webnovel

NAURA,KAMU GILA YA?

"aku harus cepat-cepat kasih tau Rani dan juga ayah sama ibu." ucap Bima dengan kegirangan.

saat sampai rumah Bima langsung berteriak memanggil ayah sama ibunya.

"ayah...,ibu..." teriak Bima.

Sarah dan Ardiansyah yang mendengar Bima berteriak langsung keluar menemui Bima si ruang tamu.

"ada apa Bima..." tanya Ardiansyah khawatir.

"iya sayang ada apa..." tanya Sarah kepada putranya itu.

"BIMA DI TERIMA KERJA..." teriak Bima dengan kegirangan.

"Alhamdulillah..." ucap Sarah dan Ardiansyah.

mereka bertiga pun saling pelukan, menyalurkan rasa bahagia itu. sedikit demi sedikit masalah utang mereka akan terselesaikan.

gaji di perusahaan Frandika grup bisa melunasi hutang-hutang keluar Bima.

"kamu udah kasih tau Rani belum." tanya Sarah.

pelukan mereka bertiga langsung terlepas saat Sarah menanyakan itu barusan.

"astaga..., Bima lupa kasih tau Rani..." ucap Bima.

Bima langsung mengambil handphonenya di dalam saku jas dan langsung menelepon Rani.

tapi handphonenya Rani tidak aktif sehingga membuat Bima menjadi khawatir dan kecewa.

"kenapa nak..." tanya Sarah saat melihat wajah Bima yang kecewa.

"handphonenya Rani gak aktif." kata Bima.

"jelas lah dia gak aktif handphonenya,orang dia lagi sama orang tuanya. dia itu gak mau kamu telepon dia takut hubungan kalian ketahuan dan mam sama papanya marah." kata Ardiansyah dengan nada yang gak suka.

"ayah..., jangan ngomong gitu." ucap Sarah.

"ayah benar..., seharusnya Bima tau kalo Bima masih belum bisa ambil hatinya orang tua Rani." ucap Bima dengan wajah yang kecewa.

"Bima....,kamu jangan mikir gitu dong." kata Sarah yang berusaha untuk membuat putranya positif thinking.

"Bima ke kamar dulu ya." ucap Bima.

setelah itu Bima langsung ke kamarnya untuk menenangkan pikiran yang lagi kalut itu.

"ayah sih...,kalo ngomong itu jangan pedes-pedes." omel Sarah kepada Ardiansyah.

"ya maaf...,ayah kan hanya menyampaikan apa yang ada di pikiran ayah." ucap Ardiansyah membela dirinya.

"ck...,udah lah." ucap Sarah.

Sarah langsung pergi kedapur untuk membersihkan meja makan dan mencuci piring-piring mereka makan tadi.

sedangkan Bima di dalam kamar langsung melepaskan jam tangan,jas, sepatu dan kaos kaki,tidak lupa juga Bima menggulung lengan baju kemejanya.

"olahraga jantung aku malam ini." ucap Bima.

setelah itu Bima langsung mengambil handphonenya lagi, lalu dia menelpon Joni untuk kasih tau kabar gembira ini.

saat Bima mencoba untuk menelpon Joni, ternyata handphonenya Joni juga tidak aktif sehingga membuat Bima kesal kepada Joni.

"ada apa sih sebenarnya..., kenapa malam ini handphone semua orang gak aktif." ucap Bima dengan kesal.

Bima pun langsung mengirimkan pesan kepada Rani, memberitahukan Rani kalo dia benar-benar di terima kerja.

"lebih baik aku tidur saja..., ngantuk juga." ucap Bima.

Bima pun langsung tidur menyelami alam mimpinya,wajah Bima yang begitu tenang saat tidur itu lah yang membuat Naura semangkin tertarik dengan Bima.

sedangkan Naura dia lagi bersama ibunya di dalam kamar Naura.

"Naura..., laki-laki itu kamu temukan dimana." tanya Nagita.

"Naura menemukan dia di bar..., karena Naura tertarik jadi Naura langsung bawa dia." ucap Naura dengan enteng kepada ibunya itu.

"terus...,kamu apakan dia." tanya Nagita lagi.

"ya seperti biasa." ucap Naura sambil memakan cemilan nya.

"dasar ya kamu..." ucap Nagita dengan senyum di wajahnya.

Nagita emang tau kelakuan anaknya,dia juga bahkan tau kalo putrinya itu sudah tidak lagi perawan saat dia SMP kelas 8.

bukannya marah Nagita malah bangga dengan Naura, menurutnya Naura hebat bisa membeli laki-laki dan berkuasa dengan diri laki-laki itu.

"mom..." panggil Naura sehingga membuat Nagita melihat kearah Naura.

"yes..." jawab Nagita.

"Bima itu ternyata masih perjaka...,hanya Naura orang yang pertama mencobanya. rasanya Naura bangga karena menjadi yang pertama." ucap Naura dengan kegirangan.

"iya kah..., selamat ya kamu nak." kata Nagita yang di akhiri dengan tawa.

"tapi dia menolak Naura mom..." ucap Naura dengan kesal.

"Wow keren...,ini tantangan buat kamu sayang." ucap Nagita.

"iya sih...,tapi Naura gak suka penolakan." ucap Naura.

"iya tau..., makanya mom bilang ini tantangan." kata Nagita dengan senyum yang penuh arti.

"mom..." panggil Naura lagi.

"apa sayang..." jawab Nagita dengan lembut.

"sebenarnya Naura ingin menjadikan dia peliharaan Naura." kata Naura sehingga membuat Nagita kaget.

"Naura...,kamu gila ya. sudah cukup Kelvin yang kamu jadikan budak dan sekarang dia menjadi gila karena kamu." ucap Nagita yang tidak setuju dengan apa yang anaknya rencanakan.

"ya Naura gak perduli...,dia yang gilanya bukan Naura." ucap Naura dengan enteng.

"Naura...,Bima itu tampan. dia juga manusia, jangan kamu hancurkan kehidupannya." kata Nagita berusaha untuk membuat Naura luluh.

"gak..., Naura mau dia jadi milik Naura." ucap Naura dengan tegas.

"kalo kamu ingin dia jadi milik kamu. ya kamu pacaran sama dia." kata Nagita dengan cepat.

"gak mom..., Dion yang satu-satunya. tidak ada orang lain." kata Naura yang tidak setuju dengan ibunya itu.

"ya udah..., lepaskan Bima." ucap Nagita lagi.

"gak..., pokonya Bima harus jadi peliharaan aku. lagian sudah lama juga aku tidak memelihara manusia." ucap Naura bak iblis.

"astaga...,ini anak sepertinya kumat lagi." ucap Nagita dalam hati.

"ya udah sama mom keluar..., Naura mau istirahat." ucap Naura dengan cepat.

"iya-iya..." kata Nagita.

setelah itu Nagita langsung keluar dari kamar Naura dan dia baru sadar jika Bima menjadi peliharaan Naura maka dia juga akan bisa mencicipi Bima.

"gak ada ruginya juga Naura ingin menjadikan Bima peliharaannya. semoga saja Bima bisa tahan dan gak jadi gila seperti Kelvin laki-laki pertama yang menjadi budak anak stress itu." ucap Nagita.

"siapa yang stres..." kata Frandika sehingga membuat Nagita kaget.

"Dady..., ngagetin aja." ucap Nagita yang kaget dengan kehadiran Frandika.

"siapa yang stres..." tanya Frandika lagi.

"gak ada..." ucap Nagita.

"ck...,ya udah ayo sini ikut aku." kata Frandika yang langsung menarik tangan Nagita.

"mulai lagi deh..." ucap Nagita dalam hatinya.

sedangkan Naura di dalam kamarnya terus saja memandang wajah Bima yang tampan,dia tidak berhenti-henti kagum dengan wajah Bima yang begitu membuat dia terpesona.

rasanya Naura segera ingin cepat-cepat bisa memiliki Bima dengan utuhnya,tanpa seorang pun yang bisa mengambil Bima darinya. kecuali dia sudah tidak mau lagi Bima berada di sisinya.

"Bima...,kamu membuat aku tertarik. aku harap kamu tidak mengecewakan aku, sepertinya kamu akan lebih sulit untuk di taklukan dari Kelvin dulu." ucap Naura dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

saat Naura lagi asik-asiknya memandang wajah Bima, tiba-tiba handphonenya berdering dan langsung membuat Naura mengalihkan perhatiannya.

ternyata yang menelpon adalah Dion,dengan cepat Naura mengangkat telponnya.

"hallo..., kenapa sayang." tanya Naura dengan cepat.

"maaf mengganggu waktu mu Naura...,tapi aku hanya mau kasih tau kalo besok aku akan ke Malaysia karena ada proyek yang harus aku selesaikan di sana." ucap Dion.

"loh kok baru kasih tau sekarang..." tanya Naura dengan serius.

"maaf sayang...,aku baru dapat email nya juga malam ini." ucap Dion.

"berangkat besok jam berapa." tanya Naura.

"jam lima pagi..." ucap Dion.

"aku ikut antar kamu kebandara." kata Naura.

"gak usah." kata Dion.

"loh kenapa..."

bersambung....

Next chapter