webnovel

Awal Dari Segalanya

Sena Melihat kekejaman Pasukan Kaisar Emporio Inferno secara langsung di depan matanya.

Banyak orang-orang yang terbunuh dihadapannya. Seolah-olah manusia biasa hanyalah binatang dimata manusia berkemampuan khusus dibawah pimpinan Kaisar Emporio Inferno. Nyawa manusia biasa seperti Sena hanyalah binatang buruan dimata mereka.

Itu terjadi sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, Sena masih berumur lima belas tahun. Sena dan kelima temannya hanya bisa berlari dan bersembunyi seperti binatang herbivora yang hendak diburu oleh sang pemburu. Mereka semua tak berdaya meskipun memiliki kemampuan tuk melawan. Kala itu, Sena dan temannya sedang bersembunyi dari kekejaman manusia berkemampuan khusus. Mereka semua bersembunyi di reruntuhan gedung bank yang sangat besar namun karena sudah hancur tidak ada manusia berkemampuan khusus yang hendak memeriksanya.

Gedung tersebut cukup besar untuk bersembunyi. Sebuah ruangan tunggal bekas bank konvensional yang cukup untuk bersembunyi, dengan ruangan yang ditahan oleh pilar-pilar putih yang sudah hancur dan mau roboh mengelelilingi lantai granit bermozaik dan pintu-pintu yang sudah rata oleh puing-puing pilar sehingga tidak ada satupun manusia berkemmpuan khusus yang hendak memeriksanya. Jalan masuk dan keluar dari gedung itu hanyalah lubang kecil yang hanya cukup dilewati manusia berusia lima belas hingga tujuh belas tahun dan itu hanya berada di jalur bawah tanah gedung bank tersebut. Ruangan yang hancur dan hanya ditempati oleh enam anak kecil ini, berusaha melindungi dirinya dari kekejaman manusia berkemampuan khusus. Terlebih Kaisar mereka yang mulai menyerang karena beberapa pengawal terpercayanya mati oleh pasukan yang menamai dirinya dengan SAYAN.

Sena yang ketakutan hanya bisa pasrah dan melihat dari celah bahwa manusia biasa dibantai dengan tidak manusiawi. Yudi dengan sikap sok berani hanya bisa bergetar melihat kenyataan pahit dalam hidupnya. Ari terbujur kaku sambil memegang ketapel yang karetnya sudah terputus karena sempat bertarung demi menyelamatkan kami. Arko lebih kurang beruntung, dia terkena tusukan dan kami hanya bisa menyelamatkannya sebisa kami. Setidaknya dia tidak mati dihadapan kami. Ada seseorang yang merupakan satu-satunya wanita, hanya bisa menahan tangis karena bersyukur kami bisa selamat dari kematian kami. Nasa kondisinya sama dengan Arko bedanya dia hanya pingsan dan tidak mendapat luka yang serius kecuali lebam di pipinya karena berusaha menolong Arko.

"Sena, kemari!" kata Yudi dengan nada ketakutan. Suaranya Sena tahu betul dia takut dan bergetar. Sena tak pernah mendengar suara Yudi ketakutan seperti ini, kecuali satu kali, saat dia pergi ke pemakaman orang tuanya dan menjadi anak yatim piatu. Hari itu suara sok kuatnya membuat Sena merinding dan yakin bahwa Yudi sedang putus asa.

Aku pun berbalik dan memikirkan cara terbaik untuk pergi dari tempat ini namun juga selamat dari serangan manusia berkemampuan khusus. Kami seperti berada di ruang utama dari reruntuhan bank tersebut. Kami berada di reruntuhan bilik yang sudah tak terpakai. Di ruangan tersebut terdapat tumbuhan liar yang awalnya seperti tanaman hias. Pigura-pigura lucu pun sudah menjadi pigura yang rusak karena reruntuhan tersebut. Disana kami aman, karena terdapat beberapa makanan dan air mineral sehingga kami bisa bertahan dalam beberapa hari.

Suasana yang mencekam. Terlebih, gempa dengan skala kecil yang terjadi karena ledakkan terus saja menghantu dan membuat kami takut akan reruntuhan ini akan kembali runtuh. Kami tidak bisa keluar karena asih banyak manusia berkemampuan khusus yang siap membunuh kami. Namun, kami juga tidak bisa terus berada di dalam reruntuhan karena bisa jadi reruntuhan ini akan menjadi kuburan kami karena gempa skala kecil ini.

"Yudi aku sebenarnya memiliki beberapa rencana untuk menyelamatkan diri kita dan pergi dari reruntuhan ini sehingga kita bisa memiliki jaminan untuk hidup ...," kata Sena sambil mengambil sebuah peta dari reruntuhan dan peta Jayakarta.

"Kau bercanda ya Sena, saat ini kita sudah tak memiliki harapan hidup terlebih setelah tertusuknya Arko dan terpukulnya Nasa kita sudah tidak memiliki harapan hidup. Bahkan kita disini saja sudah beruntung reruntuhan ini masih bisa bertahan dari gempuran pasukan Emporio Inferno," kata Yudi sambil mengepalkan lengannya.

"Aku merasa sudah tak ada lagi jalan selain pergi dari sini. Setidaknya salah satu diantara kita ada yang pergi untuk meminta bantuan. Makanan di kulkas sudah basi karena tidak ada listirk di sini. Air pun hanya tersisa sedikit di tempat ini. Mau tidak mau, aku akan menjadi tumbal dalam hal ini untuk meminta bantuan dan mengetahui bahwa kita berenam ada disini," kata Sena dengan nada kesal dan merasa bahwa dia paling siap ditumbalkan untuk keluar. "Terlebih Arko perlu perawatan khusus."

Yudi pun dengan wajah panik tidak bisa berpikir. Dia mencari cara agar dia yang ditumbalkan bukan Sena. Namun karena nada yang cemas tersebut, dia merasa kalah dari Sena dalam hal tekad. Dia setuju dengan pendapat Sena namun di saat yang sama dia juga takut akan kehilangan nyawa. Otak Yudi sudah tak mampu berpikir sehat. Dia pun langsung mendorong Sena ketembok sambil mengangkat kerah bajunya. Kemudian berkata dengan kasar dan mengancam, "Hei Bodoh! Dunia sekarang sudah menjadi neraka, Tuan Kurniadi Avicena. Aku tahu kau orang bodoh yang rela menyerahkan hidupnya demi sebuah kematian namun tidak semuanya bisa kau selesaikan dengan cara yang kau pikirkan ingat itu. Kau hanyalah remaja yang hanya bisa berlari saja meskipun kau sudah mampu menciptakan sesuatu. Sesekali, kebodohanmu itu perlu diperbaiki dan menghindari resiko yang berbahaya tersebut!"

"Berbahaya?" tanya Sena dengan nada meremehkan.

"Kau tahu betapa mengerikan Kasiar Emporio Inferno beserta pasukan manusia berkemampuan khusus. Kenapa kau tak mau mengerti Hah!"

"Aku tahu mereka berbahaya, kita pun memiliki pasukan yang sama berbahayanya. Mereka adalah pasukan SAYAN," kata Sena dengan sungguh-sungguh dan mata yang membara seolah siap mati.

"Para SAYAN aku yakin akan membantu. Aku yakin itu dan mereka akan mengeluarkan kita dari reruntuhan ini. Apakah kau paham Tuan Yudi Setia Rudi!"

"Kau jangan memulainya lagi bodoh!"

Sena kemudian tersenyum seolah-olah dialah pemenang. Terlebih Yudi mengangkat kerah Sena dengan ketakutan. Sena pun mengetahui itu dan berusaha memanfaatkan situasi seperti ini. Kemudian, Sena dengan perlahan menyingkirkan tangan Yudi dari kerahnya.

"Yudi, Ari, Arko, Nasa, dan satu orang wanita yang aku tidak tahu namanya, aku ingin kalian mendengar ini. Aku keluar bukan untuk mengorbankan diriku dengan sia-sia. Aku ingin menolong kalian dan memanggil tim sar untuk menolong kalian," ucap Sena dengan nada yang cukup santai.

"Aku yakin kalian menyadari kita tak dapat bertahan lama di situasi yang seperti ini. Namun kita juga menyadari situasi saat ini adalah hal yang paling berbahaya. Ini adalah saat yang paling menakjubkan dalam hidupku. Mnegorbankan diriku untuk seorang teman. Jadi izinkanlah aku keluar dan mencari bantuan untuk kita berenam."

Yudi dengan kesal dan secara terpaksa berkata, "Aku terserah padamu Sena. Aku tak tahu lagi harus mengatakan apa. Kau adalah orang terbodoh yang mengorbankan dirimu demi kami. Kami tak perlu kau mati mengorbankan dirimu. Aku hanya ingin kau bersama kami dan tak mati sia-sia."

"Aku tahu itu. Namun saat ini, resiko yang paling besar untuk kita semua hidup adalah dengan cara yang aku lakukan saat ini. Aku pun tak ingin mati sia-sia jadi akan aku pastikan aku hidup bersama kalian lebih lama lagi jadi tunggu aku." Ucap Sena sambil bersiap-siap untuk pergi mencari bantuan.

"Sena, Kau yakin dengan hal ini Sena?" tanya wanita tersebut dengan lembut sambil mengeluarkan air mata.

"Tentu saja, aku tak punya strategi selain strategi ini. Aku pun tak bisa mengajak kalian pergi dari tempat reruntuhan ini melihat kondisi Arko dan Nasa. Jadi jalan terakhir yang harus dilakukan satu-satunya hanyalah ini. Maafkan aku, soerang wanita seharusnya hanya mngeluarkan air mata pada pria yang dicintainya. Jadi kuharap kau mengerti," jawab Sena sambil tersenyum dan mengusap kepala wanita itu.

Wanita itupun mengeluarkan air mata tanda kasih sayang dan perasaan pasrah akan kesedihan melepaskan Sena. dengan berat hati dia menyerahkan tas yang berisi beberapa peralatan yang diberikan Sony salah satu anggota SAYAN kepada wanita cantik tersebut. Kemudian dia berkata, "Ini peralatan dari Mas Sony, dia mengatakan jika salah satu bocah keras kepala itu pergi ke lokasi peperangan maka jangan lupa serahkan ini kepadanya. Dia yakin bahwa salah satu pria keras kepala tersebut akan pergi meskipun dipaksa untuk tidak pergi. Karena menurutku kejadian itu sudah terjadi, aku menyerahkan ini kepadamu."

"Terima kasih sudah mempercayakan aku, jikalau aku masih hidup aku ingin menjadikanmu sebagai pasangan hidupku. Teman-teman aku pergi dulu, akan aku pastikan kalian hidup dan selamat. Jadi izinkan aku memberikan senyum terakhir," kata Sena yang tersenyum seolah-olah itu adalah senyuman terakhir.

Situasi yang awalnya penuh ketakutan sekarang berubah menjadi kesedihan. Mendengar kalimat yang dilontarkan Sena membuat mereka berlima mengeluarkan air mata meskipun dalam keadaan sekarat sekalipun Sena pergi dan situasi menjadi kelabu di reruntuhan itu.

Sena pergi dan masuk dari celah reruntuhan itu dengan kondisi sudah mengenakan jubah tempur seperti mobie suit windam sebuah seri yang sering di tonton oleh Sena. Dia berusaha keluar tanpa diketahui tentara pasukan manusia berkemampuan khusus. Dia menyelinap bagaikan ninja. Keluar ke reruntuhan bagaikan tikus tanah. Dan mencari kedamaian sebagai manusia. Pria gigih yang tak kenal menyerah.

Selama ini Sena pernah membaca sebuah sejarah, sudah lima puluh satu tahun ideologi mengenai ketuhanan sudah tak ada karna hal tersebut hanya memicu peperangan dan terorisme. Kemudian muncullah sebuah genetik perombak manusia yang menciptakan manusia seperti yang ada di komik yang disebut manusia berkemampuan khusus. Namun, manusia itu danggap sebagai sesuatu yang menjijikan dan membuat manusia termakan oleh kebencian dan rasa iri. Rasa iri dan dengki itu mengakibatkan kekerasan kepada manusia berkemampuan khusus. Hingga akhirnya, dua puluh tahun kemudian seorang pemuda manusia berkemampuan khusus memberontak dan terjadi kekacauan. Mimpi pemuda itu adalah menguasai dunia dimana hanya manusia berkemampuan khusus yang layak hidup. Pria itu disebut sebagai Emporio Inferno.

Sena yang mengingat itu semua sambil berlari merasa pria bernama Emporio Inferno ini adalah awal dari segala kerusakkan. Dia juga memikirkan boleh jadi faktor lima puluh tahunlah yang telah memicu peperangan saat ini. Satu hal yang dia sadari, perang ini hanya dipicu oleh rasa iri dan dendam. Perasaan ini yang sangat berbahaya bagi manusia. Namun mau bagaimana lagi, perasaan ini juga yang memicu manusia menjadi lebih terdepan.

Karena pemikiran pemikiran tersebut hingga membuat Sena tak menyadari ada aura gelap yang sedang menyelimuti dirinya. Aura itu membuat Sena merinding dan ketakutan. Seolah-olah ada hal yang mengerikan di saat dia sedang bersembunyi di beberapa bagian bangunan.

Perasaan itu semakin kuat hingga dia yakin saat seorang pria dengan memakai Jubah kaisar berjalan layaknya seorang kaisar. Disekitarnya terdapat enam orang pengawal yang auranya memiliki kengerian yang sama besar dengan kaisar hanya saja tidak sekuat pria kaisar tersebut. Dia jadi yakin bahwa pria yang dia liat saat ini adalah kaisar yang sedang berusaha menguasai kota Jayakarta.

Jiwa Sena semakin tersedot dan mengeluarkan keringat dingin karena ketakutannya meskipun jaraknya cukup jauh darinya. Rasanya kulit dia terasa mati rasa. Armor yang baru saja dipakai saja terasa tak berguna. Senjata yang ada ditangannya seolah-olah hanyalah mainan anak umur lima belas tahun. Dia tak bisa bergerak. Dimata Sena, meskipun Kaisar Emporio Inferno berpenampilan seperti manusia namun auranya bagaikan monster yang menakutkan hingga Sena hanya bisa mematung tak bisa bergerak.

Pria berjubah kaisar itu pun berteriak, "KALIAN PARA TIKUS KOTOR LEBIH BAIK TAK USAH MEMBUNUH DARI KEJAUHAN. MATI SAJA KAU!"

Sena yang masih menjadi bocah kecil, tahu bahwa nyawanya tidak akan berlangsung lama setelah merasakan aura dari Emporio Inferno beserta penjaganya. Sena merasa dirinyalah yang lokasinya sudah diketahui. Dia semakin ketakutan dan kematian pun semakin mendekatinya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakkan. Peralatan yang diberikan wanita tercinta Sena seolah-olah tidak memiliki fungsi apapun. Hanya menambah ketakutan apabila dia diketahui membawa senjata. Boleh jadi Kaisar mengira bahwa Sena adalah kurir perlengkapan senjata.

Tiba tiba seorang pria bepakaian tentara republik Hindinesia menghampiri Sena dan bersender di dinding yang sama dengan Sena. Kemudian dia berkata dengan nada berbisik an perasaan yang putus asa, "Bocah kau pasti ketakutan melihat pria itu bersama penjaganya. Tidak seharusnya bocah yang memiliki masa depan panjang harus menerima kenyataan pahit untuk bertemu raja paling kejam di dunia. Namun apa boleh buat, takdir mengatakan hal itu. Sudah seharusnya aku mendengarkan pasukan yang berada di pengawasanku SAYAN..."

"...Pasukan aku tidak tahu harus bagaimana, mungkin ini adalah pesan terakhir untuk batalionku. Kita tak bis selalu bersembunyi ada kalanya kita menerima kenyataan pahit ini. Jadi aku hanya berpesan, berusahalah hidup dan jalani apa yang kalian ingin. Merdeka atau Mati!" ucap Tentara disebelah Sena dengan menggunakan headphone miliknya. Tentara itu kembali berkata, "Aku akan menyelamatkanmu jadi tetaplah hidup Bocah!"

Serentak setelah perkataan putus asa dari tentara di sebelaku. Muncul pasukan berani mati yang langsung menyerang pria berbaju kaisar beserta pengawalnya. Salah satu pengawal Kaisar yang menggenggam pedang samurai tersebut bertanya, "Apakah perlu aku bunuh dengan tanganku tuan?"

"Tikus kotor ini tak perlulah kau mengotori tanganmu. Cukup pengelihatanku saja yang melenyapkan mereka," ucap pria yang berjubah kaisar.

Seratus pasukan yang menyerang serentak itu menguap menjadi abu, pakaian dan senjata langsung terbakar dan meledak, tulang belulang seratus pasukan manusia biasa tergeletak dan terjadi hujan tulang di wilayah Blok X. Semua tulang dan beberapa barang terjatuh bagaikan hujan logam yang mengguyur wilayah Blok X. Aku bisa mendengar hal itu meskipun aku tidak melihatnya. Pemimpin pasukan yang bersembunyi bersamaku juga menangis tidak percaya bahwa batalion miliknya musnah oleh Kaisar.

Sena semakin ketakutan setelah tentara disebelahnya putus asa dan hanya menangis untuk menyalahkan dirinya. Sena menjadi tidak tahu harus bagaimana. Pergi dari ruangan sembunyi atau tetap berada di persembunyiannya. Dia merasa semuanya dalah perbuatan yang salah. Aroma udara yang awalnya berbau laut berubah menjadi aroma darah dan tulang manusia yang membuat perut mual. Sena sangat ingat suara jeritan pasukan yang mati begitu saja dan ledakan-ledakan itu membuat dirinya semakin takut. Kaisar adalah manusia berkemampuan khusus terkuat dan terkejam sehingga Sena serba salah merancang jalur untuk lari dari aura Kaisar.

Sena ingat jelas sang Kaisar tertawa lebar seolah-olah sudah tak ada yang bisa mengalahkannya. Terlebih membuat manusia menjadi abu, darah berceceran, dan tulang berlimpangan. Inilah manusia terkejam Kaisar Emporio Inferno yang sedang ingin membunuh SAYAN.

Sena terdiam mematung. Boleh jadi, Sena sedang mengalami syok berat sehingga tak bisa bergerak.Sena hanya bisa memeluk tas pemberian orang yang dicintai di belakang dinding. Mendengarkan jeritan kematian manusia adalah hal yang paling mengerikan menurut Sena.

Beberapa pasukan yang tersisa ingin membalaskan dendam temannya yang mati dihadapannya oleh kekuatan yang dimiliki Emporio Inferno, mati konyol saat itu juga. Tak ada psukan penyerang yang selamat dari serangan pengelihatan Kaisar Emporio Inferno. Beberapa pasukan yang masih berusaha untuk menyerang Kaisar satu persatu mati tanpa kenal ampun. Sembunyi maupun tidak sembunyi tentara penyerang republik mati sia-sia tanpa meninggalkan jasa apapun. Sang kaisar berdiri ditengah dan dikelilingi oleh tujuh pasukan pelindung. Seolah-olah dia adalah pemimpin semua umat. Merasa diri paling benar. Pemusnah manusia biasa dengan cara paling biadab. Abu dari tubuh manusia, air darah yang terasa seperti hujan, dan tulang-tulang manusia yag berserakan di lantai sekelilingnya.

"Beel, Levi, Peghor, dan Mam, KU PERINTAHKAN KAU UNTUK MENANGKAP KELIMA ANGGOTA SAYAN! JIKA BISA BUNUH MEREKA SAMA SEPERTI APA YANG DILAKUKANNYA KEPADA SAI! LUCY DAN ASMA KALIAN HARUS BERSIAGA DISEKITARKU! Aku mencium bau tikus busuk yang mampu berhadapan dengan kalian," perintah pria berjubah kaisar.

"BAIK, KAISAR EMPORIO INFERNO!" balas ke enam pengawal Kaisar Emporio Inferno. Lucy dan Asma tiba-tiba bersia ga dan bersiap menyerang. Sedangkan, keempat pengawal lainnya berpencar mencari sesuatu.

"Sayan dimana kalian, aku adalah KAISAR EMPORIO INFERNO! Orang yang akan menjadi raja dari segala raja," teriak Kaisar Emporio Inferno. " Kalian telah menggagalkan rencanaku dengan membunuh wakil raja kepercayaanku Sai. Betapa menyedihkannya dia, AKU DISINI DATANG UNTUK MEMUSNAHKAN MANUSIA SEPERTI KALIAN ANGGOTA SAYAN!" suaranya terdengar lantang dan membuat gendang telinga Sena dan tentara di sebelahnya hampir pecah. Padahal tempat sembunyi Sena dan Kolonel Dirman cukup jauh dari lokasi teriak Kaisar. Empat dari dua pengawal tersebut langsung hilang tanpa jejak. Sedangkan dua orang pengawal bersiap dengan kuda-kuda siap membunuh.

Ditengah ketakutan itu, seorang dengan pangkat mencengkram bahukudan berusaha menarik Sena agar armor miliknya tak terkena cahay dan memantuk ke arah Kaisar. Namun karena Sena penasaran ditengah ketakutannya, dia berusaha untuk melihat lokasi musuh. Hingga akhirnya Tentaraitu menarikku hingga kau tertarik ketubuhnya.

Kemudian dia berbisik, "Kau boleh saja mencari ajalmu disini. Jika bukan perintah dari pemimpin pasukan baru itu, aku bisa saja membiarkanmu mati disini. Ingatlah, kau datang ke sini bukanlah kebetulan melainkan memang takdir yang kejam yang harus hadapi."

"Takdir?" reaksi Sena mendengar perkataan kolonel.

"Ya Takdir, yang diberikan Sony kepadaku, aku diperintahkan untuk mengamankanmu sampai kode yang diperintahkan untuk berusaha mengalahkan Kaisar Emporioa Inferno," ucap tentara disebelahku. Dia mengintip kaisar dan dua penjaganya yang berada dalam keadaan siap menyerang dan kembali berbisik kepada Sena, "Kau tahu, kami sudah merencanakannya dalam waktu seminggu lebih untuk menghadapi kaisar dan siap mati untuk menghadapinya. Kau adalah salah satu dari rencanak yang digagas oleh Sony dari SAYAN untuk menghadapi salah satu pengawal dari Kaisar Emporio Inferno."

"Kenapa? Kenapa aku yang dipilih?" bisik Sena sabil mengangkat kerah baju dari tentara yang bernama Evan Dirman di kalung misi miliknya.

"Aku tak tahu pasti, yang pasti ini adalah rencana Sony sang pemimpin SAYAN. Kau dan teman-temanmu masuk dalam rencana ini," ucap Dirman sambil melemparkan Sena ke tempat man yang tak terlihat oleh kaisar dan kedua pengawalnya.

Mendengar perkataan dari bisikan Evan, Sena merasakan sebuah emosi. Emosi kemarahan karena dia nyaris mati sepuluh kali bersama dengan teman-temannya. Kemudian dia diselamatkan oleh SAYAN. Sedetik yang lalu, Sena merasa SAYAN adalah pahlawan dan ternyata dia salah. SAYAN hanyalah memnfaatkan dirinya untuk mengalahkan kaisar laknat itu.

Kaisar yang berjalan mendekati gedung tempat Sena dan Evan berembunyi sambil membunuh beberapa tentara bawannya Evan yang mati sia-sia untuk mengadang Kaisar dan kedua pengawalnya.

Debu darah dan tengkorak berhamburan, memantul, dan menggelinding di lantai. Sang kaisar yang berjalan bagaikan raja dan membunuh bagaikan penyihir iblis. Sebuah kengerian yang akan terasa di atmosfer tempat kau bersembunyi.

Sena yang dalam keadaan tak percaya dengan perkataan Evan hanya terdiam dan merasa kesal dengan tentara. Sebuah kedamaian yang seharusnya dia dapatkan. Namun terjebak pada pertempuran konyol antar ras. Dia merasa ketakuan dan kahwatir terhadap temannya yang bersembunyi di gedung bank tua. Semoga saja keempat pengawal itu tidak menemukan mereka. Terutama wanita yang ingin dia nikahi, semoga saja di aman di dalam gedung itu.

"Hei pak tua, mengapa kau merencanakan hal yang sejahat itu pada kami," bisik Sena sambil berbisik.

"Aku tak tahu jalan pikiran Sony sang pemimpin SAYAN. Hanya saja sebelum mereka merencanakan ini, mereka meributkan sesuatu yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Satu hal yang aku tahu, mereka tidak mengorbankanmu dan teman-temanmu melainkan, mereka mencoba percaya dengan kemampuan yang kalian miliki," bisik Evan sambil mengintip dari sudut yang sangat sempit.

Tiba- tiba saat Evan sedang mengintip, sebuah pesan masuk ke dalam armor Sena. kemudian pesan suara itu berkata, " Yo Sena, jadi kau memutuskan untuk memakainya ya! Memang takdir sangat jahat untukmu.

"Apa maksudmu, dan ini siapa?" tanya Sena sambil memegang telinga yang telah tertutupi armor.

"Kau tidak dengar suara ini, baiklah. Aku adalah Sony pemimpin dari pasukan SAYAN aku merencanakan bahwa aku akan menggunakan beberapa pasukan tambahan yang aku percaya dan ternyata kau yang menggunakan armor tersebut."

"Apa maksudmu?"

"Kau pasti tak pahamkan, intinya kau terpilih sebagai pasukan yang akan membuat sejarah terhadap perlawanan melawan manusia berkemampuan khusus," kata Sony di dalam jaringan panggilan armor.

"Baiklah, lantas apa yang harus ku lakukan?"

"Aku tahu kau akan berkata demikian. Baiklah akan ku berikan tiga pesan untukmu. Pertama, aku sarankan padamu untuk membuat strategi bertarung di dalam otakmu untuk menghadapi manusia yang bisa menghapus ingatan."

"Jangan bilang salah satu pengawal yang menjaga Kaisar?" tanya Sena.

"Berita baiknya kau benar, perintah kedua adalah serahkan surat yang ada di dalam tas yang kau bawa kepada tentara yang ada disebelahmu dan suruh dia membacanya agar strategi yang ku rencanakan berhasil."

"Baiklah!" ucap Sena sambil mengambil beberapa kertas yang ada di tas yang dibawa Sena. Kertas itu berisi surat-surat yang diperlukan. Kemudian dia menyerahkan surat tersebut pada Evan dan berkata, "Hei tuan tentara ini untukmu dari Sony dan harus kau baca, agar strategi dari Sony tidak megalami kegagalan."

"Terima kasih,' ucap Yudi sambil membaca surat tersebut dengan cepat.

"Terakhir Sena, ini tugas paling penting untukmu. meskipun kau harus menghadapi musuh di luar kemampuanmu. Aku hanya berpesan padamu, tetaplah hidup. Karena hidupmu jauh lebih mahal dari apapun."

Mendengar hal itu, Sena tidak menjawabnya. Dia terdiam bukan karena dia tak mau. Elainkan dia merasa terharu dan terasa disemangati oleh Sony sang pemimpin SAYAN. Kemudian Sena berkata kepada Evan, "Tuan tentara, aku rasa kita harus hidup dan memikirkan strategi paling mudah agar kita semua hidup. Ku rasa strategi yang kau buat, hanyalah strategi kamikaze untuk tentara kita. Jadi aku pikir untuk segera memundurkan pasukanmu."

Mendengar hal itu, Evan langsung memerintahkan pasukannya untuk tidak lagi mengahadang kaisar. Kemudian dia berkata tersenyum meskipun perasaannya tetap takut terhadap aura yang dikeluarkan oleh kaisar, "Aku rasa perjudian yang dibuat oleh Sony adalah sesuatu yang perlu disyukuri."

Semakin dekat kaisar dan kedua pengawalnya, semakin besar pula teror yang dirasakan oleh Sena dan Evan.sebuah teror yang murni melumpuhkan. Sna yang masih bocah, meringkuk, merintih, gemetar , mencoba memikirkan strategi agar bisa hidup dan mengalahkan salah satu pengawal dari Kaisar Emporio Inferno. Sena seakin takut terlebih dia mendapat gambaran kematian yang mengerikan jika dia salah langkah yang baru saja dia saksikan dalam otaknya.

Tentara itu melepaskan cengkeramannya. "Sena, namamu Sena kan?" bisik Evan

Sena hanya menjawab dengan mengangguk.

"Pasti berat, remaja sepertimu harus menghadapi kenyataan ini. Namun sayangnya, di dalam perang tidak ada namanya umur. Dimata perang semuanya sama. Jadi bersiaplah kau untuk beraksi dan jangan bergerak sampai aba-aba yang ku berikan. Setelah aba-aba yang ku berikan, lakukan strategi apa yang kau pikirkan," ucap Yudi sambil tersenyum dan mengusap helm armor milikku yang mirip dengan Gundam.

Aku pun menangguk, terlalu takut diriku untuk melakukan hal gila seperti yang dilakukan oleh Evan. Evan mengintip dari balik dinding. Dia tak percaya, pasukan yang diperintahkan untuk mundur tiba-tiba saja berubah menjadi debu, tulang dan darah yang berhamburan di lorong gedung. Tidak kenal ampun, kaisar dan pengawalnya mengeksekusi mereka dengan cara yang biadab.

Ekspresi Evan sangat suram kemudian melirik ke ruangan tempat kami sembunyi. . melarikan diri?

Sungguh sangat mustahil. Di luar sana adalah temapat lari pasukan kamikaze Indonesia. Dia melihat bercak dara di kaca. Pertanda kaisar dan pasukannya membunuh hingga mengejarnya sampai mereka mati. Evan yang juga dibekali armor dari Sony langsung memakainya dengan sesegera mungkin. Terlebih jarak mereka berdua dengan kaisar tak begitu lama.

Sudah tidak ada jalan bagi mereka berdua selain bertarung dan bertahan hidup. Evan mengingat spesifikasi dari armor yang digunakannya adalah mencegah dirinya mati mudah karena sihir pelebur tubuh yang dimiliki Kaisar Emporio Inferno. Begitu pula spesifikasi yang dimiliki armor Sena. untuk itulah, rasa takut dari Evan sedikit berkurang.

Sena yang masih memikirkan strategi agar menang melawan musuh yang dikatan oleh Sena. masih merasakan takut akan kehilangan nyawa dan jika selamat pun masih ada hal yang tak boleh Sena hilangkan yaitu, ingatan.

Aku pun ikut bersiap dan merasakan perasaan yang cukup tenang. Padahal aku akan mati sebentar lagi. Keudian dia bersiap membuka pintu, "Kematian akan indah jika kita berjuang sampai akhir."

Pria tentara itu keluar dari ruangan dan sesegera mungkin menyerang ketiga manusia yang sulit dikalahkan. Di luar dugaan, Jenderal Evan mampu memukul mundur seorang pengawal berarmor hitam bernama Asma. Kemudian dia menembakkan sebuah finger laser dari armornya ke arah pengawal bernama Lucy agar dia tak bisa bergerak untuk sementara waktu. Di akhir dia pun berteriak, "MEGA TON PUCH!"

BLEGOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM

Pukulan kedua tangan yang mampu menghempaskan seorang kaisar keluar dari komplek gedung tempat Sena sembunyi. Belum selesai sampai disana, Evan langsung saja melompat ke langit lorong dan mengeluarkan pisau beserta tiga buah bahan peledak dilemparkan begitu saja oleh Evan. Kemudian dia berkata, "Sena, Sony, SEKARANG SAATNYA!"

BLEGOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM... BLEGOOOOOOOOOOOOM... BLEGOOOOOOOOOM

Secara tiba-tiba, Sena harus berhadapan dengan pengawal yang bernama Lucy, Evan melompat dan menghadapi pengawal bernama Asma, dan terakhir Kaisar Emporio Inferno adalah urusan Sony sang pemimpin SAYAN. Itulah rencana yang dia tulis dalam surat yang ku baca dalam perjalanan dan ku berikan rencana itu kepada Evan.

Beberapa detik sebelumnya, Lucy yang merupakan ksatria berarmor abu-abu berusaha ke tempat Kaisar. Namun sayang, Sena yang belum bisa mengendalikan armor ini melompat jauh dan tak sengaja memukulnya hingga melintasi empat gedung dari tempat ledakkan itu berada.

BLEGOOOOM... BLEGOOOOM... BLEGOOOOM... BLEGOOOOM

Hingga akhirnya Sena memukulnya sampai pada area paling sakral di Jakarta, tempat itu disebut taman Blok X. Tempat yang menjadi saksi hidup punahnya kepercayaan pada tuhan. Banyak pelaku kepercayaan mati dan musnah ditempat ini. Kali ini menjadi ajang pertarungan antara manusia biasa dan manusia berkemampuan khusus. Pertarungan ini adalah sejarah kelangsungan manusia biasa. Jika Sena kalah dalam pertarungan ini maka, manusia kehilangan harapan untuk bertahan hidup.

"Apa yang kau lakukan disini makhluk rendahan? Kau sudah mengangguku dalam menolong yang mulia Kaisar Emporio Inferno," ucap Lucy dengan suara yang lantang. Tampilan dari Lucy sendiri bagaikan ksatria Inggris jaman dahulu. Hanya saja lebih mekanik dan sulit dihancurkan oleh tank biasa.

Sena yang berputar di sekelilingnya bersiap bertarung. Dia sudah siap menyerahkan sisa hidupku untuk mempertahankan keberadaan manusia biasa. Dia lebih siap ketika menggunakan armor seperti armor pegasus saint saiya sanctuary tang berpeda hanyalah helm yang berbentuk seperti windam strike freedom. Sena tak bisa biarkan manusia bekemampuan khusus membantai ras kami dengan semena-mena. Jikalau Sena takut, tak ada kata mundur dalam kamus Sena.

Sena pun menjawab pertanyaan dari Lucy tersebut, "Kurasa aku tak bisa membiarkan makhluk sepertimu ada di dalam bumi ini. Karena keberadaanmu sudah membuat manusia seperti kami mengalami rasa dendam yang mengakar dalam hati."

"Hooh, bukanlah karena kalian tidak mengakui kami sebagai bagian dari kalian yang membuat duni gila seperti ini. Diskriminasi dan menggeneralisasi kami sebagai teroris adalah salah satu yang membuat kami harus memusnahkan kalian," ucap ksatria abu-abu dengan nada tinggi penuh kebencian.

Sena yang mendengarkan kaliamat itu mulai berpikir, apa yang dikatakannya tidaklah salah. Namun, cara yang dia lakukan justru membuat manusia biasa menggeneralisir mereka sebagai teroris yang melakukan Genosida. Lantas pihak mana yang benar, disaat itu Sena goyah. Namun apa boleh buat, dia adalah ras manusia biasa yang harus mementingkan kepentingan manusia biasa.

"Kau tidak punya hak berbicara demikian, kalian telah membunuh keluarga kami. Kau juga telah memusnahkan beberapa teman kami. Mana percaya aku dengan apa yang kalian katakan," ucap Sena.

Sena benar-benar jatuh ke dalam kegelapan kebencian melihat penderitaan yang dia terima selama ini.

Pertarungan manusia berkemampuan khusus yang menggunakan armor abu-abu mekanik dengan gaya khas ksatria Inggris melawan manusia biasa yang menggunakan armor seperti Saint Seiya Sanctuary dan pelindung kepala seperti Windam Strike Freedom tak bisa terelakkan.

Mereka berdua egois memegang kepercayaan yang mereka percaya. Tak mempercayai lawan politik yang berbeda ideologi. Itulah kegilaan perang. Dimana semua hak dari ideologi dipertaruhkan.

Saat kedua mata itu saling menatap tajam tanpa harus mengenal gender yang tertutup oleh topeng armor. Tak ada kata perdamaian yang ada hanyalah habisi lawan dan menangkan ideologi yang kita punya.

BLEGOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM

Pukulan antara Lucy dan Sena tak terelakkan. Sebuah pertarungan armor kelas tinggi yang terjadi diantara para amatir. Sebuah pukulan yang mengahsilkan suara sama seperti ledakkan. Jika buukan karena armor, telingau sudah tak bisa lagi mendengar.

Lucy yang terkejut langsung berkata, "Kau memiliki potensi yang bagus ya."

Secara tak sadar kami langsung adu pukul aku hanya bisa memikirkan strategi memukul menendang, dan serangan jangka pendek yang membuat dia tak bisa mengeluarkan kemampuan khusus yang bisa menghilangkan ingatan manusia. Bahakan bisa mengendalikannya sesuka hati. Kemampuan yang mengerikan ketika aku mendengar telepon dari Sena. namun kemampuan ini memiliki kelemahan yaitu baru dapat digunakan pada pertarungan gerilya.

"Kau memiliki inisatif yang cukup mengerikan ya. Bisa kusebut kau adalah permata diantara para sampah," ucap Lucy yang berusaha menjauhi Sena dan mempersiapkan seranganpencucian otak.

"Tidak akan kubiarakan kau melakukannya!" ucap Senayang langsungmelakukan upper cut dan dengan cepat dan tanpa jeda sena langsung mengeluarkan sky kick yayang berusaha mengurangi wantu pengisian energi untuk mencuci otak manusia.

Sena tetap bertarung mengeluarkan jurus silat yang dia pelajari sejak umur lima tahun. Bukan hanya itu saja, Sena mengeluarkanbeberapa misial dari armornya agar ketika Lucy terlempar dia tak memiliki waktu untuk melakukan jurus pencuci otak.

Sena secara brutal menyerang dengan gaya martial arts yang dimiliki yang digabungkan dengan pedang ninja yang ada di tangan kanannya agar Lucy lebih cepat terluka dan dia bisa pergi membantu kolonel Evan Dirman atau Sena.

Kau tahu mengapa manusia biasa seperti Sena membenci manusia berkemampuan khusus seperti mereka. Selain arogan dan terkadang membawa kebenaran, konsep Kerajaan Kaisar Emporio Inferno adalah –Layani kami manusia rendahan yang tak memiliki kemampuan atau mati ditangan kami sampah- akan menjadi sebuah fondasi kekuasaan mereka. Belum lagi manusia berkemampuan khusus yang dipimpin oleh penguasa gila itu. Mereka memiliki pendapat, Kaisar Emporio Inferno adalah nabi yang harus diikuti. Mereka mengabdi padanya adalah sahabat nabi yang tak terbantahkan dan tak pernah salah. Kalian manusia biasa tak lebih sebagai budak bagi kami. Jadi layanilah kami manusia biasa yang rendahan.

Mustahil, manusia biasa seperti Sena mau mematuhi pemikiran gila macam itu. Sena tak bisa menerima makhluk seperti Lucy dan kawan-kawan yang memiliki pemikiran sesat. Lucy pun tak menerima diskriminasi sebelum Kaisar Emporio Inferno langsung menduduki Amerkia dengan menjadi presiden dan membantai semua manusia biasa.

Inilah kegilaan perang. Kau akan tahu kau benar atau salah. Ideologi yang kau percaya adalah diri sendiri. Bahkan, jika harus menjadi tuhan pun harus kau jalani. Menjadi malaikat pencabut nyawa atau hanya menjadi mayat yang tak berguna.

Di taman tempat Sena bertarung, hancur sehancurnya hingga tak berbentuk. Tak ada yang tersisa. Tanah yang awalnya datar berubah menjadi lubang bekas ledakkan peluru dan pukulan maha dahsyat.

Lucy yang mendapatkan celah dari Sena, Dia langsung mengangkat satu tangan dan energi mulai berpendar disekeliling tangannya, bercahaya ke hitaman. Itu adalah sebuah cahaya yang membuat manusia lupa siapa dirinya dan menerima luka yang cukup serius jika terkena.

Sena pun tak mau kalah. Basoka tiba-tiba keluar dari tangannya seolah-olah basoka itu dapat mengalahkan sinar tersebut. Sena hanya berpikir lebih baik mengurangi dampak serangan daripada dia harus lupa dan terluka cukup dalam di pertarungan ketiganya.

Lucy melepasakan ledakkan energi hitam putih ddari tanganyya. Begitu pula Sena dengan berani dia mengeluarkan serangan gila yang mampu melenyapkan hidupnya. Saat mereka berdua melepaskan tembakkan. Tiba-tiba dari arah yang tak terduga juga ledakkan yang lebih dahsyat. Jika dari lokasinya itu berada di tempat Sena dan Kaisar Emporio Inferno

BLEGOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM

BLEGOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM

WOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOSOH

Tak ada yang tahu apa yang terjadi setelah ledakkan itu. Satu hal yang pasti, ledakkan itu adalah awal mula cerita ini. Di masa depan akan ada ledakkan dan serangan yang lebih gila daripada bagian pembuka ini. Banyak hal ideologi dipertaruhkan. Manusia biasa dan manusia berkemampuan khusus terus bertarung sampai akhirnya Sena pingsan dengan penuh luka disana. Dia terlihat mengenaskan dan perlu pengobatan yang sangat intens. Namun yang aneh, jasad dari sang dewa kematian Emporio Inferno dan kelima manusia terpilih SAYAN tidak ditemukan dimanapun dia berada. Apa yang terjadi selanjutnya hanyalah manusia biasa melawan manusia berkemampuan khusus.