5 •02

Ibu?

Part |3

Lalu ibu pun menceritakan kisah lama itu lagi kepada ustad dan di dengarkan juga oleh para pelayat yang hadir.

"Sekarang saya mengerti,kalau begitu nanti malam kita kembali berdoa ke kuburan nak Kurnia, sekarang kita shalatkan dan kuburan dulu jasadnya, kasian tidak boleh lama2 kita diamkan, mari saudara2, bapak2"

Lalu prosesi shalatpun di lakukan, dan jasad Tante Kurnia di giring ke TPU di desa itu jarak nya sekitar 100m dari rumah duka.

Pagi berganti siang-siang berganti malam, saat pukul 21'00 Ayah,Ibu kerabat keluarga,ustad beserta para pelayat turut hadir pada malam itu, mengelilingi satu nisan Tante Kurnia.

Ustad pun mulai membacakan ayat suci al-qur'an, di iringi dengan yang lainya,lalu setelah itu membacakan doa,serta salam dan memanggil roh Tante Kurnia.

"Assalamu'alaikum! Nak Kurnia... Datanglah! Kembalikan Ara! Dia tidak bisa kau bawa!Ara dan kau sudah beda alam! " Ucap lantang ustad.

Seketika obor yang dibawa oleh para pelayat pun padam oleh hembusan angin yang cukup kencang,dan si saat itu pula sosok wanita dengan rambut terurai yang tak lain ialah Bibi yang menculikku,ia hadir ditengah2 semuannya.

Semua orang mundur karena takut sebagian dari mereka ada yang berteriak.

"Aku disini!apa urusanmu? " Ucap Bibi itu.

"Kembalikan Ara! Dia itu manusia bukan setan seperti mu!" Lawan ustad pada Bibi itu.

"Lancang!!berani2 nya kau! Dia anak ku,Aku Ibu kandungnya! " Bentaknya.

"Tolong lah dek,kembalikan Ara, dia masih kecil masih punya mimpi yang musti dia capai,apa kamu tidak kasian?ya, memang benar Ara adalah anakmu, dulu kau sempat ingin membunuhnya, kami menyelamatkannya, tolong dek, sadarlah dek" Pinta Ibu kepada Bibi ah bukan, kepada Ibu kandung ku.

Dengan air mata yang berlinang Ibuku berlutut sambil memohon.

"Kaak.... Aku.. Maafkan Aku kak.. Dulu aku memang salah,namun perlu kau ketahui karNA BAJINGAN ITU AKU JADI HANCUR!! " Ucap Bibi itu murka sambil menunjuk ke arah Ayah?! Ayah?!...

Ayah pun berkeringat dingin sembari terus memainkan kedua tangannya, langsung setelah itu Bibi itu melayang melesat mencapai ayah.

"AAAAARRRKKKHHHH" Teriak nya nyaring, semua orang berhamburan lari menjauh namun tidak pergi dari sana dan tetap melihat dari kejauhan sambil bergidik ngeri.

"Kurnia! Maafkan aku, maaf,aku tidak sengaja, aku khilaf, tolong biarkan aku hidup, tolong" Ucap Ayah sambil memohon2 pengampunan.

"AAAAAARRRGGHHKKK...BAJINGAN SEPERTI MU PANTAS MATI!!" Teriak Bibi itu.

"Dek, tolong lepaskan suami kakak dek,apa kamu keliru? Tidak mungkin suami kakak yang melalukan perbuatan itu padamu" Bela ibuku lalu mencoba melangkah maju.

Bibi itupun menoleh pada Ibu ku dengan wajah yang pilu.

"Kak, dulu waktu aku berumur 15th,saat kau dan suamimu masih tinggal bersama kami, itu terjadi tepat pada malam di saat aku tengah tertidur, suami mu masuk ke kamarku dan melakukan itu padaku,awalnya aku tidak tau siapa orangnya karna mataku di tutup dengan kain, tapi di saat2 terakhir kain penutup nya nyaris terlepas dan aku melihat jelas wajahnya" Jelas Bibi dengan tatapan nanar pada Ibu.

Ibu ku pun terhenyak ke tanah tidak berdaya, tidak percaya atas semua kenyataan yang di tamparkan pada dirinya.

Tiba2

Entah kenapa, disaat itu aku bisa hadir di tengah2 mereka, tak tau kenapa tapi aku kembali lagi ke dunia nyata dan menyaksikan kejadian itu.

Yang pertama kulihat adalah Ayah, Ayah yang sedang di serang oleh Bibi yang menculikku, aku pun berlari ke arah nya, merangkul ayahku sambil berkata.

"Tolong lepaskan Ayahku bi~"

Pintaku.

"Anakku... Ara... Kemari sayang" Suruh Bibi itu padaku.

Beliau merangkul ku, lalu sambil tersenyum dia berkata pada ku.

"Ara, maafkan Ibu ya nak, sampai mati pun Ibu tidak bisa jadi Ibu yang baik untuk Ara.Kaak.. Tolong jaga anakku kak.. Aku pamit" Itu lah terakhir kali nya aku bertemu sosok ibu kandungku yang telah tiada.

Saat itu aku yang masih terlalu muda, tidak begitu paham akan apa yang terjadi dan akan apa yang sebenarnya di balik kejadian itu, yang ku tahu hanya saat itu aku sangat takut.

Setelah kejadian itu, Ayah ku di jebloskan ke dalam penjara untuk menebus dosanya dimasa lampau,dan kami pun kembali tinggal di rumah, berdua.

Saat keadaan ku mulai membaik, terlepas dari apa yang kualami yang membuatku mengalami trauma berat, di saat itu Ibu menceritakan kisah lama tentang Tante Kurnia yang berhubungan denganku.

Setelah usai bercerita, kembali terlintas dibenakku memori kala itu, bukan rasa takut lagi, melainkan rasa sesal, rindu, dan kehilangan.

Namun di balik itu, aku juga bersyukur telah mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Ibu kandungku walau dalam sosok arwah.

Apa ini yang namanya pertemuan yang pertama dan yang terakhir?

Entahlah, yang penting sekarang aku punya Ibu, walau bukan Ibu kandung tapi dia lah yang merawatku dari sejak aku lahir sampai sekarang.

Aku sayang kedua Ibuku.

Akhirnya judul ini tamat juga, hehe😁

See you in the next tittle👻

avataravatar
Next chapter