webnovel

Nenek-nenek yang Awet Muda

Pangeran Hitam tetap tenang, padahal ia tahu setelah ini mereka akan menyalahkannya. Bagaimana pun juga, mereka tidak akan bisa bersinar tanpa Pangeran Hitam. Hal itu karena misi yang Malaikat Gozel berikan adalah misi untuk ke-7 pangeran, bukan untuk siapapun yang bisa diantara mereka. Itulah yang membuat mereka sulit menyatukan warna mereka.

Seperti yang sudah Pangeran Hitam tebak, keenam Pangeran itu menatapnya dengan sangat tajam. Pangeran Hitam balas menatap mereka dengan tenang tanpa rasa bersalah. Hal itu membuat Pangeran Merah ingin membunuh Pangeran Hitam saat itu juga, ia sungguh-sungguh tidak menyukai kehadirannya yang membuat mereka tidak pernah bisa membuat pelangi yang indah. Sayangnya, tidak akan ada orang yang bisa mati didalam ruang hampa.

Pangeran Merah bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa Dewa Pelangi harus memberikan warna hitam, jelas-jelas ia sendiri tau, tidak ada warna hitam pada pelangi, dan semua orang tau itu, bahkan Pangeran Hitam sendiri tau. Seharusnya Pangeran Hitam menjadi Nila, bukannya hitam.

Tapi bagaimana pun juga, misi mereka ya buat pelangi menggunakan warna yang ada, dan sudah berkali-kali mereka berusaha membuat pelangi dengan berbagai formasi, namun tetap saja pelangi mereka tampak buruk dan kelam, sehingga manusia ketakutan melihat warnanya yang mengerikan itu. Bayangkan saja, apa yang manusia normal pikirkan ketika melihat pelangi hitam tiba-tiba muncul di langit, bukankah itu terlalu gaib?

Dalam ketegangan yang luar biasa itu, Pangeran Pelangi dikejutkan dengan kehadiran orang baru tepat didepan barisan mereka.

Orang itu muncul tiba-tiba seperti hantu. Tidak jatuh dari atas, tidak datang dari samping dan tidak naik dari bawah.

Ia hanya muncul begitu saja.

Kemunculan orang asing yang tak terduga secara tiba-tiba tentu saja sangat mengejutkan. Pangeran Pelangi bahkan dengan hati-hati melingkari orang itu dan mengamatinya dengan seksama. Hal ini karena orang asing itu tampak berbeda dan aneh, mereka harus waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Mereka mengamatinya dalam hening, seperti para peneliti laboratorium yang mengamati detik-detik terpenting dari objek penelitiannya. Tanpa ada yang mengganggu, tanpa ada yang berisik, tanpa ada yang berceloteh, semuanya memperhatikan dengan pikirannya masing-masing.

Orang itu terbaring lemas diatas awan-awan ruang hampa. Matanya tertutup, ia tampak tak berdaya dan lemah. Ia bernafas dengan sangat tenang dan damai, seolah olah tidak terancam dengan apapun yang ada disekitarnya.

Sesungguhnya orang itu sedang pingsan!

Pingsan tanpa busana, tidak ada sehelai kain pun menutupi tubuh itu, selain rambut keritingnya yang panjang. Rambut itu keriting dengan rapi dari kulit kepala hingga ujung rambutnya.

Orang itu memiliki wajah yang sangat imut seperti bayi, kulitnya mulus semulus liquid kristal dan putih seputih salju. Tidak ada satu celapun hadir dikulitnya, seakan semua itu takut padanya. Ia benar-benar seperti bayi yang...

Menggoda!

Namun, seluruh tubuhnya berwarna putih dari ujung kaki sampai ujung rambut. Bahkan, bagian-bagian penting darinya juga sudah tumbuh dan berbentuk dengan sempurna seperti milik wanita dewasa.

Ketujuh Pangeran saling pandang, orang ini jelas-jelas bukan bayi, melainkan nenek-nenek yang awet muda.

Tapi...

Jika orang itu adalah nenek mereka, seharusnya nenek itulah yang lebih dulu hadir di ruang hampa, bukan malah ketujuh pangeran itu. Sistem ruang hampa selalu dimulai dari yang lebih tua. Lagian ruang hampa hanya disediakan bagi manusia setengah dewa yang berusia dibawah 30 tahun saja.

"Dia seorang gadis!" pekik Pangeran Kuning.

Pangeran lainnya terbelalak tak percaya. Wajah mereka yang pucat kian memucat menatap gadis telanjang dihadapannya. Mereka berusaha mengendalikan diri agar tidak tergoda akan keindahan alami yang Ze Ai Zima pancarkan. Kecuali Pangeran Hitam yang tampak biasa saja, dan Pangeran Merah yang acuh tak acuh.

"Mungkinkah itu salah satu keturunan kita selama 499 tahun ini? Kenapa dia dibuang di ruang hampa juga? Apa masalah yang dia buat?" Tanya Pangeran Biru bertubi-tubi.

Next chapter