webnovel

Kau dan aku satu.

Diruang baca rumah Ahi Sasongko, dua buah kepala sedang berkonsentrasi mencerna informasi tentang cincin half heart. ...

Berbilang tahun lalu, disebuah benua dimana kekuatan adalah kekuasaan dan ahli pengobatan merupakan tulang punggung kekuasaan. Ada dua keluarga yang sangat berpengaruh. Mereka adalah Keluarga Kamandanu dan keluarga Aji Prakoso. Dikeluarga pertama memiliki seorang anak lelaki bernama Kamajaya sedangkan keluarga kedua memiliki seorang putri, Kamaratih namanya. Kamajaya tampan dan sangat sakti mandraguna, sedangkan Kamaratih ahli pengobatan,wajahnya jelita. Mereka tak saling mengenal, namun pada suatu ketika mereka saling bersaing memperebutkan satu benda angkasa yang jatuh ke bumi,benda itu berwarna biru bening dan mengeluarkan aura dingin berbentuk kabut putih tipis. Awalnya benda itu jatuh pada malam perayaan kedewasaan Kamajaya. Tuan muda dari keluarga Kamandanu itu begitu dielu elukan oleh anggota keluarganya. Jatuhnya benda itu di tanah kekuasaan keluarga Kamandanu sehingga mereka mengklaim kepemilikannya. Mereka menganggap peristiwa itu sebagai Rahmat dari Yang Kuasa. Kepala keluarga Aji Prakoso secar tiba tiba mengumumkan batu biru bening itu sebagai harta mereka, karena berada disebagian tanah mereka. Pertentangan tak terelakkan diantara kedua keluarga paling berkuasa tadi. Keadaan semakin memanas dengan hembusan kebencian yang mengompori dan berasal dari keluarga Taslim Adinegoro, sebuah keluarga yang mulai unjuk kekuasaan semenjak kepala keluarganya dipimpin oleh Wisesa Adinegoro. Keluarga ini bertujuan akan menghancurkan kedua keluarga tersebut, hingga hanya ada satu keluarga superior di benua itu. Keluarga Taslim Adinegoro. Terpicu oleh hasutan dua keluarga memutuskan untuk bertanding dengan hadiah batu angkasa biru tersebut. Satu demi satu ahli Kanuragan dari masing masing keluarga tampil. Saatnya sang tuan muda Kamajaya bertarung melawan putri keluarga Aji Prakoso, Kamaratih. Kamajaya jarang keluar rumah, ia lebih fokus bersemedi dan tak pernah ikut acara pemuda sebayanya. Kamaratih terlalu sibuk mengamati dan mengolah daun daun obat, sehingga ia pun sama saja dengan Kamajaya. Keduanya saling berhadapan. Kamajaya terpesona oleh keindahan yang ada didepan matanya.

" Cantik luar biasa " ia membatin benang benang asmara telah terulur pada nya. Wajah cantik jelita Kamaratih bersemburat merah, ia berhadapan dengan sesosok pemuda paling dirindukan oleh para gadis. Ia sering mendengar tentang pewaris dari keluarga Kamandanu ini, dari obrolan para pelayan serta beberapa orang teman di akademi herbal. Ia ternyata diluar perkiraan Kamaratih. Ia lebih dari apa yang ia bayangkan. Tiba tiba saja debaran jantungnya tak lagi normal, seolah olah benda pemicu jantungnya di starter lebih kuat. Deg ... deg... deg.... aliran darahnya lebih cepat dari biasanya. Wajah cantiknya bersemu merah.

" Kamu siap menghadapi aku?" suara bariton itu bertanya. Kamaratih membenahi perasaannya. Ia mencoba menyembunyikan perasaan asing yang baru pertama kali ia alami. Telah banyak pria yang terpesona olehnya dan berusaha menjadi pendampingnya bahkan beberapa lamaran telah diajukan ke kedua orang tuanya. Salah satunya adalah lamaran dari keluarga kerajaan benua Kristal untuk pangeran pertama. Pangeran pertama adalah seorang "prince charming" yang diidolakan oleh seluruh warga kerajaan dan hampir seluruh benua menghormatinya karena kemampuannya di olah Kanuragan dan juga pengobatan. Ia pun seorang pewaris tahta. Mengabaikan perasaan asing yang menyusup dibatinnya ia berkacak pinggang.

"Aku selalu siap untuk melawan seorang pecundang sepertimu" ucap Kamaratih mulai mengambil ancang ancang. Pertarungan kedua nya berlangsung sengit. Tak ada satupun dari mereka yang saling melukai lawan.

" Sudahi saja angan angan mu untuk memiliki Batu biru itu. Sudah jelas benda itu jatuh dihalaman rumah kami" kata Kamajaya, tubuhnya bergerak tak seperti apa yang ia inginkan. Ia selalu salah dalam melakukan gerakan menyerang, bahkan ia lupa merapalkan ajian delapan perisai iblisnya. Kulit perempuan itu terlalu cantik untuk ia lukai. Kamaratih mendengus kesal telah lebih dari tiga puluh jurus keluarganya ia gunakan tak satupun mampu menyentuh apalagi melukai pemuda lawannya.

" Kau yang seharusnya mencegah keluarga besarmu, batu itu berada juga di tanah keluarga Prakoso dan pastilah itu anugrah dari Yang Maha Agung demi kejayaan keluarga Prakoso" saat mereka beradu mulut tiba-tiba terdengar suara teriakan dari sebelah timur tempat mereka bertarung, bau darah merembak dan suara tawa seperti kuda meringkik membuat keduanya menoleh. Ada suatu mahluk yang fantastis kemunculannya!. Iblis itu berwarna hijau seluruh tubuhnya berlendir memiliki lima tantakel yang saat itu dimasing-masing tentakel menggenggam para korban keganasannya, enam pasang mata merah saga melotot memindai semua manusia yang ada disana. Gigi laksana gergaji muncul diantara seringainya".

" Lari...mundur kalian semua!!!"perintah itu secara berbarengan keluar dari mulut kedua pewaris keluarga ternama benua Kristal. Keduanya menoleh satu dengan yang lain lalu seperti telah bersepakat keduanya menerjang mahluk itu.

" Heeeiii... kalian! menerjangkuuuu" suara geraman keluar dari mulut mahluk itu. " Ia bicara" Kamajaya mengirim telepati ke Kamaratih.

" Kau membunuh banyak orang yang tak bersalah!" tegur Kamaratih. Mahluk itu meringkik, lendir ditubuhnya terciprat keorang yang berada didekatnya, tiba tiba saja orang tersebut diselubungi asap hitam dan menggeram

" Groooaaa!!!... hormat hamba untuk sang Digdaya". teriak mahluk tersebut. Teriakan dan ringkikan bersahutan di lokasi itu. Dari kedua keluarga ternama ada tiga perempat yang berubah menjadi mahluk menyeramkan.

" Ha ...ha...ha... ayo kemarilah kekasihku." kata kata itu terlontar dari mahluk menjijikan tersebut. Dari arah Utara berbondong bondong muncul mahluk lainnya dipimpin oleh seorang perempuan bertubuh sexy. Wajah dan tubuh perempuan itu cantik sekali, namun cara berpakaiannya vulgar.

" Sarwenda...kekasihku, kemari sayang...lihat ada dua mangsa yang akan menjadi pengikut setia kita" keenam pasang mata berwarna merah dikedipkan pada perempuan yang baru muncul itu.

" Ho...ho...ho... pangeran pertama sungguh luar biasa. Penampilan barumu pun mempesona. Mari sayangku, kita habisi mereka berdua dan kita jadikan budak!!!!". Sarwenda adalah anak tunggal dari Taslim Adinegoro.

" Kau... pangeran pertama?" Tak percaya Kamaratih mengamati mahluk itu.

" Iya, kamu terpesona olehku kan! Olah Kanuragan ku telah mencapai tahap tak terkalahkan, Sarwenda, terima kasih. Kau telah menyempurnakan ilmuku dengan ramuan ajaib dari bongkahan batu hitam yang tersebar dibelakang istana. Kau calon permaisuri, dan gadis itu...akan menjadi selirku" Tubuh tambun itu bergoyang goyang saat ia tertawa.

" Jangan bermimpi kau... gadis itu tidak akan menjadi istri siapapun kecuali istriku" suara Kamajaya menggelegar meningkahi suara tawa mahluk itu.

Kamaratih membelalakkan mata jelitanya. Pipinya memerah karena ia tak menyangka Kamajaya bisa mengucapkan kalimat seperti itu.

" Hei, cowoq rese urusan kita belum selesai. Siapa pula yang akan menjadi istrimu!" sembur Kamaratih pada lelaki itu.

" Jadi... kau tolak aku dalam hitungan detik... luar biasa. Kalau begitu hadapi saja dua iblis itu dan jadi salah satu dari mereka" Kamajaya tak mau kalah.

" Ho ho ho, benar sekali"

" Groooaaa.!!!" tiba tiba saja Sarwenda menggeram. Tubuhnya menghilang digantikan tubuh berwarna hijau berlendir, enam pasang mata merah, lima tentakel dan gigi gigi tajam bak gergaji.

" Aku selama ini memendam rindu padamu Kamajaya. Kau terlalu sombong dengan menolak cintaku. Aku bisa mendapatkan lelaki tampan selain dirimu. Pasanganku adalah pangeran pertama, lelaki kaya, tampan, bertalenta Kanuragan yang digdaya, berkuasa dan... tentu saja sangat mencintaiku" mahluk hijau tersebut berpelukan dihadapan mereka berdua.

" Sialan! lawan kita kali ini pasangan mesum!" teriak Kamajaya kearah Kamaratih, gadis itu menatapnya dengan sewot.

" Hei... otakmu dipantat ya. Sekarang bukan saatnya melawak bodoh!"

" Dengar Kamaratih musuh berlendir, lihat apa yang terjadi pada keluarga kita setelah terkena lendir mereka. Aku tak pernah ingin menjadi mahluk menjijikkan seperti itu. Meski kedigdayaan dan kekuasaan akan menjadi milikku. Kita harus pergi dari sini mengatur rencana untuk mengalahkan mereka" Kamajaya mengirim telepati lagi. Kamaratih mendengus kesal namun ia mengakui apa yang diucapkan Kamajaya benar.

Next chapter