webnovel

Awal Pertemuan (4)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Jing Wushuang yang melihat Mu Yuhao sedang melamun, akhirnya berkata sekali lagi, "Aku bilang, kalau Anda tidak ada urusan apa-apa, saya akan pergi."

"Tidak, tidak. Aku ada urusan. Sarapanku saja baru datang. Tunggu aku menyelesaikan sarapanku baru aku membicarakannya denganmu," kata Mu Yuhao. Seusai bicara, dia langsung melahap sesendok demi sesendok makanan manis yang dia pesan.

Sebenarnya, Mu Yuhao juga tidak tahu bagaimana harus memulai pembicaraannya. Ini adalah pertama kali bagi dirinya mengungkapkan perasaannya kepada seorang wanita. Sebelum datang kemari, dia mondar-mandir di depan toko bunga lama sekali, namun dia merasa kalau menggunakan bunga untuk mengungkapkan perasaan itu sudah terlalu umum dilakukan. Selain itu, dia khawatir akan seorang wanita cantik. Setelah bergelut dengan emosinya sekian lama, dia pun akhirnya malah terlambat menemui Jing Wushuang.

Jing Wushuang bisa berkata apa lagi. Dia justru mengangkat gelas dan menyesap kopinya yang hampir dingin. Kopi yang dingin nan pahit itu menyentuh ujung lidahnya dan akhirnya menyatu hingga ke dalam hatinya. Dia meletakkan cangkirnya, lalu menatap sekeliling koridor yang berada di sekitarnya. Sebagian orang berkata, orang yang telah dibuat kecewa dengan cinta dapat merasakan nikmatnya rasa dari secangkir kopi hitam. Ternyata, selama dua tahun ini, dia pun juga telah menyukai rasa ini.

Kemudian, Jing Wushuang kembali meletakkan cangkirnya. Dari kejauhan, dia melihat sesuatu yang terlihat agak buram. Tiba-tiba, di tengah koridor yang sepi, terdengar suara 'Brak… Brak…' dari ujung sepatu kulit yang menghantam lantai. Dia yang merasa penasaran akhirnya melihat ke arah suara itu berasal.

Itu dia! Gumam Jing Wushuang dalam hati sambil mengerutkan bibirnya. Dia belum pernah menemui seseorang yang kehadirannya bisa begitu kuat seperti ini, seolah-olah bahkan langkah kakinya saja bisa mengalihkan semuanya.

"Wushuang, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Hm?" 

Mu Yuhao sukses mengalihkan kembali perhatian Jing Wushuang. Mendengar caranya memanggil wanita itu, dia sendiri juga tidak tahan untuk tidak mengangkat alisnya. Karena rekan kerjanya biasanya memanggilnya dengan panggilan 'Nona Jing' atau 'Kakak Wushuang.'

"Ehm… Kita sudah mengenal satu sama lain cukup lama. Menurutmu aku orang yang bagaimana?" tanya Mu Yuhao. 

Jing Wushuang yang mendengar pertanyaan Mu Yuhao sedikit bingung. Dengan tatapan bingung dia memerhatikan pria itu. Jadi orang kaya ini mengajakku keluar untuk membicarakan dirinya orang seperti apa? Gumamnya dalam hati.

Mu Yuhao sendiri juga merasa dirinya sedang bicara omong kosong, wajahnya pun juga terlihat memerah. Seorang pria dewasa berumur 23 tahun, sudah wajar baginya ketika menghadapi hal yang membuat wajahnya memerah. Tapi menghadapi Jing Wushuang, dia tidak memiliki cara layaknya menghadapi wanita lain. Dia menggigit bibirnya dan kembali bergumam. Lalu, dia menggaruk kepalanya dengan tidak santai dan melanjutkan pembicaraannya, "Sebenarnya aku ingin mengatakan, aku suka…"

Sebenarnya suara Mu Yuhao tidak mengecil, melainkan terdengar suara wanita dari belakangnya yang tiba-tiba memutus pembicaraannya. Jing Wishuang yang perhatiannya sudah terfokus kepadanya akhirnya teralihkan dengan suara dari belakang tubuh pria itu.

"Mengapa? Status sosial dan ekonomi kita telah cocok untuk pernikahan ini. Kita pasangan yang serasi, bahkan sifat kita pun sangat cocok. Lagi pula, aku sangat menyukaimu. Mengapa tidak bisa mencoba untuk bersama?" Suara wanita itu terdengar tidak terkendalikan. Intinya terdengar seperti cintanya yang gagal dan juga terdengar seperti pasangan yang telah putus, namun mencoba untuk menyambung kembali jalin cintanya. Suara keras yang tidak terkendali dari wanita itu cukup membuat para pengunjung kafe yang datang mendengarnya cukup jelas.

Jing Wushuang pun cukup tertarik memerhatikannya. Karena pasangan dari wanita yang emosinya sedang tak terkendali itu adalah pria yang baru saja ditemuinya di toilet. 

"Maaf, sifat kita sangat tidak cocok!" ucap pria itu.

Jing Wushuang yang terlalu serius memerhatikan mereka sampai tidak sempat meniup kopi hitamnya dan hampir saja menyemburkannya keluar. Sifat yang tidak cocok, sungguh alasan yang kuat… Batinnya.

Suara pria itu seperti dirinya yang biasanya, membawa kesan yang dapat membuat orang tidak bisa menolak keberadaannya yang kuat. Suaranya yang berat itu, memikat layaknya sebuah magnet dan jujur, seakan tidak bisa untuk menolaknya. Sedangkan wanita itu seperti bertemu dengan hantu, Matanya terbelalak dan pikirannya tidak jernih. Dia menahan jemari pria itu, "Kamu…"

Perhatian Jing Wushuang yang terlalu berlebihan telah mengusik Mu Yuhao, sehingga pria itu pun langsung menoleh ke arah belakangnya.

Next chapter