3 2

Keesokan paginya sekolah di hebohkan dengan Kematian Rara Wijaya. Bahkan berita ini menjadi topik hangat disekolah. Jelas saja seseorang siswi bunuh diri di sekolah, bukanlah hal yang sepele.

Berita kematian Rara dan penemuan mayatnya telah sampai di telinga ku. Jujur mendengar hal itu aku ingin tertawa sekeras-kerasnya, karena aku berhasil membunuhnya. Tapi apa boleh buat sekarang ini aku sedang berada di antara keramaian siswa siswi yang sedang melihat TKP Rara bunuh diri.

"Kasihan ya Rara"

"Iya "

"Tapi pasti orang yang sering dia bully senang"

"Mungkin"

Pembicaraan beberapa orang membuat ku berpikir. Kenapa harus mengasihani Rara, dia itu kan jahat.

"APA KALIAN TIDAK MENDENGAR BEL NYA. SELURUH MURID KUMPUL DI LAPANGAN " lamunan ku tersadar saat seorang siswa yang mendekat.

Rupanya itu Al ketua OSIS SMA Nusa Bangsa.

Siswa siswi yang berada di dekat lokasi kejadian segera mengikuti arahan Al pergi ke lapangan. Begitu juga aku.

"Sepertinya trik mu berhasil" bisik Al.

Aku menyeringai sebelum meninggalkan TKP.

Al, nama lengkapnya Alvaro Gavriel Haryanto. Dia adalah siswa paling populer, paling tampan, paling pintar dan paling wow di sekolah. Mungkin itulah yang di pikirkan oleh kebanyakan siswa siswi di sekolah ini.

Sebagai seorang ketua OSIS dan juga sebagai seorang atlet karate yang sudah menenangkan berbagai macam lomba. Membuat siapa pun memujanya.

Tapi tidak bagi ku dan mungkin bagi mu juga. Al bagi ku adalah seorang iblis yang bersemayam di tubuh manusia, dia adalah seorang psikopat, orang sinting yang sangat terobsesi dengan membunuh. Tidak jauh berbeda dari ku Al sering melakukan pembunuhan. Kami biasa bekerja sama dalam melakukan pembunuhan. Oh ya Al adalah orang yang membantu ku merusak cctv.

Hubungan kerja sama kami berlangsung sudah lama sekali, itu saat kami SD. Tapi waktu itu kami tidak sebrutal sekarang. Mungkin ini sedikit gambaran ku tentang Al.

Aku pun segera menuju ke lapangan untuk mendengar arahan dari kepala sekolah.

🔪🔪🔪

Berita tentang kematian Rara menjadi topik utama yang di bicarakan oleh kepala sekolah. Ini menjadi duka bagi sekolah karena seorang murid melakukan bunuh diri. Di kompleks sekolah lagi.

Kepala sekolah juga membicarakan tentang penyelidikan polisi, di mana para polisi yang menyelidiki kasus Rara menemukan sepucuk surat dari saku Rara yang isi nya tentang alasan Rara bunuh diri karena mengeluh dengan peraturan sekolah, selain itu dalam surat yang di temukan juga berisi tentang alasan lain Rara bunuh diri karena lelah belajar di sekolah dan lainnya.

Tapi tidak ada yang tahu kalau akulah yang memalsukan surat itu. Kebetulan aku juga pandai menirukan tulisan tangan seseorang. Jadi tentu saja mereka tertipu.

Akibat kematian Rara sekolah di liburkan sehari agar para dewan guru dan pegawai sekolah dapat mengunjungi pemakaman Rara, selain itu teman teman sekelas Rara dan juga OSIS ikut dalam kunjungan itu. Untunglah aku bukan salah di antara mereka.

"Kesha" panggil seseorang dan itu tak lain adalah Al.

"Apa?"

"Aku hanya ingin mengatakan tentang target selanjutnya pada mu " jawab Al

"Kau tahu Rahma kan?" Lanjutnya.

"Iya"

"Bagus, rencana kita berjalan lancar tinggal beberapa orang lagi maka kita bisa mengubah sekolah ini dan juga dunia Bwahahahha" kesintingannya sudah muncul.

Rencana nya mengubah dunia membuat ku bertanya tanya. Kenapa Al ingin mengubah dunia. Maksud ku itu pasti sangat merepotkan, membosankan dan mungkin akan membuang banyak waktu. Tapi tidak ada salahnya aku mengikuti rencana Al, toh dalam setiap rencana nya banyak terdapat kesenangan dan yang paling penting aku bisa memuaskan obsesi sinting ku. Maksud ku membunuh orang.

"Oh ya Kesha sebenarnya aku menemui mu juga mau bilang kalau hari ini kau pulang sendiri ya, aku harus pergi ke rumah Rara" kata Al

"Jadi aku harus pulang sendiri ni?"

"Iya"

"Dasar Rara sudah mati juga masih merepotkan "omel ku

"Sudahlah hanya sehari saja, kau bisa pulang dengan angkot "

"Iya deh terserah"

"Ya sudah aku pergi" Al mengacak rambut ku sebelum pergi.

Kebiasaan.

"Wah romantisnya" suara seseorang mengagetkan ku, rupanya itu Tia teman sekelas ku.

Aku harap dia tidak mendengar keseluruhan pembicaraan kami.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Tia

"Tidak ada kok"

"Wah aku pikir kalian sedang merencanakan kencan"

Untunglah.

"Hahaha itu tidak mungkin" aku tertawa garing.

"Iya benar juga sih, bisa bisa kau akan di keroyok penggemar Al"

Payah.

"Mungkin" kata ku" kalau begitu aku pergi dulu ya. Daah"

"Daah"

Aku segera meninggalkan Tia, jika berlama lama dengan nya pasti aku tidak akan bisa mengontrol kemarahan ku.

Aku memutuskan untuk langsung pulang dan bersantai, mungkin menonton televisi atau makan dapat mengisi waktu ku.

Sesampai nya di rumah aku menemukan hal yang aneh, pintu depan di rumah ku terbuka. Padahal sebelum ke sekolah aku yakin aku sudah mengunci pintu rapat rapat.

Apa ada perampok?

Dengan segera aku masuk ke dalam rumah dan menemukan seseorang berhoodie sedang berdiri di depan televisi. Dengan perlahan aku masuk ke dalam mendekati orang itu. Aku mengeluarkan pisau lipat ku dan ingin menusuk orang itu dari belakang.

"Apa sudah tidak ada orang lain untuk kau bunuh jadi kau ingin membunuh ayah mu?" suara itu menghentikan ku

Rupanya itu ibu ku.

Orang berhoodie itu berbalik menatap ku. Ternyata itu ayah ku. Kejutan yang tak terduga.

"Dasar tidak waras, apa kau ingin membunuh ayah mu sendiri?" ayah memukul ku dengan pistol yang dia pegang.

"Sakit" ringis ku.

"aku kan tidak tahu, lagi pula di depan tidak ada mobil ayah jadi aku pikir perampok" lanjut ku membela diri.

"Mobil ayah jatuh di jurang saat kami di kejar polisi" kata ayah.

"Memangnya kalian membunuh siapa?" Tanya ku.

"Seorang anggota dewan" jawab ibu

"Oh"

"eh tunggu dulu kenapa kau pulang cepat?" Tanya ayah

"Di sekolah ada yang mati" jawab ku

"Apa kau yang membunuh nya Kesha?"

"Tentu saja, di mana ada kematian di situ ada Kesha" kata ku

"ya sudah aku mau ke kamar" aku segera menuju kamar.

"Ingat nanti kita akan makan siang bersama, menunya sup" kata ibu.

"Hmmm aku harap ibu tidak menggunakan teman ibu untuk bahan masakannya" sindir ku.

Bukan tanpa alasan, dulu ibu ku pernah membuat gorengan krispi yang terbuat dari otak salah satu teman nya, untung hanya ayah ku yang memakannya.

"OH YA KESHA MALAM NANTI AYAH DAN IBU AKAN PERGI LAGI" teriak ayah.

Sudah ku duga pekerjaan mereka sebagai pembunuh bayaran membuat mereka selalu sibuk. Pergi ke luar kota untuk membunuh, kadang mereka pulang hanya tiga bulan sekali kalau beruntung mereka pulang tiap bulan.

Pekerjaan mereka ini juga membuat mereka sering di kejar kejar polisi. The Bastard Couple itulah julukan bagi ayah dan ibu, sebutan itu seperti penghargaan atas kehebatan mereka dalam melakukan pembunuhan.

Orang tua menjadikan orang-orang besar sebagai target seperti pejabat korup atau para agen-agen pemerintah.

Jadi jangan heran kalau aku suka membunuh. Tentu saja itu semua karena ayah dan ibu ku. Kau jangan salah mengira kalau aku bakat membunuh ku ini hadir karena sebuah kebetulan atau aku sakit jiwa ya.

Bersambung... 

avataravatar
Next chapter