72 Bab 72

Ivana sudah mengobati luka-Nya dibantu para sahabat-sahabatnya. "Jadi,? Apa rencana selanjut-Nya ?".

"Ikuti saja jalan cerita-Nya. Agh! Ternyata sakit juga". Ucap Ivana meringis kesakitan sambil

Memegang luka-Nya.

"Maka-Nya jangan terlalu menyerahkan diri apalagi menyuruh musuhmu sendiri untuk menyakitimu! Meski terdengar baik hati. Tapi ada kesan bodoh yang tersembunyi".

"Apaa kau bilang!!jadi, kau mengataiku bodoh?". Teriak Ivana kesal.

"Ahh seperti itu". Ucap Clarissa membuat Ivana kesal.

"Kita pulang". Ajak Ivana untuk mempersiapkan penampilan mereka.

Flacsback

Saat mengatai mereka jalang. Gibrella tidak bisa menerima-Nya. "Kau mengatai kami jalang?! Hah! Kau sendiri bagaimana? Aku melihatmu di bar dengan orang tua berperut buncit. Menyedihkan sekali". Ucap Gibrella membuat Lauren terkejut.

"Kau salah lihat!! A-aku tidak mungkin bersama pria itu!". Elak Lauren gugup membuat Gibrella bersmrik.

"Bersiaplah". Bisik Gibrella lalu pergi meninggalkan-Nya.

Lauren yang kini nampak berkeringat dan gugup. "Bagaimana dia bisa melihatku?! Aghhh!! Aku tidak akan membiarkan-Nya memberitahu yang lain!!". Teriak Lauren.

"Tidak ada pilihan lain. Selain menghabisi-Nya!". Gumam Lauren.

Lauren berniat menghabisi Gibrella karena sudah melihat-'Nya bersama seseorang pria waktu itu. Dan, saat ia melakukan itu dengan gibrella. Ia akan di terkejutkan dengan suatu fakta yang membuat siapa saja menghindar dari-Nya.

-

-

-

Malam itu pun sudah tiba. Ivana sudah memakai gaun yang ia pesan dari desainer terkenal. Tidak lupa ia memakai bros yang sudah ia beli dari pelelangan. Ivana juga memakai kalung termahal. Kalung yang di hiasi permata biru yang simple.

"Wahh anak-anak mommy sangat cantik". Ucap Celina yang memasuki kamar Ivana dan Avina.

Avina mengubah pikiran-Nya dan mengganti pakaiannya. Ia menggunakan Dres berwarna hitam yang memperlihatkan belahan dada-Nya. Rakhan yang melihat itu lalu menyuruh Avina mengganti pakaian dan memilih yang lebih tertutup di bagian dada.

"Ganti!, Daddy ga mau tau!!". Ucap Rakhan harus dituruti.

Lagipula ini demi kebaikan dirinya sendiri untuk melindungi harga dirinya sebagai perempuan. Bukan menampakannya dengan orang lain kecuali suaminya sendiri.

"Tapi dad".

"Ga ada tapi-tapi an".

Avina dengan lesu mengambil gaun yang ia baru saja beli. Ia membeli gaun berwarna hitam selutut yang menutupi bagian dadanya. "Untung saja aku beli ini". Gumam Avina.

"Nahh. Ini baru bagus! Cepar ganti!". Suruh Rakhan.

Saat Avina kini merasa kesal karena disuruh mengganti pakaian. Alvian lalu datang memakai jas berwarna hitam. "Wah. Siapa ini?". Ucap Rakhan berpura-pura tidak mengenalinya.

"Apa berubahan ini cukup mengejutkan kalian? Hmm aku tau aku cukup tampan sekarang. Tapi berhentilah menatapku seperti itu. Aku jadi malu". Ucap Alvian membuat Ivana kesal.

"Aku akui kau tampan sekarang. Benar kata orang. Jika, kalian merubah gaya rambut. Maka, perubahan itu juga berpengaruh dengan wajah". Ucap Ivana.

"Aku sudah cukup tampan sejak lahir. Kau saja yang tidak tau. Ehh tapi apa itu?". Ucap Alvian lalu melihat benda benda menarik perhatian-Nya dan mendekati Ivana.

"I-ini bros? Dimana kau mendapatkan-Nya?"

"Tentu saja membeli-Nya. Kau kira aku mencurinya? Aku mempunyai banyak uang kau tau itu?".

"Jadi?! Saingan ku adalah kakak ku sendiri? Menyebalkan". Kata Alvian kesal.

Ivana mengkerutkan dahinya ."kau ada di pelelangan ini juga?".

"Tentu saja. Aku disuruh sama Kak Avina buat ikut".

Sedangkan Celina dan Rakhan hanya menggeleng-gelengkan kepala-Nya melihat sang anak. Avina lalu keluar memakai gaun hitam. Saat ini ia terlihat elegan memakai-Nya daripada gaun sebelum-Nya yang menampilkan kesan sexsy.

"Nahh. Ini baru cocok. Dady ga mau kalau anak dady jadi bahan perhatian pria berkata mesum".

"Iya dad". Jawab Avina.

"Daddy juga sangat tampan sekarang. Dan? Siapa yang di samping dady? Apa supir?". Ejek Avina membuat Alvian naik pitam.

"Enak saja! Orang seganteng aku dan serapi ini dibilang Supir! Apa kau buta?!".

"Berani sekali kau mengataiku buta!!". Teriak Avina membuat yang lain-Nya tertawa.

"Ohh momy. Kau sungguh cantik. Tentu saja kami anak-Nya menuruni kecantikan momy". Ucap Ivana mencoba tidak menghiaukan Mereka berdua.

"Tentu saja! Isteri siapa dulu dong. Rakhan leonard! Ya kan sayang". Ucap Rakhan sambil merangkul Celina.

"Tentu". Jawab Celina membuat mereka tertawa.

Ivana merasa ada yang kurang. Monica. Sang adik tidak terlihat sama sekali ."dimana monica?".

"Dia lagi dikamar. Sedang bersiap-siap. Katanya jangan di ganggu". Ucap Celina tertawa.

"Wahh sepertinya adik kalian seleranya sama. Suka fasion". Ucap Rakhan.

Mereka semua kini sudah siap untuk pergi. Ivana juga tidak lupa membawa senjata untuk berjaga-jaga. Ia tidak tau apa yang akan di perbuat Lauren sekarang saat mendengar Gibrella tadi.

"Oh iya. Tetap berhati-hati.jangan sampai terpisah satu sama lain. Bagaimana pun keadaan-Nya". Kata Ivana.

-

-

-

-

Skip

Seluruh keluarga Ivana kini berada di Vanscoll. Ia senang bisa melihat persiapan yang di lakukan Tony sempurna. Mereka kini berada di sebuah ruangan untuk ruang tunggu. "Beberapa jam lagi akan dimulai?". Tanya Ivana terlihat santai.

"30menit lagi. Aku sudah mempersiapkan panggung untukmu. Dan penjagaan ketat di setiap sisi". Ucap Tony.

"Hmm".

Marvel lalu masuk ke ruangan itu berserta yang lainnya. Marvel nampak gagah berbalut jas hitam di tubuhnya. "Oh Marvel. Apa kabar sayang". Ucap Celina lalu memeluk Marvel.

"Baik mom".

Mata Marvel sedari tadi fokus dengan penampilan Ivana. Celina yang menyadari lalu tersenyum." Bagaimana penampilan Ivana? Cantik bukan".

"Benar-benar cantik. Apa dia calon isteriku?". Tanya Marvel membuat Ivana malu. Sedangkan keluarga Ivana tertawa mendengar penuturan Marvel.

"Produksi siapa dulu dong. Yakann?". Ucap Rakhan sambil merangkul Sang isteri.

Sedangkan Celina nampak malu-malu lalu memukul dada Suaminya ini.

"Kau ini!".

"Benar bukan?". Goda Rakhan membuat pipi celina memerah.

"Tidak mengecewakan". Gumam Alvian.

Dan dengan tiba-tiba. Pintu terbuka denga kencang akibat masuknya para sahabat-sahabt nya ini dan membuat terkejut.

Brakk

Para sahabat mereka kini masuk membuat mereka yang sedang bercanda riang terkejut. "Disini ternyata. Kami mencari kalian diseluruh ruangan tau ga!". Kesal Tasya.

"Aku sudah memberitahu kamu melalui pesan Tasya!". Jawab Ivana kesal.

"Oh benarkah?". Jawab Tasya lalu memeriksa ponsel-Nya.

Yang lain-Nya nampak kesal karena sudah berkeliling mencari Ivana. Karena Tasya tidak memeriksa ponsel-Nya membuat mereka berkeliling.

"Makanya Notifikasi ponsel itu nyalain!! Menyebalkan sekali!". Geram Clara.

"Kau membuat kami berkeliling sekolah ini! Aghh! Rasanya aku ingin mencakar wajahmu!!". Kesal Stella juga.

Tasya hanya tertawa. Ia tidak merasa bersalah dengan para sahabat-sahabatnya ini karena sudah membuat mereka berputar-putar sedari tadi.

"Maafkan aku. Hehe". Jawab Tasya.

"Acara akan di mulai. Cepat, kita bersiap-siap". Ucap Mark yang kini bergandengan dengan Clarissa.

"Kita? Ivana aja kali". Jawab Zaen.

-

-

-

-

Ivana berserta yang lain-Nya kini sudah keluar dari ruangan. Marvel menggengam tangan sang kekasih-Nya. Para siswa yang melihat itu dibuat Iri melihat Ivana.

Sedangkan Vany yang melihat Ada Rakhan leonard berserta isteri terkejut. Ia lalu menghampiri Pengusaha kaya itu dan memberi salam kepada mereka.

"Selamat datang Tuan dan Nyonya". Sapa Vany.

Sedangkan Ivana dan Marvel sudah berjalan terdahulu. Para sahabat Ivana kini berjalan bersamaan dengan Rakhan dan Celina di ikuti Mark Dll.

Vany melihat mereka bersama pengusaha ternama itu mengkerutkan dahi-Nya ." Kenapa?". Tanya Datar Tasya.

"K-kenapa kalian disini? Pergilah! Biar aku yang menyambut mereka". Usir Vany.

Mereka semua mendesis. "Kau ingin mendapat perhatian dari-Nya ?". Tanya Gibrella

Memandangi Vany remeh.

"Sudah lah sayang. Kau anak Direktur bukan?". Tanya Celina ke Vany.

Vany yang mendengar isteri dari pengusaha itu memanggil Mereka sayang terkejut. "Kenapa? Terkejut? Hah! Aku sudah bilang bukan? Jangan macam-macam dengan kami. Tapi, kau masih saja bersikeras untuk mengalahkan kami". Ucap Gibrella.

Vany langsung membeku. "J-jadi kalian siapa ?".

"Kau akan mengetahuinya beberapa menit lagi". Jawab Stella.

Mereka lalu pergi meninggalkan Vany yang kini membeku. Banyak pertanyaan yang terlintas dipikirannya. "Ini gawat?! Jika mereka cukup dekat. Aku bisa habis". Gumam Vany.

Sedangkan disisi lain. Alvian kini tengah berjalan-jalan menebarkan pesona-Nya ke para siswa. Tapi, tidak ada yang menarik perhatiannya sekarang. Saat ia berjalan dan tidak semgaja bertabrakan dengan seseorang.

Wanita itu memakai gaun berwarna hitam polos dan membiarkan rambut hitam-Nya tergurai bebas. "Maaf". Ucap wanita itu sambil menunduk mengambil ponsel-Nya yang terjatuh.

"Ah tidak. Aku yang seharusnya meminta maaf". Kata Alvian yang masih belum melihat Wajah wanita yang kini di hadapan-Nya.

Wanita itu lalu mengangkat wajah-Nya dan melihat Alvian. Alvian membeku melihat mata indah yang dimiliki wanita itu.

Alvian masih tidak berkutit melihat wanita yang kini dihadapan-Nya. "Maafkan aku. Aku tidak melihat karena sibuk mencoba menyeimbangkan memakai heels". Ucap Wanita itu.

Ia adalah Nara. Wanita yang Ivana tolong beberapa waktu lalu saat di Toilet. Ivana memberikan Gaun dan Heels untuk-Nya dan menyuruhnya memakain gaun itu saat pesta. Ivana juga menyuruh-Nya untuk ikut Fasion Show.

"Cantik". Gumam Alvian yang terpesona.

"Apa?".

"Ahh tidak. Hmm kau baik-baik saja?". Tanya Alvian.

"Tidak. Aku kesulitan memakai Heels ini". Ucap Nara sambil menunjukan heels yang terbuat dari kaca itu.

"Jika kau tidak bisa memakain-Nya, tidak usah di pakai. Itu akan menyakitimu". Kata Alvian.

"Tapi kak Ivana yang memberikan ini dan menyuruhku untuk mengenakan-Nya. Aku harus mengikuti kontes ini sekarang".

Alvian yang mendengar nama kakak-Nya di sebut hanya bisa membulatkan mata-Nya. "Jadi kakak yang menyuruh-Nya". Batin Alvian.

"Baiklah. Aku akan mengajarimu berjalan dengan baik sekarang". Ucap Alvian membuat Nara terkejut.

Nara berfikir bagaimana bisa pria yang di hadapannya ini mau mengajari-Nya? Mereka bahkan baru pertama kali bertemu dan ia ingin mengajari-Nya berjalan dengan baik menggunakan Heels.

Seakan paham dengan apa yang di pikirkan-Nya Alvian lalu tersenyum ." Tidak perlu khawatir. Ahh,. Kita belum berkenalan bukan? Perkenalkan namaku Alvian. Aku adik Ivana". Ucap Alvian sambil memberikan tangan-Nya untuk bersalaman.

"Adik kak Ivana? Oh maafkan aku". Ucap-Nya meminta maaf lagi karena sudah menabraknya.

"Kenapa? Kau mengenalinya ?". Tanya Alvian.

"Ya. Aku kenal. Kak Ivana cukup baik padaku. Ia sering menolongku saat mendapatkan bully di sekolah ini".

"Benarkah? Hmm kakak ku cukup baik ya". Ucap Alvian lalu tertawa kecil.

"Baiklah. Sekarang, siapa namamu?".

"Nara•".

"Oke baiklah Nara. Acara akan segera dimulai. Jadi, bisa kita lakukan sekarang?". Ucap Alvian sambil memberikan tangan-Nya untuk mengajari Nara.

Nara tampak ragu-ragu. Sebenarnya ia cukup malu sekarang karena Alvian akan mengajari-Nya. "Naraa. Tidak perlu cemas. Hmm". Ucap Alvian lembut.

Sedangkan disisi lain Clara melihat Alvian sedang bersama dengan Nara. Ia ingin sekali tertawa melihat pria yang sering sekali bertengkar dengan-Nya itu bersikap berbeda dengan asli-Nya "Aku harus merekam-Nya. Tidak ku sangka dia bisa lemah lembut juga". Ucap Clara lalu merekam Mereka dengan kamera ponsel-Nya.

-

-

-

Sedangkan Duscha kini menuju pesta Vanscoll untuk bertemu dengan Ivana. Ia sedari tadi hanya menatap cincin itu lalu tersenyum. Ia membayangkan wajah Ivana di ingatan-Nya. Ia berharap Ivana akan menerima-Nya.

Kini ia sudah memasuki gerbang sekolah. Tampak dekorasi-dekorasi yang terpasang jelas di setiap sudut. Duscha lalu keluar dari mobil dan membuat yang para siswa terpana melihat diri-Nya.

Ia dikenal dikalangan para wanita Rusia dan di kagumi. Tidak berbanding terbalik dengan di AS. Banyak wanita yang tepesona dengan ketampanan-Nya dan mata biru yang di miliki Duscha.

"Siapa pria itu? Tampan sekali". Bisik-bisik yang lain.

"Tampan-Nya.. aku ingin mempunyai pacar seperti dia".

"Tapi. Siapa dia?".

"Ehh. Lihat ini. Dia kan pengusaha Rusia!". Ucap salah satu murid menampilkan berita di ponsel-Nya.

"Disini tertulis bahwa. Dia baru saja mengumumkan bahwa dia adalah pemilik perusahan LaCompy. wahh! Apa yang dia lakukan disini". Gumam Mereka.

Sedangkan Duscha tidak memperdulikan bisikan-bisikan itu. Tony lalu menyambut-Nya dan menyuruh-Nya untuk duduk di kursi tempat acara berlangsung.

"Hallo tuan Dusha. Mari". Ucap Tony.

"Dimana Ivana?". Tanya Duscha tidak sabar bertemu dengan-Nya.

"Ivana sedang berada di dalam. Sebentar lagi dia akan tampil". Jawab Tony seadanya.

Tony membawa Duscha untuk duduk di kursi untuk tamu-tamu penting.

Acara sudah di mulai. Para siswi sedang menunjukan pakaian terbaik mereka di atas panggung. Dan yang menjadi juri adalah Avina dan juga kedua orangtua-Nya. Monica juga menjadi juri atas keinginan-Nya. Ivana mengizinkannya karena selera Monica juga cukup bagus.

Vany menaiki panggung dan melihat Seseorang yang ia kagumi. Yaitu Avina. Ia berjalan dengan sangat baik menampilkan bakat yang ia miliki.

Vany menggunakan Gaun panjang berwarna abu-abu dan membiarkan rambut-Nya tergurai. Avina memberi tepuk tangan atas penampilan-Nya.

Sedangkan Nara hendak menaiki tangga. Tapi, Vany mendorong-Nya dan membuat-Nya terjatuh dan membuat gaun yang di berikan Ivana robek.

"Ups. Maafkan aku". Ucap Vany lalu meninggalkan Nara yang kini sedang menangis.

Alvian lalu melihat-Nya dan menghampiri-Nya ." Kenapa dengan gaunmu?".

"Vany mendorongku dan membuat gaun ini tersangkut lalu robek. A-apa yang harus ku katakan dengan Kak Ivana. Ia ingin sekali melihatku naik ke atas panggung". Ucap Nara menangis.

Alvian lalu mengangkat dagu Nara."jangan khawatir. Ivana tidak akan marah. Hmm kalau begitu aku akan mendampingimu berjalan di atas panggung. Ayo". Tarik Alvian ketangan Nara.

"T-tapi".

"Tidak apa. Yang sedang menjadi juri disana adalah kakakku Avina".

Nara lalu menoleh ke arah perempuan yang sedang duduk itu. "Untuk peserta bernama Nara silahkan naik ke panggung".

Alvian lalu menarik Nara dan mendampinginya berjalan di atas meski keadaan gaun yang kini robek. Avina berserta orang tua-Nya kini nampak terkejut melihatnya. "Sedang apa dia ada disana?!".

"Dan, kenapa gaun-Nya rusak?".

Alvian memberi kode ke keluarga-Nya untuk bertepuk tangan. Sedangkan Nara yang kini sedikit malu dengan penampilan-Nya yang seperti ini. Ia melihat sekeliling. Tapi, tidak melihat Ivana sekalipun.

"Kenapa dia berpakaian seperti itu?". Bisik-bisik peserta lain.

"Dan, siapa pria itu?".

"Mengapa ada pria yang mendampinginya?".

Sedangkan Duscha yang melihat penampilan mereka kini hanya diam. Ia menikmati acara-Nya sekarang.

Dan, Marvel yang baru saja datang dan berdiri di samping yang lain-Nya.

"Dari mana saja kau?!. Tanya zaen.

"Aku sibuk mempersiapkan yang lainnya. Lagipula, Ivana akan datang". Ucap Marvel menunggu Ivana.

Tiba-tiba lampu kini mati. Dan lampu sorot yang menyoroti Ivana yang kini tampil mewah dengan pakaian-Nya dan aksesoris yang ia gunakan.

Sedangkan Duscha melihat Ivana terpana dengan Kecantikan yang dimilikinya. "Cantik sekali". Gumam Duscha.

Semua yang berada di sana terkejut melihat Ivana berada di sana. Ia hanya terdiam saja disana dan tersenyum.

"Berjalanlah". Ucap Avina mencoba menahan tawa.

"Yq!! Berjalan lah!! Kenapa kau hanya diam saja!". Teriak Vany membuat yang kain-Nya ikut menyoraki-Nya.

"Kau kaku sekali! Turun saja!". Teriak yang lain-Nya juga.

Sedangkan Ivana mengurai senyum tipis di sudut bibir-Nya. Tony lalu memberikan Mic untuk Ivana membuat yang lain-Nya heran.

"Hallo...Namaku Ivana Leonard. Pemilik Vanscoll dan Racompy ". Ucap Ivana membuat mereka semua terkejut. Terlebih lagi Vany dan ayah-Nya.

Para reporter lalu menyoroti Ivana. Mereka tidak henti-henti-Nya memotret Sang pendiri Racompy yang selama ini dirahasiakan.

"Aku juga puteri dari Rakhan leonard dan Celina yang sedang duduk di sana. Kakak ku Avina dan kedua adikku Alvian dan Monica. Ini adalah kemunculanku perdana untuk hari jadi Vanscoll. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku menyamar sebagai murid disini? Jawaban-Nya adalah. Aku ingin mengetahui apakah sistem pelajaran sekolah ini baik atau buruk. Tapi, sayang sekali. Masih ada salah satu murid yang suka membully teman-Nya sendiri bahwa sampai mengurung-Nya di toilet".

"Aku memperhatikan semua-Nya. Dan, satu hal yang membuatku kemari adalah, Pengkhianatan! Aku tidak suka ada yang berkhianat dengan salah salah satu pegawaiku". Ucap Ivana panjang lebar lalu menatap William selaku direcktur itu terkejut.

"Bahkan, kenapa? Kenapa pak direktur ? Kenapa kau membanding-bandingkan siswa yang mendapatkan beasiswa dan memasukannya di dalam ruangan khusus?! Apa aku pernah berfikir. Bahwa, siswa yang mendapatkan beasiswa mempunyai potensi yang tinggi. Mereka pandai! Dari siswa yang hanya memiliki kekuasaan orangtua mereka?!".

William hanya diam. Ia merasa di permalukan sekarang . Sedangkan Vany ia terlihat menahan amarah-Nya karena sudah mempermalukan dirinya dan juga ayahnya. Ia tidak peduli bahwa, Ivana adalah pemilik Vanscoll ini.

"Berani sekali kau menghina ayahku!! Ayahku bukan seperti itu!!". Teriak Vany tidak terima.

Semua orang melihat Vany dengan terkejut. Para reporter juga merekam-Nya. Siaran ini adalah siaran langsung yang ditayangkan di televisi New York.

"Lihatlah. Anak-Nya membela sang ayah. Tapi l, aku mengerti. Dia terlalu percaya dengan sang ayah. Tapi, satu hal yang tidak pernah aku maafkan adalah... kenapa mereka mendaparkan ruangan untuk beristirahat ? Apa mereka memakai uang ku untuk itu? Dan, lihatlah prilaku-Nya. Tidak mempunyai sopan santun sedikitpun". Kata Ivana.

Sedangkan keluarga Ivana hanya menyaksikan Adengan yang sudah Ivana tulis ini. Ia cukup bangga kepada Ivana yang mempunyai Kecerdasaan yang melebihi seumuran-Nya.

"Ah benar. Apa kau butuh bukti? Baiklah, aku akan menunjukan bukti itu". Ucap Ivana memberi kode ke Tony untuk menyalakan Sebuah rekaman.

Tony menyalakan rekaman itu dan ditonton semua orang. Terlihat William yang menyembunyikan beberapa dokumen Vanscoll. Terlihat jelas bahwa, ia menyalin beberapa dokumen dan mengantinya dengan yang lain. "Data-data itu sudah kami miliki tuan William. Aku mengawasimu saat melakukan hal itu. Kau mengubah dana yang selalu masuk ke Vanscoll

Bukan? Dan memakai uang itu untuk bersenang-senang dengan para jalang!". Desis Ivana.

"Dan ini adalah perbuataan sang anak. Vany! Kau selalu mengganggu para siswa disini. Kau selalu membully mereka dan menyakiti mereka. Kami sudah mendapatkan banyak laporan mengenai kamu. Dan satu hal yang membuatku tidak menerima-Nya adalah, saat kau melempari Nara dengan telur busuk saat di toilet. Kau harus di beri hukuman".

Vany yanv melihat rekaman itu hanya marah. Ia sama sekali tidak malu atas perbuataannya. Para polisi sudah datang dan menahan William untuk kasus korupsi. "Bawa saja. Untuk putrinya, aku akan mengeluarkan-Nya dari sekolah ini". Ucap Ivana.

"Lepaskan aku!! M-maafkan aku! Aku janji ga bakal melakukan hal seperti ini lagi!!". Teriak William sambil di tarik paksa oleh polisi.

"Lepaskan Ayahku!!". Teriak Vany mengamuk. Vany lalu naik ke atas panggung dan ingin mendatangi Ivana. Para mengawal dengan sigap menjaga ketua-Nya.

"Lepaskan akuu!! Aghh!! Brengsekk!!". Teriak Vany lalu di bawa para pengawal untuk keluar gerbang.

Dan sekarang para penggangu sudah dikeluarkan dari sekolah. Dan direktur tua itu juga sudah di bawa oleh polisi. Ivana lalu mengajak semua murid untuk

Bersenang-senang sekarang.

"Kak. Kau bisa memilih Siapa pemenang dari acara ini". Ucap Ivana.

Avina lalu berdiri dan menghampiri Ivana. Ia sudah mendiskusikan siapa yang akan menjadi pemenang dari acara Fasion show ini.

"Nahh. Perkenalkan nama saya Avina. Okee tidak usah membuang waktu lagi. Kami sudah memilih siapa pemenang yang akan mendapatkan satu unit apertemen mewah dariku!". Ucap Avina membuat kontestan terkejut.

"Apertemen? Kalau aku tau. Aku bakal ikut!". Ucap para murid.

"Ya. Satu unit apertemen mewah dariku. Tidak usah membuang waktu lagi sekarang. Jadi.. pemenang Kontes fasion show!! Malam ini adalah!....

"Naraaa!!".

Nara terkejut saat mendengar nama-Nya di panggil. Ia sudah tidak berharap. Bahwa, ia bisa menang kontes ini dengan penampilan-Nya saat ini.

Yang lain-Nya bertepuk tangan atas kemenangan Nara. "Naiklah". Ucap Alvian lalu tersenyum.

Nara lalu naik ke panggung dengan sedikit gugup ."nah, kalian bertanya kenapa Nara bisa memenangkan kontes ini bukan? Meski gaun-Nya terlihat sobek? Aku akan menjelaskan-Nya sekarang".

"Jika kalian melihat gaun yang dipakai Nara. Ada beberapa macam kain yang terpasang disini dan ada beberapa manik mutiara disini. Manik-manik ini terlihat pas dengan Robek an ini. Dan mungkin jika kalian perhatikan lebih lagi. Ini sangat pas! Di tambah dengan rambut yang di gerai. Dan memakai sepatu heels dari kaca yang terkesan Simple tapi spektakuler.

avataravatar
Next chapter