberapa dari mereka sejak lama.

"ayolah, jangan seperti itu. Kau tidak kasihan melihat kami terkena hukuman nanti, Hana-ya... Hana-ya" rengek Sae Jin mengoyangkan tubuh mungil Hana.

"ck, jawabanku tetap tidak, kenapa kalian tidak menyontek pr dari empat pria datar itu saja, mereka kan lebih pintar dariku" tolak Hana tegas.

"hahahahah, pria datar" tawa kedua anggota 6P pecah mendengar ujaran polos Hana.

Selain mereka teman-teman Hana yang lain ikut tertawa kecil. Tentu saja mereka tidak berani tertawa lebih besar, bisa-bisa mereka jadi target selanjutnya. Aera yang masih menyalinpun ikut tertawa keras.

"kau benar, tapi pria datar yang kau sebutkan itu pelitnya minta ampun" sahut Myung Ki yang masih berusaha meyakinkan Hana.

Mendengar ucapan Myung Ki, seketika tawa dari semuanya kembali tergiang. Keempatnya menatap tajam kearah seluruh siswa kelas itu, terlebih lagi pada dua pemuda cerewet ini. Seketika kelas kembali hening.

"tidak, sebelum kalian berjanji akan menuruti semua keinginanku nanti, bagaimana?" tantang Hana kembali ia tersenyum manis yang menunjukkan eye smilenya. "call, nanti kau bisa minta apapun yang kau mau pada kami, tenang saja" angguk Sae Jin menyetujui semua permintaan sang gadis.

"call, tapi jangan sampai kalian menyesal ya, silahkan ikut dengan Aera menyalin pr ku" balas Hana masih tetap mempertahankan senyumnya.

"tidak akan, kami tidak akan menyesal, yeyeye gomawo ne, Hana-ya" seru mereka, tanpa sadar mereka membawa tubuh mungil itu kedalam pelukan masal keduanya.

Dae Ho dan yang lainnya menatap keduanya tajam. Seketika mereka melepaskan pelukannya dan tersenyum canggung. Hana menatap bingung akan sikap aneh mereka.

"cepatlah, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. nanti aku malah ikut terkena masalah gara-gara kalian" omel Hana. Dengan gerakan cepat keduanya ikut bergabung dengan Aera menyalinnya.

Hana menggelengkan kepala melihat tingkah lucu mereka, gadis itu melanjutkan bacaannya. Tanpa mereka sadari interaksi kecil mereka pagi ini akan berdampak pada hubungan mereka kedepannya.

.

.

.

.

.

.

avataravatar
Next chapter