12 |12|. Secuil Kisah Perseteruan Harem Kekaisaran

Jauh di istana kekaisaran, kaisar Yongsheng tampak berjalan dengan bahagia. Di lorong istana yang sunyi, dengan setitik rembulan yang menemani. Hingga seseorang datang, bak salju yang turun dari langit, muncul di balik kegelapan malam dan lorong.

Wanita dengan gaun putih seperti kapas, berpadu jubah berbulu putih hangat yang membungkus tubuh ramping nya dalam keanggunan yang nyaris menjerat rembulan untuk berteduh di wajahnya yang gemilang.

Kaisar Yongsheng yang saat ini dalam perasaan yang baik, semakin sempurna dengan keindahan di depan sana.

"Selir tercinta.." Suara lembutnya yang bermartabat, meretas kesunyian malam.

Keanggunan di depan sana tersenyum tenang, dengan sopan membungkuk. Begitupula dengan seseorang di belakangnya yang baru saja terlihat, seperti baru saja terlepas dari bayang bayang.

"Selir ini menyapa yang mulia, segala kesehatan dan kemegahan beribu-ribu tahun untuk yang mulia" Perkataannya mengalir seperti rintik-rintik embun yang jatuh ke bumi, sangat jernih dan memukau.

"Yang rendah ini memberi hormat pada yang mulia" Lanjut si pelayan dibelakangnya.

Mengacuhkan si bayang-bayang yang tertelan oleh gelapnya malam, kaisar hanya fokus pada keindahan yang ada di depannya. "He he he, selir tercinta berapa kali aku harus memberitahu mu? Tidak perlu begitu sopan dengan ku"

Mendengar nada suara kaisar yang tampak sangat bahagia. Wanita itupun mampu menebak asal dari mana, di balik semua emosi baik itu.

"Selir ini tidak berani! Yang mulia jangan menekan ku" Suara itu begitu lembut dan memanjakan telinga, rona pipinya bertindak seperti bunga mekar yang malu. Lelaki apa yang tidak tergoda dengan keindahan itu?

"Selir tercinta..kau semakin pandai bermain!" Dengan sangat senang kaisar mencubit hidung cantik si wanita yang kemudian pipinya kian bersemu merah.

"Yang mulia, sepertinya anda sangat bahagia, berbagilah dengan selir ini"

"Ini sudah larut, kenapa anda masih berkeliaran, hem?" Tanya kaisar, sembari mencubit dagu wanita itu. Kalimatnya terdengar mengancam, tapi nada main-main jelas ada di sana.

"Selir inj merindukan yang mulia, mengetahui anda sedang berjalan seorang diri di sini, karenanya aku segera datang untuk menemani anda. Apa yang mulia tidak senang dengan kecerobohan selir ini?" Mata hitamnya yang bulat, berbinar bak bintang yang ketakutan di telan kegelapan malam. Hal itu semakin membuat seseorang terjerat dan hanyut dalam jurang keindahan yang murni.

"Beritahu aku dengan cara apa aku harus menghukum mu?"

Mata yang bersinar ketakutan itu, menatap polos pada serigala besar yang mulai lapar. Melihat pemandangan ini, bagaimana seseorang dapat begitu kasar merusak keindahannya?

"Bagaimana dengan sebuah ciuman?"

Kilatan mata yang menggoda berhasil membuat salju di depan sana meleleh. Melihat keganjilan itu, si pelayan yang merupakan bayang-bayang di antara mereka sedari tadi, memilih untuk melangkah mundur dan menjauh.

Lalu bersembunyi dibalik tembok untuk tidak menggangu sepasang kekasih di sana.

Dan setelahnya, sepasang kekasih itu berciuman dalam keheningan malam bersama sinar rembulan yang bersimbah di keduanya. Menampilkan pemandangan yang mampu membuat alam iri dan menghindar untuk mengusik.

Lin Fang Yin, adalah salah seorang selir resmi yang berada di tingkat keempat setelah guifei[1]. Ia masih sangat muda dan cantik seperti bunga mekar. Meski belum melahirkan putra ataupun putri, ia merupakan salah satu dari selir yang paling dicintai kaisar dan yang paling dimanjakan.

Karenanya hampir keseluruhan penghuni harem, membenci dirinya dan sudah berusaha keras untuk menyakitinya beberapa kali. Tapi siapa yang tau gadis lembut yang lemah seperti kapas dalam air adalah teratai cantik yang mengapung di permukaan air yang tenang.

Sangat sulit untuk menyakitinya, bahkan beberapa kali mereka tertangkap basah oleh kaisar karena kecerdikan nya si bai lianhua[2].

"Aku merasa sangat bahagia, bagaimana jika anda menemani ku malam ini dan aku akan berbagi dengan anda?"

Mengetahui tujuannya sudah tercapai untuk menjerat kaisar malam ini ke sisinya, Lin fang yin merasa sangat bahagia. Tapi semua itu terbungkus halus dalam keanggunan nya yang cemerlang.

"Tentu saja, suatu kesenangan bagi selir ini menemani anda yang mulia"

Di sisi lain, di balik lorong yang gelap. Ada sepasang mata yang memandang kesal pada sepasang kekasih di sana. Ia menggertak kan giginya dengan tangan terkepal kuat, kukunya kukunya menggali jauh kedalam daging dan buku jarinya sudah memutih.

"Mari kita pergi!" Perintah nya pada si pelayan yang menemaninya. Mereka sudah datang terlambat, kaisar sudah terjerat lebih dulu oleh sit teratai putih, apa yang bisa di buatnya?

Ia tak lain adalah Mu Tao an, seorang guifei, yang berada di Posisi satu atas lebih tinggi dari si teratai putih. Tapi kian hari ia merasa kian terancam . Memikirkan posisinya yang sangat susah di dapat, setelah berjuang keras memanjat beberapa anak tangga penuh darah dan luka. Mengetahui sewaktu-waktu, seseorang bisa saja datang dan mendorong nya jatuh hingga ke dasar, bagaimana ia bisa tenang?

Akar pohon itu belum cukup kuat. Bukan hal yang tidak mungkin jika itu terjadi.

Ia sudah bersusah-payah memanjat status sosial ini sejak lama, peduli apa dengan si teratai putih.

'Aku Mu tao an, tidak akan membiarkan siapapun dengan mudah mencuri posisi ku!'

Begitulah sekilas gambaran dari perseteruan antar anggota harem yang kejam dan mengerikan. Tempat di mana segerombolan serigala betina bertindak buas dan saling menghabisi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan--

Tangga sosial yang lebih tinggi!

Gelar, kemegahan dan kemuliaan yang di dambakan banyak orang.

___

[1]= guifei, adalah selir resmi tinggi/noble consort. Hanya ada dua dalam istana dan biasanya selir yang memiliki posisi ini sudah melahirkan setidaknya satu orang putri untuk kaisar. Dibawah guifei adalah fei, ini adalah selir resmi/consort. Posisi ini diperoleh jika kaisar menyukai mereka. Biasanya selir ini adalah yang sering didatangi kaisar.

[2]= bai lianhua, teratai putih. Ini seperti kiasan untuk menyebutkan seorang wanita yang bermuka dua.

avataravatar
Next chapter