webnovel

Seorang Alpha

Tubuh Luis dan Caroline di tarik menuju penjara, terlihat jelas mereka yang pasrah saat di bawa oleh para Beta sekarang. Tentu saja mereka berdua sudah tau apa yang terjadi saat mereka kembali. Walau mereka tidak berpikir akan di masukkan ke dalam penjara hanya karena keluar dari tempat ini.

Keduanya hanya duduk tenang dan saling melirik satu sama lain. Mereka di tempatkan dalam sel yang berbeda namun sel mereka bersebelahan membuat keduanya merasa itu sangat bagus. Tapi yang paling menggangu Caroline adalah pandangan tajam dari sang pemimpin Alpha, tatapan tajam itu jelas di arahkan padanya.

Mengingat apa yang sudah dia lakukan membuat Caroline merasa bahwa itu adalah hal yang wajar. Walau akhirnya Caroline menyayangkan bahwa Alpha itu bersikap sama seperti ayahnya. Mungkin dia malah berpikir jika Alpha itu tidak akan bisa bertahan lama sebagai pemimpin di tempat ini.

"Jadi apa alasan kalian kabur?" seorang Gamma muncul dengan beberapa Delta dan Cetta yang mengekorinya.

Ya status tetaplah status dan Caroline tidak cukup terkejut melihat hal itu, walau dia kembali menyayangkan perbedaan status dalam dunia Werewolf yang terlibat begitu jelas. Ini bukanlah sebuah ejekan karena dunia manusia juga sama tapi kenapa harus ada status dalam dunia ini jika mereka sama-sama Werewolf dan manusia.

Caroline tidak begitu paham soal itu bahkan dia yang berusaha mengertipun akhirnya gagal paham akan pemikiran para penjabat tinggi di dunia manusia dan Werewolf "bermain sebentar, kami bahkan kembali sebelum matahari naik"

Jawaban apa itu, kenapa Caroline tidak berusaha mendukung posisinya yang masih ambigu sekarang. Tidak ada perlawanan saat di bawa paksa lalu sekarang tidak ada pembelaan untuk membuat dirinya aman. Jelas mereka seperti di permainkan oleh Omega cacat itu.

"Jawablah dengan benar jika kau tidak ingin hukumanmu lebih berat!" sahut Gamma itu karena dia cukup kesal harus mengurus hal membosankan seperti ini.

Dia lebih baik berurusan dengan otaknya untuk membuat strategi yang terbaik, tapi Beta itu malah memerintahkan dirinya untuk mengurus para Werewolf kabur ini. Sang Alpha yang duduk tenang langsung berdiri dan mendekati Caroline yang mendengus melihat ekspesi tidak bersahabat miliknya itu.

"Kenapa? Apa kau ingin membunuhku, lakukan saja keluargaku juga tidak peduli dengan jika aku mati" sahut Caroline menatap tajam ke arah manik sang Alpha yang mulai berwarna merah menyala.

Para Gamma dan bawahannya mundur bahkan Jeremy sebagai Beta yang terakhir di sana juga ikut mundur. Tatapan sang Alpha jelas mengatakan bahwa dia berniat membunuh Caroline tapi tidak ada yang berani mencegah hal itu terjadi.

Caroline sendiri hanya tersenyum senang saat sel miliknya di buka dengan wajah panik Luis di sel sebelah. Caroline makin tersenyum lebar menatap manik merah menyala milik sang Alpha, rasanya begitu menyenangkan dia bisa melampiaskan emosinya sekarang.

Dia sudah cukup lelah untuk terus memaksa dirinya takut pada Alpha, padahal dia hanya merasa tertekan oleh aura Alpha itu sendiri. Aura yang sangat menjijikkan untuk di rasakan oleh indra penciumannya "bagaimana? Apa kau tertarik membunuhku?"

Tidak ada takut-takutnya, Caroline malah tersenyum mengejek menatap rendah akan Alpha di hadapannya sampai dia merasakan lehernya di cekik sangat kuat oleh Alpha itu. Caroline tidak memberontak, dia hanya tersenyum menatap rendah pada Alpha itu, tidak ada niat bagi Caroline untuk meminta maaf bahkan sedikitpun tidak ada pemikiran menjijikkan seperti itu.

Mungkin ini lebih baik untuk dirinya menebus kesalahannya karena menjadi penyebab ibunya meninggal. Dia yang tidak bisa menolong ibunya merasa dirinya penuh akan kesalahan yang menumpuk menjadi kesialan. Tidak ada harapan yang Caroline inginkan selain dia bisa menebus kesalahannya.

Tapi dia tidak tau apa yang harus dia lakukan di saat orang itu sudah meninggal, apakah dia perlu membunuh adik tirinya. Atau dia hanya perlu menyiksa dirinya, ah.. pemikiran yang sangat tidak menyenangkan itu membuat Caroline lelah. Dan dia tengah bosan sekarang.

"Kau memang ingin mati!!" teriak sang Alpha menatap tajam pada manik biru terang Caroline yang terlihat bercahaya.

Tidak ada yang menyadari hal itu tapi Jeremy merasakan sesuatu yang lebih kuat berada di dalam tubuh Caroline. Ini seperti mengatakan bahwa semua dugaan yang dia miliki, jelas memiliki sebuah awal. Dan awal dugaan itu terjadi ada dalam diri Caroline, dia tidak melihatnya tapi mampu merasakan kekuatan Caroline yang sama seperti seorang Alpha.

Hanya dirinya, hanya seorang Beta yang mampu merasakan hal itu. Jika dugaannya benar maka alasan Caroline yang tidak pernah takut pada Alpha dan tidak bisa berubah menjadi Werewolf bukan tanpa sebab. Ini jelas karena sesuatu yang ada di dalam tubuh Caroline itu sendiri.

Langkah kaki terdengar cepat mendekati tempat itu dengan Jeremy yang berusaha tenang sekarang. Jennifer datang menghalangi sang Alpha yang semakin mengangkat tubuh Caroline ke atas. Luis sudah berteriak untuk melepaskan Caroline sejak tadi tapi Alpha itu tidak berniat melepaskan Caroline.

"Cukup!!" bukan suara Jennifer melainkan seorang Alpha berambut perak dengan manik biru sebening air yang bersuara.

Jennifer hanya mengikuti Alpha utara itu saat merasakan Ketua tengah berniat membunuh sekarang. Dan ternyata dugaannya tidak salah, Ketua benar-benar berniat membunuh. Tangan Alpha berambut perak itu langsung mencengkram tangan Alpha Berdine.

"Apa kau tidak malu pada posisimu sebagai Ketua!!" Alpha berambut perak itu berteriak menatap Caroline yang sudah kehabisan nafas.

Jennifer mendekat menarik tubuh Caroline menjauh saat kedua Alpha itu pergi meninggalkan tempat sel Caroline. Caroline masih tertawa dengan pandangan mengejek menatap para Werewolf berbagai status itu tidak bergerak sama sekali. Dunia ini begitu buruk untuk bisa Caroline nikmati, dan Caroline lebih memilih melepaskan diri dari Jennifer sekarang.

"Lepas!! Aku masih hidup!!"

Luis bernafas lega menatap Caroline yang berjalan ke arahnya "kenapa? Kau takut? Tenang aku tidak akan mati semudah itu, aku hanya ingin melihat bagaimana reaksi Alpha bodoh itu ternyata sama saja dengan Alpha tua bangka itu!!" ucap Caroline menatap Luis yang tidak habis pikir dengan sikap tenang Caroline.

"Jangan lakukan tindakan bodoh lagi!!" Luis tidak tau harus merasa senang dan takut jika lagi-lagi Caroline melakukan hal yang lebih buruk.

Tapi Caroline malah mengangguk menunjukkan senyuman paling manis yang dia miliki "tentu aku akan membawamu jika aku berniat mati" hanya sebuah candaan tapi Luis malah menganggap hal itu serius. Jelas mereka sudah kehilangan kepercayaan pada orang lain dan inilah yang terjadi, hanya bisa percaya satu sama lain.

"Kau itu Alpha bukan?" sahut Jeremy menatap Caroline yang terkejut.

Ada yang masih bacakah?

penasaran saja karena aku takut kalau gak ada yang baca, kalau kalian suka aku harap kalian tulis ulasan. Selain membuat aku semangat, itu mampu membuat novelku di kenal banyak orang. itu aja sih, aku juga gak maksa. makasih yang masih mau baca sampai chapter ini...

Park_Keyzacreators' thoughts
Next chapter