1 Lama tidak berjumpa, gadis pujaan.

"Tenji? Oi, Tenji !"

Gadis itu terus meneriaki nama Tenji berulang kali hingga akhirnya dirinya tersadar sedang berada di sebuah toko bunga milik nya.

"Tenji ?"

"Bisakah kau berhenti meneriaki namaku ?"

Ya, itu namaku. Tenji.

Pria berambut hitam dengan mata coklat tua itu merupakan pemilik dari toko bunga di pinggir jalan kota Modern yang dipenuhi gedung pencakar langit yang menjulang tinggi sekali.

Gadis itu merupakan kenalan Tenji, namanya Hana.

Seorang gadis yang sangat mencintai bunga seperti namanya sendiri itu selalu berkunjung ke kediaman Tenji untuk membeli bunga setiap harinya, ia sangat senang mempelajari kehidupan bunga bersama Tenji di toko Red Moon milik nya tersebut.

"Hei, Tenji. Boleh tidak aku-"

"Tidak."

"Hanya untuk satu hari saj-"

"Tidak."

"Uuummmm, Ayolah. Tenji~~"

Sambil menghela nafas panjang, Tenji menghampiri Hana dan membiarkan nya duduk di tempat kasir yang biasa menjadi tempat duduk Tenji selama ini.

"Aku tanya, berapa harga satu tangkai bunga mawar ini ?"

"Tentu saja bukan, 50Yen !"

Hana yang masih berada di kelas menengah atas itu selalu ingin menjadi pemilik toko bunga milik Tenji , senyuman manis nya selalu membuat para pelanggan datang ke tempat Tenji untuk membeli bunga setiap hari nya. Ia sudah seperti maskot tempat itu dan membantu Tenji menjual bunga-bunga nya selama ini, Namun hal itu kadang menjadi mimpi buruk bagi Tenji yang merupakan pemilik toko tersebut.

Tenji pun mencubit kedua pipi nya dan memarahi Hana akan hal itu.

"Aaawww, Tenji! Hentikan."

"Kau hampir saja membuat ku bangkrut karena sudah menjual setengah harga saat musim semi kemarin, dan kau ingin membuat ku bangkrut lagi di musim dingin ini ?!"

"T-tapi~"

Akhirnya Tenji melepaskan tangan nya dari Hana dan menjelaskan semua nya kepada Hana agar tidak terjadi hal yang sama seperti musim semi sebelumnya.

"Dengar Hana, ini mungkin terdengar kejam. Tapi jika kau melakukan hal itu lagi, bisa-bisa nanti aku kehilangan pekerjaan ."

"Biarlah~."

Tenji kembali mencubit pipi Hana dan memarahi nya sekali lagi karena ucapan nya.

"S-sakit !"

"Dasar gadis sinting-"

Bell pintu pun berbunyi tanda seseorang masuk kedalam toko nya, seorang wanita cantik nan anggun itu tersenyum kearah mereka dan meminta sebuah bunga yang tidak pernah Tenji dengar sebelumnya.

"Aku mencari Tsubaki?"

Note : nama lain Tsubaki adalah Camellia Japonica.

"Cantik nya~~~"

Mata Hana seketika terpaku pada Wanita itu dan membuat nya diam membatu oleh wajah nya yang sangat cantik tersebut.

Rambut putih bagaikan salju dan mata merah bagaikan mekar nya bunga mawar membuat Hana jatuh hati kepada Wanita cantik tersebut.

"Hah ?! Maksud mu Paman berbadan besar yang menjual daging di toko sebelah ?"

Namun berbeda dengan respon Tenji, ia benar-benar tidak tertarik dengan wanita itu dan bersikap sangat dingin terhadap nya.

Wajah nya yang sangat dingin itu terlihat sangat menjengkelkan dan membuat si wanita itu pun terlihat kesal di buat nya.

"Beberapa hari yang lalu Paman Tsubaki pergi ke kampung halaman nya untuk liburan musim dingin. Kau bisa datang lain waktu lagi."

"O-oi, bukan itu yang ia cari. Camellia Japonica ! Apa kau lupa ?"

"Oh, seperti bunga itu masih-"

"Bagaimana dengan Kaguya."

Wanita itu menanyakan sesuatu yang membuat Tenji terdiam membatu Mendengar nya, sebuah kata yang keluar dari mulut wanita itu membuat suara retakan yang sangat keras di hati Tenji.

"Jika kau mencari Camellia Japonica, pergilah ke toko bunga yang berada di bagian timur kota. Toko ini akan tutup sebentar lagi."

"Oi, Tenji ! Tapi ini masih belum waktu nya-"

Tenji tersenyum kearah Hana dengan raut wajah sedihnya, ia meminta Hana untuk pergi dari sana segera setelah diberi uang tip oleh nya.

Hana yang mengerti akan situasi hati nya itu pun hanya bisa menerima nya dan pergi dari sana dengan terpaksa sambil menundukkan kepalanya dan berterimakasih kepada Tenji.

Dengan mata yang dipenuhi kesedihan itu, Tenji hanya bisa terdiam mendengar ucapan wanita yang kini berada di hadapan nya.

Nama yang sudah menanamkan rasa sakit yang selama ini Tenji rasakan di kehidupan nya itu kini keluar dari mulut wanita tersebut.

"Maaf. Tapi sepertinya kami akan segera tutup."

" Kalau begitu, Permisi."

Wanita itu dengan santai nya pergi meninggalkan Tenji yang tengah di landa kesedihan , amarah yang meluap pun tak terhindarkan, membuat Tenji geram dan memegangi dada nya yang terlihat sangat kesakitan.

Air mata nya yang pun mulai mengalir dan membasahi kedua pipi nya tersebut, berharap luka yang ia alami selama ini hilang dan pergi dari kehidupan nya.

"Kenapa..."

Tenji pun terjatuh ke lantai karena tidak sanggup menahan rasa sakit di dada nya, kedua tangan nya terus menerus menekan dada nya dan menahan rasa sakit yang ia rasakan akan selama ini.

"Kenapa... KENAPA KAU MEMBIARKAN DIRINYA PERGI !!"

Memukuli lantai yang tidak bersalah, air mata nya yang terus saja mengalir dan membanjiri tempat itu, dirinya di kuasai oleh amarah dan kekecewaan kepada dirinya sendiri selama ini.

"Kenapa kau membuat ku menderita !!! KAGUYA !!! jawab aku wanita sialan !!!! AAAAAAARRRRRHHHHHH !!!!!!!"

Perasaan yang bercampur aduk itu membuat Tenji tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata dan memukul keras dada nya, rasa sakit yang amat menyiksa diri nya yang terus menggerogoti hati nya dan membuat lubang yang sangat dalam didalam sana.

Bagaikan sumur tak berdasar, hati Tenji benar-benar sangatlah hancur sehancur hancurnya oleh hal itu.

Disisi lain, Wanita tersebut masihlah berada di samping toko bunga Tenji dan mendengar semua nya. Air mata nya ikut mengalir mengikuti perasaan Tenji selama ini, namun ia mencoba untuk kuat dan menahan semua nya.

Kedua tangannya mencoba meraih Tenji yang tergeletak di dalam sana, mencoba menghilangkan rasa sedih yang ia rasakan selama ini dan menghapus air mata nya.

Namun apa daya , Wanita itu merasa dirinya sangat bersalah jika berada di hadapan nya.

Kehadiran dirinya merupakan malapetaka bagi Tenji yang selama ini hidup di dalam penderitaan nya, tangan kotor nya tidak pantas untuk berada dekat dengan nya dan mengurungkan niatnya untuk melakukan hal itu.

"Maafkan aku. Tenji."

****

Di suatu malam, seorang gadis bernama Hana mencoba bertahan dari badai salju.

Dirinya hanya bisa memandangi bunga mawar di vas bunga sambil memotong habis seluruh duri nya, hingga akhirnya dirinya terluka terkena tajam nya duri bunga mawar tersebut.

"Ah, darah nya mulai mengalir."

Ia pun dengan segera mengambil kotak p3k dan mengambil plester untuk menutupi luka nya tersebut, tangan yang penuh dengan bekas luka dan plester itu terus ia sembunyikan dengan sarung tangan agar tidak di lihat siapapun.

Diri nya mencoba menutupi luka-luka nya tanpa melihat merah nya darah yang mengalir dari tangan nya.

"Akhirnya selesai juga."

Seseorang pun memberikan sebuah pesan chat kepada nya melalui ponsel, dan ia adalah Kitamura.

"Oh, ada apa ? Tidak seperti biasanya."

Ia pun membuka ponsel nya dan membaca isi dari Pesan yang dikirim oleh teman lelaki nya yang bernama Kitamura, pesan itu berisi ajakan untuk mengadakan acara tahun baru di rumah nya bersama keluarga dan kerabat terdekat nya.

Hana adalah putri tunggal dari pasangan suami istri yang bekerja di luar negeri, dirinya memutuskan untuk hidup mandiri tanpa kehadiran orang tua nya selama bekerja.

Hal itu membuat Hana harus menolak ajakan nya dan meminta maaf karena tidak bisa hadir bersama yang lainnya di acara tahun baru tersebut.

"Maaf ya, sepertinya aku tidak bisa ."

Namun Kitamura membalas jawaban Hana dan membicarakan tentang seorang pria yang selalu bersama nya sejak kecil , ia adalah Tenji.

"Heh ?"

Kitamura terus mengirim pesan dan memohon kepada Hana untuk dirinya datang ke acara tahun baru bersama Tenji ke rumah nya.

"Ahahahaha, kurasa tidak mungkin mengajak pria menyedihkan seperti itu hadir di acara yang sangat besar."

Sampai pada akhirnya, Kitamura melakukan panggilan suara kepada Hana dan membicarakan nya secara langsung melalui telepon.

[ Kumohon, semua orang akan datang dan bermain disini. Jika kau tidak berada disini, rasa nya sangat sepi. ]

"Ya, tahun lalu kau mengatakan hal yang sama dan membuat ku hanya duduk sendirian di kursi tanpa melakukan apapun."

[ Kumohon...]

"Apa yang sebenarnya terjadi ? Puluhan orang di kelas kita tidak cukup untuk hadir di acara mu ?!"

[ Tapi...]

"Cukup, aku tidak mau mendengar nya lagi."

Hana pun mematikan panggilan nya dengan Kitamura dan berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan.

Kitamura sendiri merupakan putra dari seorang pejabat negara yang terkenal, bahkan di usia nya yang masih berumur 15 tahun, Kitamura sudah berhasil meraih banyak penghargaan dari banyak pihak sebagai seorang yang sangat berprestasi.

Disamping hal itu, perasaan Hana terhadap jauh di banding dengan ucapan nya.

Air mata yang mulai mengalir pun membasahi pipi nya, membuat dirinya berada di dalam kesedihan karena keputusan nya sendiri di masa lalu bersama dengan Kitamura.

"Kenapa, bukankah aku yang mengatakan selamat tinggal ? Lalu kenapa aku menangisi nya ?"

Pertanyaan yang ia lontarkan kepada dirinya sendiri terus membuat dirinya berada dalam kesedihan, masa lalu dimana dirinya bersama Kitamura merupakan kenangan yang sangat indah selama dirinya hidup di dunia ini.

Senyumannya, kehangatan saat bersama nya, Hana hanya bisa terus membayangkan dirinya bersama dengan Kitamura yang dulu selalu bersama nya. Senang maupun susah sekalipun, hingga dirinya larut kedalam sesuatu yang disebut sebagai Kebencian.

Bersambung...

avataravatar