webnovel

Awal Pertemuan (6)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Tidak mudah bagi Li Lisha menunggu kedatangan Mu Jinchen kembali dari luar negeri. Dan tidak mudah baginya melewati berbagai macam hal untuk menemui kakak perempuan dari pria itu. Akhirnya, kini dia memenangkan kesempatan untuk bertemu dengannya, jadi bagaimana mungkin dia melepaskannya begitu saja.

"Tidak tidak. Aku tidak mau pergi. Sifat kita tidak cocok katamu? Baiklah, aku akan merubahnya, oke? Kamu suka yang bagaimana?"

Jing Wushuang lagi-lagi hampir saja tersedak karena kopi hitamnya. Dia benar-benar ingin mengabaikan apa yang sedang terjadi, tapi tiap kali wanita itu mengatakan A, pria itu juga akan membalasnya dengan perkataan B. Kalau bukan karena benar-benar menyukai pria itu, semua yang telah dikatakan Mu Jinchen seharusnya sudah menjadi alasan bagi Li Lisha untuk pergi. Entah kenapa wanita itu masih tidak memahaminya.

"Nona Li, seberapa besar kamu merubah sifatmu aku tetap tidak menyukaimu!" bantah Mu Jinchen. Awalnya dia ingin bersikap untuk tidak terlalu menyakitinya demi kakak perempuannya dan ayah dari wanita itu. Dia ingin memberikan kesempatan untuk Li Lisha agar pergi dengan sopan. Jika pada akhirnya seperti ini, maka semuanya menjadi sia-sia.

Mu Jinchen sangat tidak menyukai wanita yang bersusah payah menyelamatkan cintanya, meskipun parasnya cantik atau tidak. Dia terlihat tidak sengaja melirik ke arah Jing Wushuang. Menurutnya, yang paling penting dari seorang wanita adalah percaya diri dan bagaimana mereka mengendalikan emosi mereka.

Li Lisha tampaknya baru menyadari kini cintanya telah gagal. "Maaf, Jinchen, aku minta maaf. Biasanya aku tidak seperti ini. Aku keterlaluan. Aku…"

"Aku tidak mempermasalahkannya. Hari ini kita sampai di sini saja," balas Mu Jinchen. Nada suaranya terdengar jauh lebih sabar dan enak didengar dibandingkan dengan sebelumnya. 

Chen Qidong yang sudah berada disisi Mu Jinchen selama 10 tahun. Saat mendengar nada bicaranya yang seperti ini, dia sedikit tidak memahaminya. Meskipun begitu, dia sekali lagi mempersilakan Li Lisha untuk pergi, "Nona Li, ayo."

Bagaimana mungkin wanita ini bisa cocok dengan Tuan Mu. Bahkan Tuan Mu saja tidak memandangnya. Penilaian majikan perempuan kepada wanita ini pun juga benar-benar semakin lama semakin buruk, batin Chen Qidong.

Li Lisha tidak memandang Chen Qidong. Dia justru kembali ke menampilkan sosok yang menawan dan beretika dengan suara yang sangat halus dan lembut, "Aku tidak akan kembali. Tidak mudah bagiku untuk menunggumu. Jinchen, kamu hari ini menyetujui untuk menemuiku, bukankah itu mewakili kalau kita masih ada kesempatan?"

Tatapan cinta yang meluap-luap tersirat dari sepasang mata Li Lisha. Dia mencintai pria di depan matanya ini selama bertahun-tahun dan merindukannya pula selama bertahun-tahun. Perasaan cinta seperti ini sudah berubah seperti sebuah obsesi tersendiri baginya. Dia hanya tidak bisa mendengar penolakan yang terlontar dari pria yang dicintainya selama ini.

"Nona Li, sebentar lagi paman masih ada rapat yang harus dihadiri. Bagaimana kalau saya mengantar Anda pulang terlebih dahulu?" kata Mu Yuhao. 

Mu Yuhao sudah sangat hafal dengan temperamen pamannya satu ini. Jika Li Lisha terus menerus begini, hal tersebut hanya akan membuat pamannya semakin jengkel. Mu Jinchen adalah seorang pria yang dewasa dan bisa mengendalikan emosinya, dia bukanlah orang yang mudah marah. Tapi wanita ini benar-benar telah membuat pamannya marah dan takutnya itu tidak akan berakhir. Lagi pula, wanita ini juga merupakan orang yang memiliki status yang baik.

Lagi-lagi, Mu Yuhao terpaksa mencari cara untuk membuat Li Lisha mundur. Mu Jinchen baru saja kembali dari luar negeri, lalu ibunya menyuruhnya untuk pergi kencan buta dan lagi dengan pasangan yang tidak masuk akal. Di kalangan wanita-wanita terkenal, siapa yang tidak mengetahui kalau Nona Li tergila-gila pada pamannya selama bertahun-tahun. Tidak sedikit wanita juga yang pernah diancam olehnya, bahkan dipukul olehnya. Sementara pamannya telah menahan emosinya sangat lama. Dia merasa kalau pamannya ini benar-benar sangat memesona.

"Jinchen…" ucap Li Lisha sekali lagi. Sama seperti sikapnya kepada Chen Qidong, dia juga tidak memedulikan Mu Yuhao. Sepasang matanya yang indah menatap Mu Jinchen, menunggunya untuk kembali membuka suara.

Mata Mu Jinchen yang awalnya setengah menyipit kini terbuka. Dia perlahan berdiri dari kursinya dan meregangkan tubuhnya, dia juga melepaskan semua emosi yang sedari tadi ditahan olehnya. Matanya, yang tampak sedalam lautan itu tidak menatap Li Lisha melainkan justru menatap Jing Wushuang selama beberapa saat. Tiba-tiba dia berkata, "Permisi… Nona Li, seharusnya kamu belajar bagaimana menjadi seorang wanita. Dan lagi, ke depannya tolong jangan buat aku untuk bertemu denganmu. Meskipun sudah pasti tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi, tapi aku lebih terbiasa dipanggil 'Tuan Mu' oleh orang asing."

Hanya ada satu wanita yang boleh memanggil namaku secara langsung, kata Mu Jinchen dalam hati.

Next chapter