6 |6|. Menjadi Istri Resmi Pangeran Sun

Sun ho Chyou sedang berdiam di ruang kerja nya. Ia menikmati waktu luangnya dengan setumpuk buku bacaan tebal. Tapi siapapun yang melihat hal ini, jelas sekali tau kalau pria itu sebenarnya sedang menekan dirinya dengan sangat keras untuk membaca dan berpikir. Untuk membaca dan menerawang. Untuk membaca dan memahami.

Ia sudah menghabiskan seharian penuh di dalam sana dan menyelesaikan empat buku tebal yang sudah habis dilahapnya. Selama itu, ia tidak makan dan minum sama sekali. Seakan ia terlupa dengan dunia sekitar, bahkan juga tubuhnya sendiri.

Tapi tidak dengan kewaspadaan nya yang selalu bekerja cukup baik.

Dan sekali lagi, ia baru saja menutup satu buku tebal yang baru saja dibacanya, dengan keanggunan dari gerakan tangannya yang sempurna, hal itu cukup untuk menaklukkan gaya pelajar manapun. Cara duduk nya yang tegak dan sepasang matanya yang sefokus elang menangkap mangsa, mendadak menatap lurus ke depan.

Tuk!

Ia mengetuk kan jemarinya ke meja seakan menghitung waktu.

Tuk!

Ia tau seseorang sudah datang mendekat.

Tuk!

Seseorang itu sudah melangkah ke depan pintu.

Mata obsidian nya pun dengan cepat berpaling kearah kepintu. Seseorang yang berada di balik sana, tercekat sesaat sebelum menggapai gagang pintu untuk membukanya. Ia dapat merasakan aura dingin yang menekan dari dalam. Tuan nya pasti sudah mengetahui kedatangannya.

Ketika ia membuka pintu, seperti panah dingin yang menusuk tepat ke matanya. Tenggorokan nya tercekat, mata tuannya bahkan lebih menakutkan dari panah yang mematikan. Walau sudah bekerja sejak lama, ia masih tidak terbiasa dengan aura dingin tuannya yang membunuh.

"Tuan!" Qi Changyi memberi busur hormat pada tuannya. Terkadang ia menyapa tuannya dengan sebutan 'Yang mulia' karena merupakan seorang pangeran atau terkadang ia menyapa dengan 'Tuan' seperti tadi, karena merupakan tuannya. Sekilas ia melirik pada tumpukan buku yang baru saja di baca tuannya keseharian ini, jelas sekali itu adalah bagian dari cara tuan nya untuk melampiaskan rasa ketidakbahagiaan nya.

Tuan nya sungguh bijak!

"En"

Dan seperti itu, Qi changyi siap untuk melaporkan apa yang sudah di selidiki nya keseharian ini.

"Subjek ini melapor kepada Yang mulia, gadis yang sudah diputuskan oleh kaisar, subjek ini tidak melihatnya dengan jelas seperti apa rupanya. Karena gadis itu terus menekuk kan wajahnya ke bumi, seakan ia berusaha keras menghindari tatapan orang-orang kerahnya"

"Apakah ia sangat jelek sampai bertingkah sekonyol itu?" Kaisar sepertinya sudah memilih dengan sangat baik. Mengenang hal itu, kilat kebencian membara di pelupuk mata nya yang bengis.

Qi changyi yang sekilas melihat hal itu, meneguk liur pahit.

"Lanjutkan!"

"Dan berdasarkan dari pengamatan subjek ini, gadis itu memiliki pertahanan yang rendah dan sangat mudah di tindas"

Di samping jelek, Kaisar juga memilih jenis yang sempurna. Sangat bagus!

"Hem?"

"Dan dia baru saja di pulangkan ke kediaman nya. Setelah subjek ini menyelidiki latar belakang nya, bagian ini sedikit rumit. Gadis itu di adopsi sebagai cucu oleh seorang wanita tua dan dari mana asal usulnya, subjek ini belum jelas" Untuk pertama kalinya ia merasa laporannya sedikit mengecewakan. Hal itu sudah sangat jelas dari mata gelap tuannya yang bersinar penuh ketidakpuasan.

"Selidiki itu lebih lanjut dan segera laporkan kepada ku"

"Subjek ini segera menyelidiki nya lebih lanjut"

"Lalu bagaimana dengan paviliun bisnis?"

Tuannya di samping cukup gesit di bidang kemiliteran, tapi juga sangat cerdas dalam dunia bisnis. Ini adalah bakat rahasia tuannya yang kaisar saja tidak mengetahui nya. Tuan nya sengaja merahasiakan semua ini, karena tuan nya sedang berusaha keras untuk menyiapkan sesuatu yang besar.

Tuan nya tidak mau pergerakan nya ini dengan cepat di ketahui publik!

"Masih dalam tahap penyelesaian. Kemungkinan dalam dua hari, proses konstruksi akan segera selesai"

"Em" Kali ini tuannya melambaikan tangan kearahnya, pertanda membolehkannya pergi.

Qi changyi memberi busur hormat lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Tinggallah pria itu seorang diri di ruang kerjanya. Bibir merah keunguan nya yang dingin memiliki kurva yang rumit, seperti senyuman mengejek.

'Lelucon besar akan segera datang! Saudara kaisar, mari kita bermain dan lihat siapa yang akan menjadi lelucon pada akhirnya'

___

Chrysant sudah kembali pulang kekediaman wanita tua itu. Menemukan keadaannya yang sangat tidak baik.

Mata wanita tua itu bengkak dan merah, wajahnya pun jauh lebih kurus dari sebelumnya. Ia tampak begitu menyedihkan. 'Mungkinkah ia terus menangis dan tidak makan dengan baik selama aku pergi?' Batin Chrysant. Ia akan sangat merasa bersalah jika hal itu sungguh karena dirinya.

Ketika malam tiba, mereka kembali beraktivitas seperti biasa seperti tidak ada yang terjadi. Wanita tua itu sudah memasak sepiring tumis kacang panjang dan ia membuat sepiring luffa orak-arik telur. Lalu mereka makan bersama seperti keluarga kecil yang bahagia.

Tiba-tiba Chrysant teringat dengan cucian nya yang terbengkalai begitu saja di danau ketika datang orang kekaisaran yang membawanya pergi. Untuk mereka orang kaya, sepotong pakaian tidak ada apa-apanya, tapi untuk mereka yang miskin itu sangat berharga. Mengenai ini, Chrysant merasa sangat bersalah.

"Nenek, cucu ini minta maaf karena sudah menghilangkan beberapa pakaian"

Wanita tua itu segera menghentikan makan nya. Mata tua nya tersenyum tertekan. Ia berpikir, sepotong pakaian mungkin berharga tapi tidak lebih berharga dari pada cucunya.

"Sudah, yang terpenting cucu tidak apa-apa" Katanya, tersenyum lembut.

Chrysant selalu merasa damai melihat senyum lembut wanita tua itu. Makanya sejak awal pertemuan mereka, ia tidak begitu menghindari wanita tua ini. Karena dari senyumannya saja, ia tau wanita tua ini adalah seseorang yang baik dan murah hati.

"Cucu, ceritakan pada nenek. Untuk apa kau di bawa ke istana?"

Chrysant masih belum siap untuk menceritakan apa yang terjadi. Tapi bagaimanapun juga, ia harus memberitahukan wanita tua ini segera.

"Kaisar memberikan sebuah dekrit pada cucu ini"

"Apa itu?"

"Cucu ini-- dianugerahi sebuah pernikahan oleh kaisar. Cucu ini akan menikah dengan paman kekaisaran, Pangeran Sun dan akan menjadi istri resminya"

Membayangkan kata 'paman' Chrysant langsung memikirkan itu adalah seorang pria yang berumur, yang sudah memiliki beberapa orang anak dan tentunya berkeluarga. Apalagi di era kuno ini, mereka para pria dapat memiliki sejumlah selir di samping istri resmi. Atau mungkin sudah memiliki beberapa budak untuk dijadikan selir, meskipun belum menikah.

Dalam kasus pangeran Sun pasti adalah di poin terakhir. Memiliki beberapa selir atau budak tapi belum menikah. Kalau tidak, mana mungkin ia akan menjadi istri resminya?

Dia masih begitu muda tapi harus berakhir di pria yang sangat tua? Ini menyedihkan!

"Istri resminya pangeran Sun?"

Wanita tua itu sangat terkejut. Dari yang beredar, pangeran Sun adalah pangeran tampan yang sama sekali tidak menaruh minat pada gadis. Bahkan baru-baru ini beredar kentang hangat tentang nya yang menyukai sejenis.

Apa maksud kaisar dengan semua ini? Apakah Chrysant akan di jadikan bidak catur nya?

Ini tidak baik!

"Nenek, cucu ini tidak mau menikah. Cucu ini hanya ingin bersama nenek" Keluh Chrysant, tampak sangat malang.

Mendengar ini, si wanita tua sangat sedih. Cucunya yang dulu juga menolak menjadi selir kaisar dan berakhir tragis di istana harem. Sekarang cucu angkatnya juga bernasib sama tapi bedanya Chrysant akan menjadi istri resmi dari seorang pangeran, bukan selir.

Walau tingkatan nya berbeda, tapi apa Chrysant cukup kuat menerima nya?

"Cucu, apapun yang terjadi cucu harus terus bertahan. Terus hidup dan jangan menyerah, cucu mengerti?"

Jika menjadi orang besar, maka rintangan pun akan lebih besar. Chrysant adalah gadis pendiam yang sukar berinteraksi sosial. Wanita tua itu sangat mengkhawatirkan masa depannya kelak.

Akankah gadis itu akan cukup mampu menyesuaikan diri dengan posisinya nanti?

"Cucu ini akan berjuang, nenek jangan khawatir. Jika nanti cucu ini pergi, cucu ini pasti akan berusaha menemukan cara untuk bertemu nenek"

Chrysant berpikir, ia tidak mungkin terus mengeluh untuk menolak dekrit itu. Sekeras apapun ia menolak, ia tidak punya kuasa apa-apa untuk menentang nya. Daripada membuat wanita tua itu menjadi khawatir dan tertekan, akan lebih baik jika berusaha untuk terlihat tegar.

"Apa kau yakin?" Jika Chrysant tidak yakin, maka ia akan mempertemukan nyawanya untuk membawa gadis itu pergi ke tempat jauh bahkan meninggalkan negeri ini jika perlu.

"Aku yakin!" Tegas Chrysant, sambil menggenggam tangan wanita tua itu untuk menyakinkan nya.

___

avataravatar
Next chapter