webnovel

Aku.. Tertutup Tetapi Perduli

Aku.. adalah Murid SMA kelas XII (sebentar lagi lulus -_-) tinggal dikota yang masuk daftar list 10 paling besar, "Horas Medan" begitu pendatang mengatakannya. Ohya, namaku Bianca Putry H. Jika kalian bertanya apa itu H, H itu adalah perpanjangan dari nama orangtua ku yang laki-laki "Hermansyah".

Nama Ibuku Ross Sediana dan nama Ayahku Ibrahim Hermansyah, aku lahir dari keluarga yang sangat berkecukupan. Lahir sebagai anak ke lima, mempunyai kakak laki-laki 2 dan kakak perempuan 2, serta adik laki-laki 1 yang sekarang masih duduk dibangku SD kelas IV.

Kakak ku yang pertama cewek, seorang Psycholog besar di Jogyakarta namanya Briella Agista H. Anak yang kedua seorang cowok, kak Reza Legia 'Ega' Aku sering memanggilnya dengan sebutan Ega, seorang Model terkenal di Ibukota. Kakak ku yang ketiga seorang seniman 'pelukis' sekarang berada di Belgia untuk proyeknya (aku tidak terlalu dekat sebab kakak ku yang ketiga itu cewek dan sangat bertimbal balik denganku). Kakak yang keempat mahasiswa semester V Jurusan Teknik ya dari jurusannya kalian tau gendernya kan, dia cowok bernama Edgie Cornelius 'Egi' semua orang familiar dengan panggilan egi. Yang paling sayang samaku dan yang setiap hari mengantar aku ke sekolah. Adik yang terakhir bernama Akbar Ibrahim ya anak yang lahir tanpa dugaan dan sangat jauh jaraknya dariku. Baim begitulah aku memanggilnya.

Kami tinggal di Perumahan Villa, yang mempunyai 6 kamar dan bertingkat 3 serta memiliki 3 pembantu.

"QueenBie..." Teriak salah 1 bibi yang ada dirumah.

"Ya Bi, ada apa?" Balasku dengan sedikit teriak

"Siap-siap nak sebentar lagi kita check up mas Egi sebentar lagi datang menjemput". jawab bibi kembali

"Besok aja bi atau lusa aku masih ada proyek kelulusan" sambungku

"Tidak nak, kalau didiamin bisa semakin parah". Bibi Elia antusias agar aku bisa ikut kontrol ke Rumah Sakit. Tapi aku sedikit menolak karena aku tidak ingin bepergian dulu.

"Sudah siap nak?" kata bibi kembali bertanya

"Sudah bi, kakak sudah datang belum?" tanyaku

"Sudah, lagi makan siang sebentar habis itu ganti baju katanya bau keringat". Jawab bibi

"Ohya bi, papa dan mama ngga tau mengenai masalah inikan? Aku malas menjawab pertanyaan mereka bi" ku coba alihkan pernyataan bibi.

"Tidak nak, non Ebi yang sarani dibawa kerumah sakit dulu, dicheck sebenarnya ada apa." timpal bibi

"Baiklah bi, jangan sampai mama dan papa tau dulu ya bi". balasku

"Iya nak". Jawab bibi

*** Sampai di Rumah Sakit ***

"Kalau saya ingin membicarakan masalah ini kepada siapa saya berbicara?" tanya dokter yang memeriksaku.

"Saya aja dok, saya abang kandungnya". Saut bg Egi abangku yang membawaku ke RS.

"Tidak.. Tidak.. Aku ngga mau, aku saja dok.. Beritahu aku saja". Jawabku dalam keadaan panik.

Bi elia berusaha menenangkan ku bahwa aku tidak akan kenapa-kenapa. "Tidak apa-apa, abang saja. Kamu cukup berdoa bahwa kamu baik-baik saja."

"Tapi seharusnya aku yang tau, karena ini kan menyangkut aku...!!!" teriakku dengan sedikit menangis.

"Yasudah gpp, kamu saja ya dik." respon tenang dari seorang abang untuk adiknya.

Setelah dokter meminta abang dan bibi untuk menunggu diluar, akhirnya dokter memberitahukan apa sebenarnya sakitku. "Kamu jangan panik, tarik nafas dan tenangkan pikiran. " Kata dokter yang memeriksaku

"Iya dok, saya gpp."

"Maaf sebelumnya ya sayang, saya sudah melalukan 4x tahap pemeriksaan berbeda untuk kamu, tetapi hasilnyan tetap sama." jawab dokter

"Lalu dok..." sambungku "Kamu jangan shock terlebih kamu jangan menangis, kamu cukup berserah dan selalu berserah apapun yang terjadi.. Maaf jika harus mengatakan ini kepadamu, kamu sekarang harus berjuang untuk hidup lawan sakit yang ada padamu karena saya percaya kamu kuat. Kamu mengidap penyakit ***********, jika kamu lemah dan kecapekan sakitmu akan muncul tapi jika kamu melakukan aktifitas sewajarnya saya yakin kamu hidup 10tahun lagi." penerangan dari dokter. Aku shock dan mengeluarkan air mata dengan bibir bergetar seketika tanganku dingin dan aku mengatakan "Tolong rahasiakan ini, sampai aku benar-benar siap dok."

"Baik. Tetapi dalam jangka waktu 6bulan tidak kamu jelaskan ke keluarga, saya yang akan menjelaskan." respon dokter

"Iya dok, terimakasih dok." jawabku dalam keadaan menangis sejadinya-jadinya lalu aku pucat, mimisan dan pingsan.